kabinetrakyat.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mendorong kolaborasi dari para peneliti untuk saling bertukar pengetahuan dan mendorong solusi untuk mengembangkan bioekonomi melalui berbagi ilmu dan penguasaan teknologi, seperti di bidang bioteknologi, bioengineering dan biodiversitas terapan.

“Karena tanpa kerja sama, tanpa berbagi ilmu mustahil kita bisa mengembangkan bioekonomi, kita bisa menjawab segala tantangan global yang menanti saat ini dan masa depan,” kata Kepala Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN Iman Hidayat dalam International Symposium of Innovative Bioproduction Indonesia on Biotechnology and Bioengineering (ISIBio) ke-9 yang diikuti dalam jaringan di Jakarta, Rabu.

Iman menuturkan banyak tantangan yang dihadapi oleh pemerintah dan masyarakat global, seperti ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, pemanasan global, dan masalah lingkungan.

Menurut dia, semua masalah atau tantangan tersebut hanya dapat diselesaikan dengan penguasaan teknologi dan kolaborasi.

“Melalui simposium ini, saya ingin mengajak anda semua untuk aktif berdiskusi, berbagi ilmu dan penemuan anda dengan peserta lainnya untuk mengisi kesenjangan temuan anda dengan temuan lainnya, sehingga temuan (hasil penelitian) menjadi lengkap,” ujarnya.

Ia mengatakan simposium tersebut diadakan sebagai upaya bersama untuk saling berbagi kompetensi dan pengalaman, sehingga dapat berkolaborasi dan bekerja sama untuk mendapatkan output dan outcome yang dapat menjawab permasalahan yang ada dan yang akan datang.

“Saya berharap kita semua dapat berperan aktif sebagai bagian dari dunia untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik,” ujar Iman.

Ketua Pelaksana ISIBio 2022,Nanik Rahmani mengatakan simposium itu bertujuan untuk mempertemukan pakar ilmuwan, peneliti dan mahasiswa untuk berbagi pengalaman hasil penelitiannya pada semua aspek di bidang bioteknologi, bioengineering dan keanekaragaman hayati.

Dalam simposium tersebut, juga disediakan platform bagi peserta untuk diseminasi dan diskusi inovasi dan perkembangan terbaru, menarik dalam bidang pertanian dan kehutanan, sumber daya hayati dan keanekaragaman hayati, biorefinery dan ekonomi sirkular, nutrasetika dan produk alami, bioteknologi dan bioinformatika, ketahanan lingkungan, dan ilmu medis.

“Tahun ini kami memiliki dua pembicara utama, delapan pembicara undangan dari Jerman, Belanda, Italia, Thailand, Taiwan, Malaysia, dan Indonesia,” tuturnya.

ISIBio-9 diikuti oleh 172 peserta, yang terdiri atas 103 presentasi oral dengan karya ilmiah yang diterbitkan dalam Prosiding AIP, 18 presentasi oral saja, dan 51 peserta.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan