kabinetrakyat.com – Menghadapi anak yang pilih-pilih makanan masih jadi tantangan banyak orangtua di momen Hari Gizi Nasional 2023 ini.

Kebiasaan ini biasanya muncul di usia balita sehingga kecukupan nutrisi anak terganggu.

Alih-alih makan makanan yang kaya manfaat, lebih banyak anak-anak menyukai junk food, fast food atau menu minim gizi lainnya.

“ Pilih-pilih makanan yang normal dapat dimulai sejak usia 2 atau 3 tahun,” kata ahli diet terdaftar di Clevaland Clinic, Jennifer Hyland, RD, CSP, LD.

“Biasanya selama masa bayi, anak-anak adalah pemakan petualang dan mereka mencoba hal-hal baru. Pilih-pilih makanan benar-benar merajalela saat mereka menjadi balita.”

Sering kali, selera makannya berubah drastis dan tidak bisa diprediksi.

Misalnya anak yang menyukai sayur mendadak enggan dan menolak semua jenis sayuran apa pun yang diberikan.

Cara menghadapi anak yang pilih-pilih makanan

Anak yang pilih-pilih makanan memang membuat frustasi namun bukan berarti orangtua membiarkan kebutuhan gizinya tidak tercukupi.

Kita tidak boleh menyerah membujuk anak mencoba makanan yang lebih bervariasi dan kaya nutrisi.

“Penting untuk terus memaparkan anak-anak pada makanan baru dari waktu ke waktu agar mereka mencobanya,” kata Hyland.

Penelitian menunjukkan, dibutuhkan 10-20 percobaan, dan sering kali lebih, bagi seorang anak untuk menyukai makanan tertentu.

Beberapa cara yang bisa dicoba untuk menghadapi anak yang pilih-pilih makanan antara lain:

Jangan memaksakan makanan

Jadikan makan sebagai pengalaman yang menyenangkan untuk anak. Jangan paksa buah hati makan jika mereka tidak lapar atau menuntut anak menghabiskan semua makanannya.

Melakukan hal itu dapat membuat anak menghubungkan makanan dengan kecemasan dan frustrasi.

“Memaksakan makanan dapat menyebabkan anak Anda tidak mempercayai nafsu makannya sendiri dan membuat mereka percaya bahwa mereka tidak dapat mengatur isyarat lapar mereka sendiri,” Hyland memperingatkan.

“Ini bisa sangat membingungkan saat mereka tumbuh. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa memaksa makanan tidak membuat anak kurang pilih-pilih.”

Rutinitas

Pastikan kita menyajikan makanan dan kudapan pada waktu yang sama setiap hari.

Misalnya tiga kali makan besar dan dua kali camilan setiap hari, untuk membiasakan anak dengan rutinitas makan.

Namun jangan berikan camilan tidak sehat karena dapat dapat menurunkan nafsu makannya ketika tiba waktu mengisi perutnya.

Pilihan yang lebih baik seperti irisan apel, salad buah atau puding yang menyegarkan.

“Anak-anak berkembang dengan rutin. Adalah tugas orang tua untuk memilih apa yang disajikan dan kapan disajikan,” kata Hyland.

Mulai dari porsi kecil

Porsi besar makanan baru bisa membuat anak kewalahan.

Jangan langsung memberikan satu porsi makanan yang tidak disukai tapi mulai dengan satu sendok kecil di piring anak.

Mereka mungkin tidak akan langsung memakannya namun lama-kelamaan akan terbiasa sehingga akhirnya penasaran untuk mencoba.

“Mulai dari yang kecil dan Anda selalu dapat menambahkan lebih banyak,” ujar Hayland.

Diskusikan soal makanan

Jangan hanya berfokus pada rasa makanan namun biasakan pula untuk mendiskusikan soal warna, tekstur dan baunya dengan anak.

Orangtua juga perlu sesekali mencoba makanan baru yang lebih beragam dan mempraktikkan apa yang diajarkan kepada anak.

Jangan hanya menasihati anak namun kita tidak memberikan contoh yang baik.

Jadikan makanan sebagai hal menyenangkan

Presentasi yang menarik bisa diterapkan untuk anak pilih-pilih makanan.

Misalnya membuat bento dalam berbagai bentuk yang lucu atau menambahkan saus ke atas brokoli kukus.

Bisa juga menambahkan taburan untuk memperkaya rasa dan visualnya seperti biji chia, keju, dll.

“Terkadang, sesederhana itu,” jelas Hayland.

Anak pilih-pilih makanan bisa jadi karena menu yang disantapnya berbeda dengan orangtua atau saudaranya yang lebih tua.

Cobalah untuk menyajikan menu yang sama, setidaknya satu jenis, dengan anggota keluarga lainnya.

Dengan cara ini, anak tidak merasa dibedakan atau menganggap makanan orang lain lebih menarik.

Ajak anak menyusun menu makanan

Saat berbelanja bahan makanan, minta anak untuk memilih beberapa buah dan sayuran.

Trik ini akan membuat mereka merasa memiliki kendali atas makanannya dan memberikan pengaruh positif untuk mencobanya ketika disajikan.

Kita juga bisa meminta anak membantu memasak, mencuci sayuran tersebut atau menatanya di meja makan.

“Ketika anak-anak melakukan sesuatu sendiri, mereka memiliki lebih banyak kepemilikan dan mungkin bangga untuk mencoba apa yang mereka buat,” jelas Hyland.

“Terkadang ini berhasil dan terkadang tidak, tetapi tetap melibatkan mereka dan pada akhirnya mereka akan mencoba berbagai hal.”

Batasi gangguan

Banyak orangtua menggunakan smartphone atau televisi untuk membujuk anaknya makan.

Cara ini mungkin efektif namun tidak memberikan dampak baik karena malah mengalihkan perhatian anak dari makanannya.

Ajak anak makan bersama dan ajari mereka untuk fokus pada menu yang dinikmati, sembari sesekali mengajaknya bicara.

Jangan larang makanan manis

Orangtua cenderung mengancam anak dengan larangan makan makanan manis seperti permen, es krim, dan jajanan lainnya.

Padahal akan lebih baik jika anak diajari pedoman makan sehat termasuk menetapkan batasan dan sesekali makan makanan manis.

“Ketika Anda membuat larangan makanan, anak-anak dan orang dewasa akan lebih menginginkannya,” kata Hyland.

“Saya menyarankan untuk menyajikan suguhan sesekali dengan makanan, daripada membuat mereka memakan semua makanan mereka untuk mendapat hadiah di akhir.”

Pada beberapa anak yang kurus, orangtua cenderung memberikan makanan apa pun yang diinginkan buah hatinya untuk memastikan mendapatkan asupan kalori yang cukup.

Hanya saja, kebiasaan ini tidak baik untuk pemenuhan gizi anak.

Cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter dan tak patah semangat untuk memperbaiki kebiasaan makan anak yang pilih-pilih.

“Hal terpenting yang dapat dilakukan orangtua dengan anak yang pilih-pilih makanan adalah konsisten dan tidak menyerah,” kata Hyland.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan