kabinetrakyat.com – Hampir setengah dari perusahaan-perusahaan yang disurvei oleh Kamar Dagang Amerika (AmCham) di Taiwan sedang atau akan merevisi rencana keberlangsungan bisnis di tengah ketegangan pulau itu dengan China.

China, yang mengakuiTaiwan sebagai bagian dari wilayahnya, telah meningkatkan latihan militer di Selat Taiwan sejak mantan Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taipei pada Agustus 2022.

Sementara itu, semakin banyak perusahaan AS di Taiwan yang melaporkan terkena dampak dari ketegangan tersebut.

Menurut hasil survei olehAmCham Taiwan pada November 15-Desember 16, 2022 yang dirilis pada Selasa (7/2), 33 persen responden mengatakan aktivitas mereka banyak terganggu oleh ketegangan yang meningkat.

Persentase itu meningkat dari angka 17 persen dalam hasil survei cepat AmCham pada Agustus lalu, tepat setelah China mulai menggelar latihan militernya.

Menurut survei itu, kecemasan tentang peningkatan aktivitas militer atau ketegangan pada Agustus-Desember masih datar, tetapi sekarang 47 persen perusahaan mengatakan telah atau akan merevisi rencana keberlangsungan bisnis mereka untuk merespons iklim geopolitik baru-baru ini.

“Kita sadar bahwa perusahaan sedang memulai atau memperbarui rencana mereka, rencana kontingensi operasional. Kami tahu ini sedang dilakukan,” kata Kepala AmCham Taiwan Andrew Wylegala kepada wartawan.

Menurut AmCham Taiwan, 214 dari 437 anggotanya yang menanggapi survei itu pada Desember, sepertiga perusahaan AS di Taiwan mengatakan aktivitas bisnis mereka terganggu oleh kekhawatiran yang meningkat atau perubahan kebijakan dari kantor pusat global mereka.

Kekhawatiran itu meliputi kecemasan soal pengiriman, asuransi, biaya keuangan dan staf.

Ketidakpastian politik adalah faktor terbesar yang membuat anggota AmCham ragu untuk melakukan investasi lebih jauh di Taiwan.

Lebih dari separuh responden survei itu mengatakan hubungan lintas selat harus menjadi prioritas utama pemerintah dalam tiga tahun mendatang.

AmCham telah mengusulkan agenda ambisius untuk mempercepat kerja sama ekonomi dengan Taiwan lewat kerangka pembicaraan perdagangan Taiwan-AS yang baru.

Pembicaraan itu nantinya menjadi perjanjian perdagangan bilateral, meskipun AmChamberharap akan ada perkembangan yang lebih cepat.

“Komunikasi dua arah sedang berlangsung antara AS dan Taiwan, belum ada satu pun (yang disepakati) sejak setengah tahun yang lalu,” kata Wylegala.

Ada harapan bahwa semuanya akan berjalan lebih cepat, katanya.

Sumber: Reuters

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan