kabinetrakyat.com – Sebagai upaya menyukseskan komitmen pemerintah untuk melawan demam berdarah dengan target mencapai nol kematian akibat demam berdarah (Zero Dengue Death) pada tahun 2030, masyarakat bisa mencegahnya dengan melakukan vaksinasi hingga 3M (Menguras, Menutup, Mengubur).

“Kan kita tahu ada upaya pencegahannya ya. Ada vaksinnya. Dengue itu ada vaksinnya. Vaksinasi itu juga salah satu upaya yang bisa diintegrasikan dengan upaya-upaya pembersihan sarang nyamuk, jentik, edukasi dan vaksin,” jelas Ketua Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) sekaligus spesialis anak dan konsultan penyakit infeksi dan tropis anak Prof. Dr. dr. Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.TropPaed saat dijumpai di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin.

Menurut Hinky, kesadaran masyarakat juga sangat diperlukan untuk menurunkan kasus demam berdarah. Hinky juga menegaskan bahwa pada dasarnya nyamuk berkembang biak di air jernih yang tergenang, tidak terkena sinar matahari dan tidak berhubungan dengan tanah. Hal inilah yang masih salah dipahami oleh sebagian besar masyarakat.

“Kesadaran masyarakat juga penting ya. Karena di Jakarta ini sampai hari ini masih ada kasus DBD. Karena orang Jakarta senang melihara nyamuk. Ada air jernih tergenang. Dia hidupnya itu di air jernih yang tergenang, tidak kena sinar matahari, tidak berhubungan dengan tanah. Bukan air comberan,” terangnya.

“Jadi kalau fogging di tengah jalan mah percuma. Jadi kadang kita melakukan tindakan yang kurang tepat sehingga sayang. Jadi kita harus mencari informasi yang sebenar-benarnya supaya bisa dapat melakukan pencegahan yang sebaik-baiknya,” imbuhnya.

Selain itu, Hinky pun mengungkapkan satu upaya yang cukup berhasil untuk menurunkan angka kasus demam berdarah yakni dengan nyamuk berwolbachia yang dilakukan oleh tim Riset World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta.

WMP memanfaatkan bakteri Wolbachia, hasilnya nyamuk berwolbachia berhasil mengurangi 74 persen kasus DBD di wilayah tersebut.

“Ada juga teman-teman dari Jogja membuat nyamuk predator. Ada nyamuk yang kalau si virus itu masuk, nggak bisa berkembang biak. Karena nyamuk itu mempengaruhi nyamuk aedes sehingga tidak nyaman bagi virus. Namanya nyamuk berwolbachia,” ujarnya.

“Itu juga diakui di dunia, mengubah populasi nyamuk di daerah tertentu itu juga upaya yang efektif dalam mengurangi insiden sehingga mengurangi angka kematian,” menurut Prof. Hinky.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan