kabinetrakyat.com – PT Adaro Energy Tbk (ADRO) menyatakan pihaknya akan fokus mengembangkan energi baru dan terbarukan (EBT) dalam beberapa tahun mendatang.

“Antara 10 hingga 20 tahun yang akan datang kita akan menuju Adaro green energy, kita masuk besar-besaran di hydro(air), wind (angin), solar (surya) dan lainnya,” kata Presiden Direktur Adaro Energy Garibaldi Thohir dalam Saratoga Investment Summit 2023 di Jakarta, Kamis.

Dia mengatakan langkah ini sebagai upaya mendukung transisi ke energi terbarukan sekaligus hilirisasi industri, sesuai dengan tujuan Pemerintah Indonesia.

“Hilirisasi akan membawa kita menjadi sustainable dan tentunya akan menjadi negara yang leading,” kata pria yang akrab disapa Boy Thohir tersebut.

Dia mencontohkan salah satu program hilirisasi industri dari bahan baku nikel ke produk stainless steel telah berhasil menghasilkan devisa mencapai kisaran 30 hingga 32 miliar dolar AS pada 2022.

Dalam kesempatan ini, dia menyebut Adaro Group melalui PT Adaro Minerals Energy Tbk (ADMR) akan berinvestasi senilai 1,35 miliar dolar AS dalam proyek smelter aluminium di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara, yang ditargetkan akan beroperasi pada awal 2025.

“Ini akan menjadi satu proyek terbesar di Indonesia selama dekade ini. So far kita sudah ada komitmen dan kita mulai kerja di lapangan, sehingga dapat berdampak besar terhadap makro ekonomi Indonesia” kata Boy Thohir.

Melalui smelter tersebut, produksi alumunium ditargetkan mencapai 1,5 juta ton per tahun, yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk kendaraan listrik, pembangkit listrik tenaga angin (PLTA), hingga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) .

Emiten tambang batu bara ini membukukan laba bersih 1,90 miliar dolar AS pada kuartal III-2022 atau melonjak 352,21 persen year on year dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 420,90 juta dolar AS.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan