kabinetrakyat.com – PT Hutama Karya (Persero) membidik beberapa proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN) yaitu pembangunan Istana Wakil Presiden danrusun Aparatur Sipil Negara (ASN).

“Kami terus melakukan koordinasi aktif dengan beberapa konsultan perencana serta berkomunikasi dengan kementerian PUPR tentang paket-paket yang disediakan pada tahun 2023,” ujar Direktur Operasi II Hutama Karya Gunadi dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.

Selain proyek IKN, Hutama Karya juga membidik proyek-proyek lainnya seperti universitas, gedung perkantoran dan lainnya.

“Kami sudah membidik dan mempersiapkan tender-tender proyek seperti beberapa rumah sakit, universitas, gedung perkantoran hingga stadion olahraga,” kata Gunadi.

Pada 2023, Hutama Karya menargetkan beberapa kontrak baru senilai Rp3,62 triliun dengan jumlah 10 non KSO dan 4 proyek KSO.

PT Hutama Karya pada tahun ini optimistis merampungkan sejumlah proyek gedung sesuai target. Hingga akhir 2023 ini, terdapat 6 proyek gedung konstruksi yang akan diselesaikan perusahaan yakni proyek pembangunan Gedung Universitas Malikussaleh di Lhokseumawe, Universitas Pendidikan Indonesia di Bandung, Geodiversitas LIPI di Kebumen, RS Ibu & Anak Sanglah II di Bali, RS Ibu dan Anak Sardjito Yogyakarta hingga Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Toba di Sumatera Utara

Gunadi mengatakan bahwa sebagian besar dari proyek- proyek tersebut rencananya akan selesai pada Semester II 2023.“Target kami bukan hanya selesai tepat waktu saja, namun juga memberikan hasil dengan kualitas yang terbaik,” ujarnya.

Dia menambahkan bahwa dari sekian proyek tersebut, salah satu yang memiliki progres paling signifikan saat ini adalah proyek gedung kampus Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe – Aceh.

Proyek yang dimulai sejak Agustus 2021 ini sudah memiliki progres 40 persen yang saat ini sedang dilakukan pengerjaan struktur baja rangka atap dan finishing arsitek, dengan lingkup pekerjaan meliputi arsitektur, mekanikal, engineering, plumbing, serta site development. Proyek ini ditargetkan rampung pada Agustus 2023.

Sementara itu, proyek lain yang memiliki tingkat kerumitan cukup tinggi adalah Proyek Tower Menara Telekomunikasi Turyapada di Kabupaten Buleleng, Bali. Hal ini dikarenakan struktur lapisan tanah yang berbatu sehingga butuh perhatian khusus saat proses pekerjaan galian tanah.

Melihat karakteristik proyek cukup beragam dengan masing-masing tingkat kerumitannya, Hutama Karya mengimplementasikan sejumlah strategi untuk percepatan penyelesaiannya.

“Kami sudah mempersiapkan sejumlah strategi untuk percepatan konstruksinya seperti pemanfaatan teknologi Building Information Modelling, penguatan sinergisitas dengan masyarakat sekitar, tokoh-tokoh masyarakat dan tenaga kerja lokal,” kata Gunadi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan