kabinetrakyat.comJakarta, CNBC Indonesia – Indonesia diperkirakan membutuhkan 9 juta ahli Teknologi Informasi pada 2030. Dengan jumlah populasi yang dimiliki Indonesia, maka menjadi kewajiban semua pihak untuk membuat potensi SDM untuk menjadi talenta berkualitas tinggi di masa depan.

Pengamat Pendidikan, Andreas Tambah mengatakan ada beberapa hal yang dapat membuat Indonesia bisa mencapai kebutuhan potensi SDM berkualitas. Yang pertama yakni kurikulum pendidikan yang harus berubah mengadopsi ke negara-negara industri seperti Amerika Serikat.

Kedua, kebijakan politik pemerintah harus sangat mengupayakan adanya pendidikan yang berkualitas. Ketiga, peran serta masyarakat harus ditunjukkan dengan sebuah kebijakan dari pemerintah untuk selalu mengedukasi masyarakat pentingnya pendidikan di masa depan.

“Karena ke depan bukan sekedar selembar kertas ijazah, tetapi skill yang harus betul-betul dikuasai, karena kita akan bersaing dengan berbagai negara, kita akan bersaing bukan hanya dengan manusia tetapi dengan mesin/robot. Untuk bisa mengatasi seperti itu maka generasi kita harus menguasai skill di bidang tersebut,” ujar Andreas kepada CNBC Indonesia Rabu (31/8/2022).

Untuk mendukung upaya tersebut, Sampoerna University hadir sebagai Institusi yang mengadopsi kurikulum dan mengambil elemen terbaik dari dua negara, yakni Indonesia dan Amerika Serikat.

President of Sampoerna University, Marshall Schott mengatakan adopsi sistem ini sangat cocok untuk mempersiapkan para tenaga kerja abad 21, tak terkecuali SDM dari Indonesia. Sampoerna University dibangun dengan konsep di mana mahasiswa dapat menuntut ilmu berbasis kurikulum kelas dunia serta berkesempatan mengembangkan keterampilan lainnya yang relevan bagi masa depan, seperti komunikasi dan berfikir inovatif.

“Ketika kami mendirikan universitas ini pada tahun 2013, itulah yang menjadi pemikiran kami,. Semuanya adalah tentang fleksibilitas dan pilihan. Kami bekerja dengan para pemimpin pendidikan Indonesia dan Amerika.Kami mengadopsi kurikulum dan mengambil elemen terbaik dari kedua negara, baik Indonesia maupun AS,” terangnya.

Selain itu, Sampoerna University memiliki metodologi pengajaran yang selalu diupdate dan disesuaikan dengan kebutuhan industri masa kini, sehingga pada akhirnya mahasiswa memiliki keterampilan yang diinginkan oleh para pengusaha/penerima kerja. Tercatat, 94% mahasiswa lulusan Sampoerna University mendapatkan pekerjaan hanya dalam waktu tiga bulan setelah kelulusan.

Bahkan selama pandemi, Schott mengatakan mahasiswanya masih memiliki tingkat penerimaan tenaga kerja yang tinggi.

“Kami memahami bahwa lulusan kami harus memiliki keterampilan kritis dan kredensial yang kuat untuk menjadi kompetitif dan pemimpin dalam membuat perubahan,” tambah Scott.

Universitas ini juga menyediakan kredensial melalui kemitraan dengan University of Arizona yang merupakan salah satu institusi penelitian terbaik di dunia demi mempersiapkan tenaga kerja yang kompetitif secara global.

“Melalui program ini siswa Indonesia dapat menyandang gelar AS dan Indonesia. Sehingga, ketika para mahasiswa lulus dari program kami, mereka akan mendapat gelar Sarjana dari Sampoerna University dan Bachelor dari University of Arizona. Kredensial mereka diakui secara global, Jadi program ini sangat penting terkait dengan proposi nilai atau investasi pendidikan,” terang Schott.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan