Krisis Air Bersih di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat Warga Terpaksa Mengandalkan Sungai

Kabupaten Cianjur, terletak di Jawa Barat, memiliki masalah serius terkait pasokan air bersih. Warga di sini menghadapi krisis air bersih yang mengharuskan mereka menggunakan sungai sebagai sumber air utama untuk berbagai kebutuhan sehari-hari, termasuk mandi, mencuci, dan penggunaan kakus (MCK). Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi perjuangan warga, penyebab krisis air, dan harapan mereka untuk solusi.

. Warga Cianjur Mengandalkan Sungai

Warga Kecamatan Cibeber, Cianjur, bahkan terpaksa mencuci beras dengan air sungai yang kondisinya keruh karena sumur di rumah sudah mengering dampak kemarau panjang. Heni (63), seorang warga Kampung Leuwinanggung, Desa Sukamanah, Cibeber, menjelaskan, “Kalau untuk cuci beras ya pastinya saya bilas lagi di rumah pakai air galon, tapi untuk pakaian ya pakai air (sungai) ini saja.” Ini menggambarkan betapa sulitnya akses air bersih bagi mereka.

. Aktivitas Harian di Sungai

Selama hampir dua bulan terakhir, Heni bersama warga lainnya melakukan aktivitas MCK di sungai karena tidak ada lagi sumber air yang tersedia. Sungai Cikondang di bawah jembatan Leuwinanggung memiliki debit air yang surut sehingga warga bisa melakukan berbagai aktivitas di antara bebatuan. Mereka datang ke sungai sehabis subuh untuk mandi dan mencuci, serta mengambil air untuk kebutuhan malam hari di rumah.

. Dampak Musim Kemarau

Kondisi seperti ini terjadi hampir setiap tahun saat musim kemarau. Warga sudah terbiasa dengan situasi ini, meskipun ini bukan kondisi yang ideal. Imas (45), warga lain, menambahkan, “Mungkin karena warga di sini sudah terbiasa ya, jadi gak merasakan apa-apa.” Namun, meskipun mereka sudah terbiasa, kebutuhan akan air bersih tetap menjadi masalah yang harus diatasi.

. Harapan kepada Pemerintah

Imas berharap ada perhatian dari pemerintah terkait pasokan air bersih. Dia mengungkapkan, “Selama ini kan warga beli air galon untuk minum dan masak, Tapi itu paling tiga hari sudah habis lagi. Kalau punya uang bisa beli lagi, tapi kalau lagi tidak ada, ya terpaksai pakai air ini saja.” Dengan kata lain, warga merasa terjebak dengan opsi terbatas ini.

. Tindakan Pemerintah

Camat Cibeber, Indra Sunggara, menyatakan bahwa ada lima desa di wilayahnya yang mengalami kekeringan dan krisis air bersih. Dia telah berkoordinasi dengan perangkat desa untuk mencari solusi pemenuhan air bersih bagi warga. “Tengah kita koordinasikan untuk mencari sumber air baru supaya masyarakat bisa terpenuhi kebutuhan air bersihnya, termasuk kita juga sedang berkordinasi dengan pihak BPBD dan PDAM kaitan permohonan bantuan dropping air bersih,” ujar Indra. Pemerintah setempat berusaha keras untuk mengatasi masalah ini.

. Dampak Kemarau Panjang

Kekeringan dan ancaman krisis air bersih saat ini adalah dampak dari kemarau panjang. Fenomena El Nino juga berdampak pada situasi ini. Upaya telah dilakukan, termasuk menggelar salat Istisqa sebagai bentuk doa agar hujan segera turun. Semoga langkah-langkah ini membawa hasil positif bagi warga Cianjur.

Kesimpulan Krisis air bersih yang dihadapi warga Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, adalah masalah yang serius dan memerlukan perhatian serius. Warga yang terpaksa mengandalkan sungai sebagai sumber air sehari-hari merupakan contoh nyata dampak kemarau panjang. Meskipun mereka terbiasa dengan situasi ini, solusi jangka panjang yang melibatkan pemerintah sangat diperlukan.

Baca juga