Krisis Besar 8 Bulan Lagi, Ini Investasi yang Diramal Cuan

kabinetrakyat.comJakarta, CNBC Indonesia – Krisis besar akan datang delapan bulan lagi. Memasuki paruh kedua 2022 banyak ekspektasi pasar yang berubah dari pandangan awal tahun. Pilihan investasi yang tepat di tengah berbagai tantangan dan ketidakpastian perlu menjadi perhatian agar dinamika ekonomi global tidak membuat keuangan surut.

Tantangan tahun depan, dunia akan dihadapkan pada suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yang diperkirakan tetap agresif, dan dapat mencapai 3,4% pada akhir tahun.

Meskipun demikian, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan kemungkinan resesi yang menimpa Indonesia terbilang kecil. Bahkan, Indonesia termasuk negara yang ekonominya masih bisa melakukan ekspansi.

“Negara-negara yang masih bisa ekspansi, termasuk Indonesia. Probabilitas resesi Indonesia bersama India persentasenya masih rendah,” papar Airlangga dalam Mid Year Economic Outlook Bisnis Indonesia, Selasa (2/8/2022).

Namun, masyarakat juga patut untuk tetap berhati-hati dan pintar-pintar dalam memilih instrumen investasinya di antara sederet produk yang tersedia. Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Dimas Ardhinugraha menyampaikan, ada beberapa tips investasi di tengah kondisi resesi seperti sekarang ini.

“Di tengah kondisi pasar yang sangat dinamis penting sekali bagi investor untuk memiliki portofolio yang terdiversifikasi untuk meminimalisir risiko dan volatilitas. Tinjau kembali profil risiko dan aset alokasi portofolio anda,” ujar Dimas dalam keterangannya, dikutip Selasa (2/8/2022).

Lebih lanjut Dimas mengatakan, pastikan untuk memiliki bauran instrumen investasi yang memiliki unsur long-term growth serta instrumen dengan profil risiko yang konservatif untuk menjaga tingkat volatilitas portofolio.

“Di reksa dana, terdapat pilihan yang tersedia bagi investor untuk menyesuaikan dengan profil risiko masing-masing. Terdapat reksa dana saham yang memberikan unsur pertumbuhan jangka panjang, serta reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang yang dapat memberikan unsur stabilitas bagi portofolio Anda,” tambahnya.

Sementara itu, Dimas menjelaskan ada beberapa instrumen lain yang dapat dipergunakan, salah satunya saham. Ia menjelaskan, ekspektasi terhadap pemulihan ekonomi domestik menjadi katalis positif bagi pasar saham Indonesia.

“Hal tersebut dikarenakan kondisi ekonomi yang lebih baik akan mendorong perbaikan kinerja keuangan emiten Indonesia, terutama setelah 2 tahun kondisi pandemi yang menekan kinerjanya itu,” ujar Dimas.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan