kabinetrakyat.com – Seolah sudah jadi pakem, curriculum vitae (CV) atau daftar riwayat hidup menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin melamar pekerjaan. Bahkan, beberapa perusahaan saat ini, hanya membutuhkan CV dan mengesampingkan dokumen lain ketika membuka lowongan kerja.

CV merupakan ringkasan gambaran diri yang dimiliki pelamar kerja. Dari CV pula, perusahaan bisa melihat kompetensi dan pencapaian yang dimiliki serta bisa mendapatkan kesan pertama dari calon karyawannya.

Secara umum, ada dua jenis CV yang sering digunakan pelamar kerja, yaitu CV Bahasa Indonesia dan CV Bahasa Inggris . Banyak pula pelamar yang biasanya menyiapkan CV dalam dua versi bahasa tersebut.

Meski tak serupa dalam bahasa, sebenarnya tidak ada perbedaan terlalu besar pada cara dan informasi yang diberikan di CV yang menarik, baik dalam Bahasa Indonesia maupun versi Inggris.

Banyak anggapan, kalau CV berbahasa Inggris memiliki poin plus dan lebih dipertimbangkan perusahaan. Benarkah demikian?

Pakar Career Development, Audi Lumbantoruan, mengakui memang banyak perusahaan yang melihat nilai lebih pada CV yang disajikan dalam Bahasa Inggris.

“Kalau melihat dari semangatnya, menjual diri, membuat CV untuk menjual kemampuan, banyak perusahaan lebih menyukai CV Bahasa Inggris. Ini jadi seperti representatif bagi pelamar kerja,” jelas Audi kepada Kompas.com.

Kendati demikian, bukan berarti CV yang menggunakan Bahasa Indonesia tidak lebih menjual ketimbang versi CV Bahasa Inggris. Hal itu tak lepas dari bagaimana pelamar kerja menyajikan CV yang dibuatnya.

“Bukan berarti CV Bahasa Indonesia tidak lebih baik, boleh-boleh saja. Tapi balik lagi isi yang ada di CV itu sendiri,” terangnya.

Audi yang juga menjabat Head of People and Organization Capability Development Division Siloam Hospital ini berujar, baik Bahasa Indonesia maupun Inggris, ada beberapa hal yang perlu ditekankan dalam pembuatan CV.

Sebagai personifikasi diri, CV adalah self branding yang memasarkan keahlian dan pencapaian yang bisa dijual pelamar kerja kepada perusahaan. Sehingga, CV perlu ditulis dalam bahasa yang efektif dan tak bertele-tele.

“Ketika mau lamar kerja, buat CV jangan terlalu banyak menjual diri. Misalnya fokus saja pada konteks pendidikan terakhir, pengalaman, jual apa saja keberhasilan yang sudah dilakukan selama ini, dan informasi penting lainnya. Catatan lagi, CV kalau bisa tak boleh lebih dari tiga halaman,” ungkap Audi.

Saat ini, selain dibuat sendiri, banyak aplikasi online untuk membuat CV yang menarik. Alternatif lain membuat CV yang bagus, pencari kerja bisa meniru CV kenalan atau orang lain yang sudah lebih dulu diterima bekerja di perusahaan yang tingkat persaingannya relatif tinggi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan