Table of contents: [Hide] [Show]

kabinetrakyat.com – Disfungsi ereksi atau lemah syahwat ditandai dengan kesulitan penis untuk meraih ereksi dan memertahankannya.

Berdasarkan sebuah studi pada 2018, penyakit ini memengaruhi sekitar sepertiga pria di dunia.

Lemah syahwat lebih sering ditemui pada pria dengan kondisi berikut:

  • Berusia lanjut
  • Memiliki masalah kesehatan seperti diabetes atau tekanan darah tinggi
  • Mengalami cedera pada sumsum tulang belakang, penis, atau panggul
  • Mengonsumsi obat antidepresan atau obat tekanan darah
  • Mengalami kecemasan atau stres
  • Kelebihan berat badan
  • Merokok

Berbagai metode pengobatan untuk disfungsi ereksi dilihat berdasarkan penyebabnya.

Pengobatan itu mencakup pemberian obat resep, perangkat vakum, hingga pembedahan atau operasi.

Namun, mengubah gaya hidup dan perawatan alami juga dapat membantu mengatasi lemah syahwat .

Pengobatan alami untuk lemah syahwat

Ada sembilan pengobatan alami untuk lemah syahwat. Meski demikian, bicarakan lebih dulu dengan dokter sebelum mencoba pengobatan ini.

1. Diet

Mengonsumsi makanan seimbang dapat membantu menjaga fungsi seksual dan mengurangi risiko lemah syahwat.

Studi di tahun 2020 menemukan, pria yang mengikuti diet Mediterania atau diet indeks makan sehat alternatif 2010 berisiko lebih rendah terkena disfungsi ereksi.

Secara spesifik, mereka mengonsumsi lebih sedikit daging merah atau olahan. Sebagai gantinya, peserta lebih banyak makan buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan ikan.

Studi pada 2017 juga menyimpulkan, makan lebih banyak buah, sayuran, dan flavonoid –senyawa yang ditemukan dalam kopi dan makanan lain– menurunkan risiko lemah syahwat pada pria berusia 18-40 tahun.

2. Berolahraga

Menurut studi, aktivitas fisik dapat membantu menjaga ereksi dan memperbaiki lemah syahwat.

Berolahraga bisa menjadi cara yang efektif bagi mereka yang berisiko mengalami disfungsi ereksi akibat obesitas, tidak aktif, atau terkena penyakit kardiovaskular.

Berdasarkan studi di tahun 2018, ditemukan latihan aerobik intensitas sedang hingga tinggi 40 menit sehari, empat kali seminggu selama enam bulan membantu mengurangi disfungsi ereksi.

Latihan yang dianjurkan meliputi:

  • Berlari
  • Jalan cepat
  • Bersepeda
  • Berenang

Aktivitas fisik membantu meningkatkan kesehatan pembuluh darah, menurunkan stres, dan meningkatkan kadar testosteron, yang semuanya dapat membantu mengelola lemah syahwat.

3. Tidur teratur

Tidur secara teratur juga dapat memperbaiki kondisi lemah syahwat.

Sebuah studi tahun 2017 menemukan, pria yang bekerja shift malam yang melaporkan kualitas tidur lebih buruk berisiko lebih tinggi mengalami disfungsi ereksi.

Studi lain di tahun 2019 juga menunjukkan, orang dengan gangguan tidur berisiko lebih besar terkena penyakit tersebut.

Kurang tidur dapat menurunkan kadar testosteron, yang dapat menyebabkan disfungsi ereksi. Sedangkan, kurang tidur berkelanjutan dikaitkan dengan diabetes dan tekanan darah tinggi.

4. Menurunkan berat badan

Menurut studi dari tahun 2020, lemah syahwat secara signifikan lebih sering terjadi pada pria dengan obesitas, kelebihan berat badan, atau lingkar pinggang yang lebih besar.

Studi kecil tahun 2014 membuktikan, operasi bypass lambung memperbaiki kesehatan pembuluh darah dan disfungsi ereksi pada pria obesitas.

Juga, studi tahun 2017 menemukan peserta mengalami perbaikan dalam kondisi lemah syahwat setelah menjalani operasi penurunan berat badan atau operasi bariatrik.

5. Psikoterapi

Dalam beberapa kasus, lemah syahwat terjadi akibat kombinasi masalah fisik dan psikologis yang menyangkut ketakutan akan kegagalan, keyakinan agama, hingga trauma seksual.

Lemah syahwat bisa memicu masalah kesehatan mental seperti stres emosional dan harga diri yang rendah. Kedua hal ini dapat memperparah disfungsi ereksi.

Ada beberapa terapi yang bisa membantu mengatasi masalah tersebut.

Berdasarkan penelitian dari tahun 2021, intervensi psikologis seperti terapi perilaku kognitif sangat efektif jika dikombinasikan dengan mengonsumsi obat disfungsi ereksi.

Ada pula studi kecil di tahun 2018 yang melibatkan terapi perhatian (mindfulness) selama empat minggu. Hasilnya, jenis terapi ini bisa membantu memperbaiki lemah syahwat dan kepuasan seksual.

Namun, studi lebih lanjut diperlukan untuk menentukan jenis psikoterapi mana yang paling efektif mengobati lemah syahwat .

6. Terapi seks atau konseling pasangan

Sekitar 10-25 persen pria lemah syahwat tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.

Kondisi yang disebut disfungsi ereksi nonorganik ini mungkin disebabkan oleh gangguan mental seperti depresi atau kecemasan saat berhubungan seks.

Sebuah studi pada 2020 menemukan, terapi seks perilaku kognitif dan pengobatan masing-masing efektif mengurangi risiko disfungsi ereksi nonorganik dan menurunkan kecemasan pada peserta.

Atau, kita juga dapat mengikuti konseling bersama pasangan untuk mengetahui kondisi yang dialami dan menemukan solusinya.

American Urological Association merekomendasikan untuk berbicara dengan ahli kesehatan mental bersama pasangan.

7. Menurunkan stres

Stres dan kecemasan sering dikaitkan dengan lemah syahwat.

Studi 2019 menemukan, stres adalah salah satu prediktor utama disfungsi ereksi, di samping kecemasan dan depresi.

Dalam studi itu disebutkan, stres kronis dapat memengaruhi testosteron atau menyebabkan kurang tidur. Dua kondisi ini bisa memicu lemah syahwat.

Meski demikian, studi lain di tahun 2020 tidak menemukan hubungan antara stres dan lemah syahwat.

Adapun studi kecil di tahun 2014 yang menunjukkan, program manajemen stres selama delapan minggu disertai pengobatan terbukti efektif memperbaiki lemah syahwat, dibandingkan hanya menjalani penogobatan saja.

8. Mengurangi asupan alkohol

Mengonsumsi alkohol dalam jumlah sedang (kurang dari 21 gelas per minggu) dikaitkan dengan penurunan risiko lemah syahwat, menurut studi di tahun 2018.

Dalam studi lain di tahun yang sama, ditemukan disfungsi seksual –khususnya disfungsi ereksi– umum terjadi pada individu dengan sindrom ketergantungan alkohol.

Bukan hanya itu. Studi dari tahun 2020 juga mengidentifikasi alkohol sebagai faktor risiko lemah syahwat.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan agar pria mengonsumsi alkohol dua gelas atau lebih sedikit per hari.

9. Berhenti merokok

Merokok dapat merusak pembuluh darah dan mencegah darah dalam jumlah memadai mencapai penis untuk ereksi.

Merokok juga mengurangi ketersediaan oksida nitrat dalam tubuh, yang diperlukan untuk memicu relaksasi otot dan meningkatkan aliran darah yang berperan dalam ereksi.

Menurut studi di tahun 2015, kebiasaan merokok dikaitkan dengan peningkatan risiko lemah syahwat dan lemah syahwat yang parah.

Studi tersebut menyimpulkan, berhenti merokok –terutama bagi pria di bawah usia 50 tahun, dapat membantu memperbaiki kondisi ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link , kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan