Nabung Uang Sekolah Pakai Asuransi Pendidikan, Yakin Bisa?

kabinetrakyat.com – Selain asuransi kesehatan maupun jiwa, Anda mungkin pernah ditawari produk bernama asuransi pendidikan. Apakah asuransi ini benar-benar bisa membantu Anda mengumpulkan dana pendidikan anak atau malah bikin Anda rugi?

Kenaikan biaya pendidikan di Indonesia memang sangat nyata. Di awal 2020, salah satu perusahaan asuransi di Indonesia bahkan menyebut bahwa inflasi biaya pendidikan di Indonesia bisa mencapai 20% per tahun, sementara untuk perguruan tinggi bisa sampai 40%.

Bersamaan dengan munculnya informasi ini, beredar pula artikel di internet yang membahas seputar asuransi pendidikan versus tabungan pendidikan.

Seringkali pula ditemukan kalimat yang menyarankan bahwa produk ini tepat dibeli jika Anda ingin menabung dana pendidikan dalam jangka panjang, sebut saja 10 hingga 15 tahun.

Apakah benar, dengan membeli asuransi pendidikan, Anda “pasti” bisa menjawab masalah ini? Berikut adalah hal yang harus Anda ketahui seputar asuransi pendidikan.

Sejatinya, asuransi pendidikan adalah asuransi jiwa yang diberikan manfaat tambahan berupa dana tabungan atau investasi.

Selama Anda akan membayar iuran (premi) secara rutin, perusahaan asuransi akan memberikan uang santunan ke keluarga jika pencari nafkahnya mengalami cacat tetap total atau meninggal dunia.

Selain itu, ada beberapa asuransi pendidikan yang juga dilengkapi dengan manfaat pertanggungan biaya berobat untuk rawat inap serta penyakit kritis bagi si pencari nafkah.

Dengan memiliki asuransi ini, diharapkan keluarga tidak akan mengalami kesulitan untuk membayar sekolah anak di masa depan jika ada musibah datang.

Ya benar, produk yang satu ini menawarkan fitur pencairan sebagian uang pertanggungan (santunan) sesuai yang dijanjikan di awal. Misalnya 15% dari total santunan yang diberikan di tahun ke 10, dan keputusan itu tidak bisa diubah.

Mengingat asuransi ini dilengkapi fitur tabungan Anda melakukan pembayaran iuran atau premi, manfaat itu akan dibagi ke dalam dua tempat yaitu proteksi asuransi serta tabungan atau investasi, dana hasil tabungan dan investasi itulah juga bisa digunakan untuk membantu Anda membayar dana pendidikan anak di jangka panjang.

Seringkali Anda menemukan promo-promo dalam asuransi pendidikan seperti loyalty bonus, total manfaat yang melebihi 100% dari target dana pendidikan, santunan sebesar dua kali lipat ketika meninggal dunia, dan lain sebagainya.

Pemanis-pemanis seperti ini tentu membuat calon nasabah tergiur untuk membeli lantaran khawatir dengan kenaikan biaya pendidikan yang tinggi.

Namun ketahuilah bahwa keberhasilan asuransi ini dalam membantu keluarga Anda, akan bergantung dengan perhitungan Anda sendiri terkait biaya pendidikan anak Anda.

Bisa saja, uang pertanggungan yang cair saat Anda meninggal dunia tidak mampu menutupi biaya pendidikan anak jenjang menengah hingga tinggi, lantaran biaya pendidikan sudah mengalami kenaikan.

Atau mungkin saja, pencairan di tahun ke 10 atau 15 berada di luar ekspektasi Anda dan tidak cukup untuk membayar biaya sekolah.

Sebagai pencari nafkah, Anda tetap harus menyisihkan uang baik itu ke tabungan biasa, deposito, surat berharga negara, reksa dana, atau saham untuk mengumpulkan dana pendidikan anak nantinya.

Sejatinya, berasuransi tidaklah sama dengan menabung. Asuransi pendidikan memang dilengkapi dengan fitur tabungan atau investasi, namun tujuan besar berasuransi bukan untuk mengumpulkan dana pendidikan anak, melainkan untuk menghadapi musibah yang muncul saat Anda berjuang mengumpulkan dana pendidikan anak.

Itu sebabnya, penting sekali untuk membuat proyeksi seputar kebutuhan dana pendidikan sang anak dalam jangka pendek maupun panjang.

Tanpa memiliki tabungan atau investasi, besar kemungkinan Anda akan mengandalkan pembiayaan atau utang demi memenuhi kebutuhan wajib ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan