kabinetrakyat.com – Direktur Pemasaran Korporat PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan mengatakan dengan meningkatnya kebutuhan Avtur, terutama di bandara-bandara besar di Indonesia, menuntut pihaknya untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas layanan, salah satunya melalui digitalisasi proses refuelling (pengisian ulang bahan bakar).

“Sebelumnya refuelling ini dilakukan secara manual, mulai dari pencatatan, penjadwalan, dan verifikasi volume pengisian Avtur, jadi memungkinkan adanya potensi human error. Dengan adanya digitalisasi, harapannya ada integrasi data dalam setiap proses refuelling,” jelas Riva melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Kamis.

Untuk itu, lanjutnya, Pertamina Patra Niaga saat ini resmi mengoperasikan dan memperbanyak Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) yang mengimplementasikan sistem digitalisasi DGO (Digital Ground Operation) dan PADMA (Pertamina Aviation Fuel Delivery Management ) guna mendukung proses pengisian ulang.

Sistem DGO akan mulai diimplementasikan di 3 DPPUyakni Hasanuddin Makassar, Ngurah Rai Bali, dan Juanda Surabaya. Sedangkan untuk PADMA akan mulai digunakan di 5 DPPU, yakni Halim Perdanakusuma Jakarta, Kualanamu Medan, Hang Nadim Batam, Supadio Pontianak, dan Minangkabau Padang.

“Implementasi DGO dan PADMA pada bandara-bandara ini bertujuan untuk memaksimalkan layanan pengisian refuelling pada maskapai mengingat 78 persen volume penyaluran Avtur Pertamina dilakukan di total 10 bandara ini. Jadi kami harus memastikan layanan yang Pertamina Patra Niaga berikan benar-benar yang terbaik,” lanjutnya.

Secara umum tidak banyak perbedaan antara sistem DGO dan PADMA. DGO saat ini memiliki 23 fitur yang terintegrasi mulai dari penjadwalan refuelling, penugasan operator, monitoring proses refuelling secara real time, proses verifikasi, dan pembayaran, proses laporan, serta data pelanggan.

Untuk PADMA, merupakan bentuk inovasi internal Pertamina yang saat ini memiliki 13 fitur yang fungsinya sama seperti DGO.

“Perbedaan mendasarnya, DGO ini secara penuh automasi dan terintegrasi, PADMA masih ada perlu input data sebelum benar-benar terintegrasi. Untuk memaksimalkan program digitalisasi, kedepan PADMA akan terus kami kembangkan fitur dan fungsinya, setelah itu baru kami lakukan penggunaan digitalisasi refuelling di DPPU lainnya secara bertahap,” ujarRiva.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan