Profil Singkat Ulil Abshar Abdalla


Siapa Ulil Abshar-Abdalla? Profil dan Kontribusinya di Indonesia

Ulil Abshar Abdalla adalah seorang politikus, aktivis, penulis, serta tokoh Islam kontemporer di Indonesia. Ulil lahir pada tanggal 17 Oktober 1971 di Kebumen, Jawa Tengah.

Ulil merupakan lulusan Hukum dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada tahun 1995 dan melanjutkan studi S2 di American University, Washington DC, Amerika Serikat. Selain itu, Ulil juga sempat bekerja sebagai jurnalis pada majalah Tempo.

Selama sekian lama berkarya, Ulil banyak menghasilkan karya dalam berbagai bentuk, baik itu buku, tulisan opini, maupun artikel. Beberapa buku yang sudah ia karyakan, antara lain “Republik Islam: Mencari Model Negara Islam”, “Jalan Baru Islam: Tantangan dan Peluang Islam Indonesia Pasca-OT dan PKI”, serta “Konstitusi untuk Indonesia: Wacana Seputar Amandemen UUD 1945”. Dalam bukunya, Ulil banyak menyampaikan pandangan kritis dan solutif terkait situasi politik dan sosial Indonesia.

Selain aktif menulis, Ulil juga aktif terlibat dalam organisasi Islam di Indonesia. Ia adalah salah satu pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) pada tahun 2001. Organisasi yang sempat jadi kontroversi ini bertujuan untuk membuka ruang diskusi bagi kaum Muslim yang lebih condong pada pemikiran Islam yang moderat dan toleran. Sempat menjadi sorotan publik karena pandangannya yang dianggap kontroversial, bersama dua tokoh lainnya dari JIL, Ulil pernah juga dituduh melakukan penistaan agama. Namun, kasus tersebut akhirnya tidak dapat diproses lebih jauh oleh penegak hukum, dan Ulil pun banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak terkait kasus tersebut.

Saat ini, Ulil juga menjabat sebagai Ketua Umum Jaringan Islam Moderat (JIM). Organisasi ini merupakan sebuah organisasi yang beranggotakan para tokoh Islam moderat di Indonesia yang ingin memperkuat jati diri Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Wadah ini memberikan ruang bagi para tokoh moderat dalam Islam untuk saling bertukar pikiran dan juga memperkuat sikap anti-radikalisme.

Di balik keaktifannya dalam organisasi-organisasi tersebut, Ulil sendiri memandang Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta. Ia berpandangan bahwa Islam harus diolah dan diinterpretasikan dengan baik sehingga dapat menjawab sejuta tantangan yang dihadapi umat manusia di tengah arus perubahan zaman. Ia pun seringkali menggarisbawahi pentingnya memahami konteks dan mempelajari teks dengan baik, bagi setiap orang yang ingin memahami hal-hal yang berkaitan dengan ajaran agama Islam.

Berkat kontribusinya yang besar dalam berbagai bidang, Ulil mendapatkan beberapa penghargaan, seperti Satyalancana Kebudayaan dari Presiden Republik Indonesia pada tahun 2015 dan kategori “Asia’s Heroes of Philanthropy” dari majalah Forbes pada tahun 2009.

Sebagai salah satu tokoh Islam yang kontroversial di Indonesia, Ulil tampaknya ingin memperjuangkan pemikiran Islam yang lebih moderat dan toleran. Ia percaya bahwa Islam haruslah dijadikan perekat bagi seluruh umat manusia, sehingga perdamaian dan toleransi dapat terwujud di tengah-tengah keberagaman yang ada di Indonesia. Semoga karya-karyanya dapat terus memberikan pengaruh positif dalam membentuk masyarakat yang lebih baik di Indonesia.

Perjalanan Karir Ulil


Perjalanan Karir Ulil

Siapa Ulil? Ulil Abshar Abdalla adalah seorang tokoh muda Indonesia yang terkenal dengan kepiawaiannya dalam berbicara tentang Islam. Karir Ulil sebagai seorang aktivis dan intelektual Islam dimulai sejak dia bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) saat masih kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Lalu, bagaimana perjalanan karir Ulil setelah lulus kuliah?

Pada tahun 2001, Ulil mulai menjadi pengurus FKUB/FUI (Forum Komunikasi Umat Beragama/Forum Ukhuwah Islamiah) dan pada tahun 2004 dia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal Jaringan Islam Liberal (JIL), sebuah organisasi yang mengusung pemikiran Islam progresif. Selanjutnya, pada tahun 2010 Ulil terpilih sebagai pimpinan redaksi majalah pengkajian Islam, Asy Syariah.

Selain aktif di dunia organisasi Islam progresif, Ulil juga sering diundang untuk menjadi pembicara di berbagai acara, baik di dalam maupun luar negeri. Ulil juga sering menulis artikel di berbagai media massa mengenai pemikiran Islam moderat dan toleran. Di antara karya tulisnya yang terkenal adalah buku “Islam dalam Bingkai Sosialisme” dan “Islam dan Kritik Seni”.

Pada tahun 2014, Ulil mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari Partai Nasional Demokrat (NasDem) dan berhasil menjadi anggota DPR RI pada periode 2014-2019. Namun, pada tahun 2019 Ulil mengundurkan diri dari DPR RI karena menolak partainya yang memutuskan untuk mendukung pasangan calon tertentu pada Pilpres 2019.

Setelah keluar dari DPR RI, Ulil kembali aktif sebagai aktivis dan intelektual Islam progresif. Dia sering diundang sebagai pembicara di acara-acara keagamaan dan secara aktif menulis artikel di berbagai media massa mengenai pemikiran Islam moderat dan toleran.

Karir Ulil sebagai aktivis dan intelektual Islam progresif memang dapat menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin berjuang untuk Islam yang moderat dan toleran di negeri ini. Kiprahnya dalam memperjuangkan pemikiran Islam progresif dan toleran tentu saja patut diapresiasi, terlebih untuk kaum muda seperti kita. Semoga perjalanan karir Ulil yang inspiratif ini dapat terus menginspirasi kita untuk bersikap moderat dan toleran dalam menjalankan agama.

Kontribusi Ulil dalam Dunia Keagamaan dan Sosial


Ulil

Siapa sih yang tidak mengenal Ulil Abshar Abdalla? Ulil adalah seorang intelektual muslim Indonesia yang sering aktif dalam memperjuangkan kebebasan beragama dan berpendapat. Dia juga sering tampil di media massa untuk memberikan pandangan dan solusi atas berbagai permasalahan sosial-politik yang terjadi di Indonesia. Ulil bukanlah seorang kyai atau ulama, tetapi dia adalah seorang yang sangat dekat dan memahami pesan-pesan Islam dengan baik. Oleh karena itu, kontribusi Ulil sangat besar dalam dunia keagamaan dan sosial di Indonesia.

Di dunia keagamaan, Ulil sering membahas tentang pemahaman Islam yang inklusif dan toleran. Seperti yang kita tahu, di Indonesia terdapat banyak sekali perbedaan pendapat dalam masalah agama. Ada golongan yang memahami Islam secara konservatif, ada yang moderat, dan ada yang progresif. Ulil masuk ke dalam golongan yang progresif. Pemahaman progresif yang diperjuangkan Ulil adalah pemahaman yang terbuka, inklusif, dan ramah. Yaitu pemahaman yang tidak mengkotak-kotakkan Islam dalam lebel tertentu sehingga Islam terkesan eksklusif dan membenturkan satu sama lainnya. Pemahaman progresif akan menjadikan Islam bukan lagi sebagai alat politik yang memperkeruh situasi tetapi akan menjadikan Islam sebagai agama yang humanistis dan mampu mengubah masyarakat yang lebih baik.

Ulil Abshar Abdalla in seminar

Selain itu, Ulil juga aktif membahas masalah gender dan kekerasan terhadap perempuan. Keberpihakan Ulil pada perempuan membuat dia menjadi orang yang sangat dipercaya oleh kalangan perempuan sebagai pendukung mereka yang paling tegas. Ulil dalam beberapa kesempatan pernah mempertanyakan kedudukan kaum perempuan di tengah-tengah masyarakat yang masih terkesan patriarkis. Oleh karena itu, kontribusi Ulil dalam perjuangan hak-hak perempuan sejajar dengan laki-laki sangatlah besar.

Sementara di dunia sosial, Ulil sering membahas tentang pentingnya memahami demokrasi, pluralitas, dan hak asasi manusia. Menurut Ulil, demokrasi, pluralitas, dan HAM adalah tiga hal yang saling berkaitan dan sangat penting bagi keberlangsungan hidup masyarakat yang damai. Ulil sering merasa prihatin melihat adanya pembenaran atas intoleransi dan kekerasan di tengah-tengah masyarakat, termasuk di kalangan pemeluk agama. Menurutnya, ini adalah cermin dari kurangnya pemahaman tentang keberagaman dan pluralitas yang diakui dan dihargai di Indonesia.

Ulil Abshar Abdalla in studio

Tentu saja, pandangan salah satu intelektual muslim Indonesia ini tidaklah luput dari kontroversi. Terutama di tengah golongan yang memahami Islam secara konservatif. Namun, Ulil tidak pernah gentar dan selalu memperjuangkan pandangannya dengan sikap yang santun. Sikap Ulil yang ramah dan pendekatannya yang seringkali menggunakan argumen-argumen ilmiah, membuatnya dihormati oleh mereka yang sependapat maupun yang tidak sependapat dengan pendapatnya.

Dalam kontribusinya di dunia keagamaan dan sosial, Ulil selalu berusaha mengajak kaum muda muslim untuk memperkuat pemahaman moderat dan suka damai serta toleran. Hal ini dilakukan agar kaum muda tidak mudah terjebak dalam paham radikalisme dan terorisme yang merusak nama baik Islam.

Demikianlah, kontribusi Ulil dalam dunia keagamaan dan sosial sangatlah besar. Kontribusinya mencakup isu-isu pemahaman Islam yang inklusif, kekerasan terhadap perempuan, pentingnya demokrasi, pluralitas, dan hak asasi manusia. Seperti yang diketahui, pemikiran Ulil sangatlah dibutuhkan di tengah-tengah masyarakat yang tengah dilanda kekisruhan sosial-politik. Oleh karena itu, kita semua harus mendukung dan memperhatikan kontribusi Ulil dalam meningkatkan kualitas kehidupan bermasyarakat dan bernegara di Indonesia.

Pemikiran Ulil Mengenai Pluralisme Agama dan Toleransi


Siapa Ulil

Ulil Abshar Abdalla atau yang akrab disebut Siapa Ulil adalah seorang intelektual Islam Indonesia yang kerap dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi. Dalam pemikirannya, Ulil sering membicarakan pentingnya keberagaman dalam masyarakat dan mempromosikan prinsip pluralisme dan toleransi antar agama.

Pemikiran Ulil tentang pluralisme agama dan toleransi melekat dalam sudut pandangnya sebagai seorang Muslim. Menurut Ulil, Islam harus melihat nilai ketoleran terhadap pemeluk agama lain sebagai hal yang penting, bahkan harus menjadi bagian dari kehidupan Muslim sehari-hari.

Dalam pemikirannya, Ulil sangat menentang pandangan kelompok radikal yang sering kali membenci umat agama lain. Menurutnya, pemahaman agama yang sempit serta keberpihakan kepada satu golongan agama saja justru menghalangi umat agama dari belajar membuka perspektif dan berbagi pengalaman dengan sesama yang beragama lain.

Ia berpendapat bahwa toleransi tidak sekadar dilakukan ketika ada banyak keuntungan yang bisa diperoleh, tetapi juga dilakukan di saat-saat sulit dan banyak kesulitan. Di mana dalam proses pembangunan masyarakat harmonis, toleransi dijelaskan sebagai suatu kondisi di mana setiap orang satu sama lain saling mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing dan tetap saling menerima.

Dalam Islam sendiri, Ulil menekankan pentingnya menjunjung tinggi nilai kesetaraan bagi umat agama yang berbeda, hal ini tergambar dalam Al Quran surah Al-Hujurat ayat 13 “Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Dalam pandangan Ulil, Islam bukanlah agama yang memaksakan kehendak kepada orang lain. Islam malah membebaskan manusia untuk membuat pilihan-nya sendiri tentang agregasi dari Aqidah (kepercayaan). Sejarah membuktikan, adanya toleransi beragama dalam Islam seperti halnya pernah dilakukan Raja Adil dalam periode kekuasaannya.

Menurut Ulil, nilai pluralisme agama dan toleransi adalah nilai-nilai yang saling berkaitan dan saling menguatkan. Dengan menghargai keberagaman, manusia bisa tumbuh menjadi makhluk yang menjunjung tinggi manusia yang lain. Dalam pandangan Ulil, keberagaman dalam masyarakat semakin indah dan berkualitas jika ada toleransi dan pemahaman yang baik di antara warga.

Oleh karena itu, Ulil sangat menekankan perlunya meningkatkan kesadaran dan pemahaman bersama akan pentingnya pluralisme agama dan toleransi dalam masyarakat. Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk aktif mempromosikan dan memupuk sikap toleransi di lingkungan sekitarnya.

Dalam kesimpulannya, pemikiran Ulil yang mengedepankan toleransi dan keberagaman adalah pandangan yang sangat relevan dengan situasi masyarakat kita yang multikultural. Ia mengajak kita semua untuk memahami bahwa keberagaman bukanlah musuh, tetapi justru menjadi kekuatan yang bisa memajukan masyarakat. Karena itu, sebagai warga masyarakat yang beragam, hendaknya kita selalu memupuk dan memperkuat nilai-nilai toleransi dan keberagaman dalam kehidupan sehari-hari kita.

Karya-karya Ulil dalam Bentuk Publikasi dan Risalah


siapa ulil Indonesia

Ulil Abshar Abdalla dikenal sebagai seorang intelektual yang produktif menulis buku dan risalah terkait Islam dan demokrasi. Ulil sangat kritis dalam memandang multikulturalisme dan kebhinekaan yang terdapat dalam masyarakat Indonesia, sehingga karya-karyanya memiliki bobot dan makna yang mendalam bagi pembaca.

Publikasi Buku

Cover buku karya Ulil Abshar Abdalla

Ulil telah menulis sejumlah buku, antara lain:

  • Karikatur & Hukum (2006) – Buku ini membahas tentang kontroversi akibat penerbitan karikatur Nabi Muhammad yang timbul di Denmark. Ulil memberikan pandangannya terkait konflik ini dari segi hukum.
  • Ada Liberalisme di Antara Kita (2007) – Ulil membahas tentang liberalisme dari sudut pandang agama Islam. Seperti apa pandangannya?
  • Islam dan Open Society (2010) – Buku ini membahas tentang Islam dalam masyarakat terbuka, di mana kebebasan dan pluralitas dihormati. Diskusi yang kritis dan indah tentang demokrasi, multikulturalisme, dan agama.
  • Islamologi Liberal: Kritik atas Sumber-Sumber Keislaman (2013) – Buku ini membahas tentang Islamologi dan sumber-sumber keislaman. Di mana sumber-sumber keislaman yang bagus? Dan yang buruk?
  • Membaca Ulama Politik: Genealogi Kiri-Islam Indonesia (2019) – Buku ini berisi kumpulan tulisan Ulil terkait genealogi kiri-Islam Indonesia. Didalamnya membahas tentang pandangan tradisional dan modernis

Buku-buku Ulil sangat penting untuk dibaca oleh setiap orang yang ingin memperdalam pemikiran tentang Islam dan demokrasi serta pandangannya terkait kontroversi-kontroversi yang terjadi di masyarakat.

Risalah

Risalah karya Ulil Abshar Abdalla

Selain menulis buku, Ulil juga sering menulis risalah yang bertemakan Islam dan politik. Dalam risalah-risalah tersebut, Ulil memberikan pandangan kritis dan analisis terhadap isu politik yang terjadi di Indonesia dan dunia.

Beberapa risalah Ulil yang terkenal antara lain:

  • Islam dan Politik Papua: Seruan bagi Kemanusiaan (2010) – Risalah ini membahas tentang situasi politik di Papua dan memberikan pandangan Ulil terkait tindakan dan kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah Indonesia terhadap Papua.
  • Di Mana Kita Berdiri dalam Dunia yang Beragam? (2013) – Risalah ini membahas tentang pluralitas dan multikulturalisme dalam masyarakat Indonesia. Ulil memberikan pandangannya terhadap rumitnya hubungan antara Islam dan pluralisme di Indonesia.
  • Indonesia Memasuki Zaman Populisme (2018) – Risalah ini membahas tentang fenomena populisme dalam politik Indonesia, termasuk dalam pemilihan presiden yang diwarnai dengan isu-isu identitas agama. Ulil memberikan pandangannya terhadap bagaimana cara menghadapi populisme agar tak menyulitkan masyarakat.

Risalah-risalah Ulil dapat diakses melalui website pribadinya serta di media sosial seperti Twitter dan Facebook.

Dalam rangkaian karya-karyanya, Ulil selalu berbicara tentang demokrasi dan Islam yang mendalam. Karya-karyanya selalu memiliki bobot yang mendalam dan sarat akan makna. Maka, tidak mengherankan jika Ulil sangat dihormati sebagai intelektual di Indonesia sekaligus sebagai pejuang Islam demokratik.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan