kabinetrakyat.com – Tabrakan dua kereta api di Yunani menewaskan 32 orang penumpang dan melukai 85 orang lainnya. Kecelakan kereta paling mematikan itu melibatkan dua kereta api yakni kereta api penumpang dan kereta api barang (kargo).

Akan tetapi, kata pemadam kebakaran setempat, penyebab dari kecelakaan dua kereta api itu masih belum diketahui secara pasti.

Kereta penumpang yang terlibat dalam insiden itu merupakan kereta api antarkota yang melakukan perjalanan dari Athena ke kota bagian utara Thessaloniki.

Gubernur wilayah Thessaly, Konstantinos Agorastos mengatakan bahwa kereta tersebut bertabrakan dengan kereta kargo dari Thessaloniki yang hendak menuju kota Larissa di Yunani Tengah.

Insiden tabrakan dua kereta itu terjadi di luar kota Larissa. Menurut Agorastos, dua kereta tersebut melaju di jalur yang sama.

“Mereka melaju dengan kecepatan tinggi dan masing-masing masinis tidak tahu akan ada kereta lain yang akan datang,” kata Gubernur Thessaly itu, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Reuters pada Rabu, 1 Maret 2023.

Dia juga menjelaskan, kecelakaan itu menyebabkan empat gerbong pertama dari kereta penumpang tergelincir dan dua gerbong terdepan terbakar.

“Sekira 250 penumpang yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut berhasil dievakuasi dengan selamat ke kota Thessaloniki dengan bus, kata Agoratos.

Sementara itu, seorang penumpang mengatakan bahwa dia berhasil melarikan diri setelah memecahkan jendela kereta dengan kopernya.

“Ada kepanikan di gerbong, orang-orang berteriak,” kata dia yang berhasil dievakuasi ke jembatan terdekat.

“Kami mendengar ledakan besar, (itu) 10 detik mimpi buruk,” kata Stergios Minenis, seorang penumpang lain yang berusia 28 tahun. Dia berhasil selamat dan melompat ke tempat yang aman dari reruntuhan.

Berdasarkan keterangan dari juru bicara pemadam kebakaran Vassilis Varthakogiannis, pihaknya menemui kesulitan dalam proses penyelamatan dan evakuasi korban.

Selain petugas, penyelamatan juga dibantu oleh relawan. Dia juga sempat menceritakan kondisi di lokasi kejadian saat sedang menyelamatkan serta mengevakuasi korban.

“Kami hidup dalam sebuah tragedi. Kami menarik orang hidup-hidup, terluka, ada yang mati. Kami akan berada di sini sepanjang malam, sampai kami selesai, sampai kami menemukan orang terakhir,” katanya.***

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan