Halo, Pembaca Sekalian!

Terlepas dari perbedaan budaya dan agama, Japan selalu dikenal sebagai negara yang inklusif bagi siapa saja yang ingin belajar di sana. Jepang dilaporkan memiliki lebih dari 89.000 mahasiswa internasional di tengah pandemi, menegaskan reputasi tersebut.

Namun, bagaimana dengan pendidikan Islam di Jepang?

Di berbagai negara, agama telah menjadi isu sensitif yang mungkin menciptakan ketidakadilan dalam bidang pendidikan. Bahkan, di beberapa negara, pendidikan agama dilarang sepenuhnya.

Lalu, bagaimana kebijakan pendidikan Islam di negara asal anime yang populer ini? Akan dibahas dalam artikel ini!

Pendahuluan

Sebagai negara non-Muslim, pasti ada beberapa tantangan yang dihadapi Jepang dalam menjalankan pendidikan Islam. Terdapat standar dan persyaratan khusus, termasuk aturan tentang masyarakat Muslim dan pandangan masyarakat Jepang. Di mana, pada saat yang sama, Jepang sedang bekerja keras untuk meningkatkan jumlah siswa internasional yang datang ke negara mereka.

Karenanya, kebijakan Jepang di bidang pendidikan Islam mungkin berbeda dari kebijakan negara Muslim lainnya. Sebagai contoh, pengajian Islam mungkin kurang lebih sama di seluruh negara Islam, namun di Jepang mungkin berbeda dengan beberapa negara.

Lantas seperti apa kebijakan yang digunakan pemerintah Jepang untuk melestarikan pendidikan Islam?

1. Kebijakan Tentang Praktik Islam di Sekolah

Pemerintah Jepang tidak melarang praktik keagamaan dalam bidang pendidikan untuk siswa asing dan juga siswa Jepang yang memeluk agama tertentu. Namun, praktik keagamaan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pembelajaran sekolah.

Berbagai sekolah pun menyediakan kamar shalat dan fasilitas yang mendukung praktik keagamaan bagi siswa Muslim. Biasanya, sekolah yang menyediakan fasilitas tersebut akan menampung siswa Muslim sebagai penerimaannya terhadap siswa non-Jepang yang datang dari latar belakang yang bervariasi.

2. Pemeriksaan Atas Bahan Ajaran Islam

Jepang juga memeriksa bahan ajaran yang digunakan oleh lembaga pendidikan bersama-sama dengan mahasiswa Muslim. Pemeriksaan ini penting untuk memastikan bahwa ajaran Islam yang diajarkan di lembaga pendidikan sesuai dengan kepercayaan agama Muslim secara umum.

Pemeriksaan ini penting untuk menghindari konten yang terlalu dogmatis atau ekstrim untuk dihidangkan di lembaga sekolah. Bahan pengajaran atau kurikulum yang diadopsi harus dilakukan dengan berhati-hati agar bisa membantu siswa untuk tumbuh dan berkembang pada nilai-nilai Islam yang benar-benar positif.

3. Kurikulum dan Fasilitas untuk Aktivitas Ekstrakurikuler Islam

Fasilitas ekstrakurikuler Islam di Jepang sudah sangat berkembang beberapa tahun terakhir ini. Salah satu kegiatan itu adalah Mawlid, peringatan kelahiran Nabi Muhammad yang diadakan setiap tahun di Tokyo Islamic Center atau Masjid Kobe Islam Bussan.

Fasilitas ekstrakurikuler Islam ini juga mencakup belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris, yang berkaitan dengan islam. Praktik pengajuran Alquran juga menjadi kegiatan ekstrakurikuler yang ditenagai oleh jamaah masjid.

4. Kesulitan untuk Mendapatkan Sertifikasi Khusus

Para pelajar yang berminat untuk mempelajari agama Islam mungkin tidak dapat mengakses kursus jamak atau bahkan buku ajar. Namun, bagi orang yang benar-benar serius dan gigih dalam studi islam, ada kursus daring dan juga buku yang bisa diperoleh di toko buku khusus.

Meski demikian, ada beberapa sertifikasi khusus yang tetap sulit untuk diperoleh karena tidak didukung secara kuat oleh lembaga resmi pemerintah Jepang.

5. Fasilitas Penyimpanan Buku Tauhid dan Kitab Suci Alquran

Hal penting lainnya yang perlu menjadi perhatian bagi siswa muslim di Jepang adalah tentang penyimpanan kitab suci Alquran dan buku-buku serupa. Ada beberapa sekolah yang menyediakan tempat penyimpanan khusus bagi kitab Suci Alquran, buku-buku serupa, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan agama.

Hal ini sangat penting untuk mencegah adanya penggunaan kosong kitab suci Alquran atau bahan bacaan lainnya. Selain itu, penyimpanan penting untuk membantu siswa muslim dalam melakukan praktik keagamaan yaitu merutinkan membaca Alquran.

6. Keterbatasan Fasilitas Shalat Jum’at

Shalat Jumat biasanya diadakan di masjid terdekat atau tempat yang dianggap aman. Bagi siswa yang masih terikat dengan kegiatan sekolah atau praktikum, kadang-kadang mereka harus melewatkan shalat jumat karena lokasi terdekat dari tempat kerja tidak tersedia atau tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan shalat berjamaah.

Hal ini nampaknya sulit untuk diatasi terutama bagi siswa muslim yang memang tertatih-tatih dalam melihat kegiatan mereka, keterbatasan waktunya dan juga aspek ruang lingkup aktivitasnya yang terkadang tidak sesuai dengan kegiatan shalat Jumat.

7. Keterbatasan Aspek Komunikasi dan Akses Informasi

Yang terakhir, namun tidak kalah penting adalah tentang keterbatasan dalam akses informasi mengenai islam.

Siswa muslim dari luar Jepang tentu menghadapi banyak tantangan mempelajari ajaran islam tanpa akses sejenak kepada orang yang terlatih dalam administrasi agama. Karena lingkungan yang serba baru, siswa sangat tergantung pada orang lain, dan bisa saja terhalang oleh keterbatasan bahasa, waktu, dan materi informasi.

Kelebihan dan Kekurangan Kebijakan Jepang yang Menyangkut Pendidikan Islam Meliputi

Dalam setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh setiap negara, pasti memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Begitu pula dengan kebijakan Jepang di bidang pendidikan Islam. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan dari kebijakan Jepang dalam hal pendidikan Islam.

Kelangsungan Belajar dan Keselamatan Siswa Muslim

Kelangsungan belajar menjadi salah satu kelebihan dari kebijakan Jepang. Terlebih untuk siswa muslim, fasilitas yang disediakan oleh berbagai lembaga pendidikan di Jepang terutama sekolah, sangat membantu kelancaran proses belajar yang tidak terhalang dengan kondisi praktik keagamaan.

Keamanan siswa muslim juga terjamin di Jepang, karena pemenuhan prasyarat dan ketentuan khusus terkait praktik keagamaan merupakan teknik yang dijalankan oleh pemerintah bersama pihak terkait dalam meningkatkan kesadaran juga sosialisasi terhadap keberadaan siswa muslim di Jepang.

Namun, kekhawatiran mengenai keamanan yang terkait dengan jihadisme masuk ke Jepang, terlebih dalam konteks kelompok yang bisa merusak citra Islam di Jepang tetap menjadi perhatian khusus. Siswa muslim pun diharapkan dapat membantu menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat Jepang agar dapat menciptakan lingkungan yang lebih seimbang dan damai.

Tidak Ada Penekanan pada Syariat

Jepang, dengan sistem keagamaan yang berbeda, mengakui bahwa kesadaran terhadap agama adalah hak individu dan masyarakat secara umum. Meski demikian, kebijakan pendidikan Islam di Jepang tidak menerapkan penekanan syariat islam dalam sistem pendidikan, sebagai kelemahan dari kebijakan tersebut.

Sebab, kurikulum pendidikan Islam di Jepang belum sepenuhnya mencakup isu seperti bahasan pengajaran tentang jihadisme yang dijelaskan secara mendalam. Beberapa kegiatan budaya yang beragam juga harus dilibatkan untuk meningkatkan kesadaran terhadap ajaran Islam yang tidak ekstrim.

Belum Ada Sistem Administrasi Agama yang Baik

Jepang baru-baru ini memperkenalkan gagasan tentang pembentukan Kementerian Agama yang lebih efektif dalam menjalankan dan menjaga prinsip pluralisme. Upaya ini ditujukan untuk memudahkan akses informasi tentang kebijakan dan keputusan pemerintah terkait agama serta meningkatkan kemampuan institusi dalam mengatasi masalah dan konflik dalam masyarakat.

Namun, masih jauh dari kata sempurna. Karena, ketiadaan pengelola informasi tentang kebijakan dan keputusan pemerintah tentang agama yang jelas, menyulitkan bagi ribuan siswa muslim dalam mencari informasi terkait kebijakan sesuai aturan sesuai ketentuan hukum positif.

Perlindungan Hak-hak Siswa Muslim di Jepang

Pada tingkat lokal, sebagian negara memulai program pendidikan untuk kelompok masyarakat muslim di Jepang agar supaya lebih dekat dengan nilai-nilai sosial Jepang. Salah satu upaya tersebut dilakukan oleh mulai pembentukan badan otonom dan kelompok sosial khusus pada masjid-masjid saat ini.

Namun demikian, Internasional Students Urban Society menjelaskan bahwa terdapat perbedaan pandangan tentang agama di kalangan generasi tua dan generasi muda di masyarakat Jepang. Jika tidak ada dukungan dari pengalaman pribadi atau kelompok pendukung, perlindungan hak-hak siswa muslim di Jepang akan terancam.

Terkendala Bahasa dan Keterbatasan Waktu

Banyak siswa muslim kesulitan dan terkendala dalam mencari informasi tentang islam dan lingkungan pendidikan yang cocok dengan kebutuhan mereka. Bahasa Japan yang sulit dan kapasitas waktu yang tidak memungkinkan bagi orang-orang asing, kadang-kadang masih menjadi penghalang utama bagi kelancaran proses belajar dan pencarian informasi terkait.

Tabel Kebijakan Jepang Mengenai Pendidikan Islam

Bagian Kebijakan Penjelasan
Praktik Islam di sekolahPraktik keagamaan dari siswa asing dan juga siswa Jepang yang memeluk agama tertentu tidak dilarang. Namun, praktik keagamaan harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menghambat pembelajaran sekolah.
Pemeriksaan atas Bahan Ajaran IslamMemastikan bahwa ajaran Islam yang diajarkan di lembaga pendidikan sesuai dengan kepercayaan agama Muslim secara umum dan diadopsi dengan berhati-hati agar bisa membantu siswa untuk tumbuh dan berkembang pada nilai-nilai Islam yang positif.
Kurikulum dan Fasilitas untuk Aktivitas Ekstrakurikuler IslamMeliputi kegiatan seperti belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris yang berkaitan dengan Islam dan praktik pengajuran Alquran yang ditenagai oleh jamaah masjid
Kesulitan untuk Mendapatkan Sertifikasi KhususPara pelajar yang berminat untuk mempelajari agama Islam mungkin tidak dapat mengakses kursus jamak atau bahkan buku ajar. Namun, bagi orang yang benar-benar serius dan gigih dalam studi Islam, ada kursus daring dan juga buku yang bisa diperoleh di toko buku khusus.
Fasilitas Penyimpanan Buku Tauhid dan Kitab Suci AlquranMemiliki beberapa sekolah yang menyediakan tempat penyimpanan khusus bagi kitab suci Alquran, buku-buku serupa, dan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan agama.
Keterbatasan Fasilitas Shalat Jum’atSiswa muslim harus melewatkan shalat Jumat karena lokasi terdekat dari tempat kerja tidak tersedia atau tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan shalat berjamaah.
Keterbatasan Aspek Komunikasi dan Akses InformasiTantangan bagi siswa muslim yang mempelajari Benda-benda terkait islam di Jepang. Keterbatasan dalam akses informasi mengenai islam menjadi kendala siswa muslim dalam mencari informasi terkait kebijakan sesuai aturan sesuai dengan ketentuan hukum positif.

Penjelasan tentang Kelemahan dan Kelebihan Kebijakan Jepang di Bidang Pendidikan Islam

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan