Merdeka.com – Seorang anak di Amerika Serikat (AS) dilaporkan meninggal setelah berenang di Sungai Elkhorn, Nebraska. Anak ini diduga meninggal karena terinfeksi ameba pemakan otak.

Menurut laporan Departemen Kesehatan Douglas County, para dokter meyakini anak yang tidak disebutkan namanya itu meninggal karena terinfeksi meningoensefalitis ameba primer.

Bulan lalu, seorang warga Missouri juga meninggal diduga karena terinfeksi ameba pemakan otak di Danau Three Fires, Iowa.

Berita kematian ini turut menghebohkan dunia kesehatan Amerika Serikat oleh karena ameba ini sering dijumpai di bagian selatan AS, seperti di Texas dan Florida, dan bukan di bagian utara, seperti Iowa dan Nebraska, dikutip dari Associated Press (AP), Minggu (21/8).

Ameba yang bernama naegleria fowleri tersebut adalah ameba pemakan otak yang dapat ditemukan di danau atau sungai air tawar yang berkisar antara 30 derajat Celsius. Manusia dapat terinfeksi ketika air yang mengandung ameba tersebut masuk ke dalam tubuh melalui hidung saat berenang di danau atau sungai. Namun, tidak menutup kemungkinan manusia dari terinfeksi dari air keran yang telah tercemar ameba tersebut.

Ketika manusia terinfeksi, ameba tersebut akan secara ganas memakan otak sehingga menimbulkan kaku di bagian leher, kehilangan keseimbangan, halusinasi, kejang hingga kematian. Orang yang terinfeksi naegleria fowleri memiliki harapan hidup yang sangat tipis.

Dari 154 kasus yang dilaporkan di AS sejak 1962 hingga 2021, hanya empat orang yang selamat dari infeksi ameba tersebut. Hingga hari ini, peneliti masih menyelidiki apa yang membuat ameba naegleria fowleri bermigrasi ke arah utara.

Menurut Jacob Lorenzo-Morales, peneliti dari Universidad de La Laguna, ada dua faktor infeksi naegleria fowleri yakni diagnosis penyakit yang lebih baik dan meningkatnya suhu di lingkungan air sehingga menjadi tempat sempurna bagi ameba untuk berkembang.

Sutherland Maciver, peneliti di Fakultas Kedokteran Edinburgh menyatakan tidak semua infeksi dilaporkan dan 430 kasus yang pernah dilaporkan di seluruh dunia kurang dari jumlah kasus yang sebenarnya.

Untuk menghindari infeksi ini, orang yang berenang disarankan menutup hidung dan menghindari meletakan kepala di bawah air yang dapat membuat air masuk ke dalam hidung, mata atau mulut.

Reporter Magang: Theofilus Jose Setiawan [pan]

Baca juga:
Kosmonot Rusia Alami Insiden Mendebarkan di Luar Stasiun Ruang Angkasa
Ilmuwan Pecahkan Misteri Mengapa Makhluk 500 Juta Tahun Tak Punya Anus
Ilmuwan AS dan Australia akan Hidupkan Kembali Harimau Tasmania yang Telah Punah
Pertama di Dunia, Rumah Apung Ramah Lingkungan di Tengah Laut Panama
Misi Ruang Angkasa Ungkap Asal Usul Air di Bumi


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan