Salut Akan Keindahan Seni Sastra Bali

Pembaca Sekalian, pada kesempatan kali ini, artikel ini akan membahas tentang seni sastra Bali yang bernama Geguritan. Geguritan merupakan salah satu dari banyak tradisi sastra di Bali yang masih bertahan hingga saat ini. Seni sastra ini disebut dengan berbagai nama, seperti Gegeran, Gegewangan, dan Gagarawangan.

Geguritan adalah bentuk puisi atau syair dalam Bahasa Kawi yang lazimnya dibaca pada acara ritual tertentu di Bali seperti upacara Ngaben, Piodalan, atau acara pesta pernikahan. Geguritan asal kata “gayan” yang artinya adalah bacaan puisi saat upacara penyucian diri atau sarana komunikasi yang bersifat sakral dan magis. Namun, berbeda dengan puisi pada umumnya yang menggunakan Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Inggris, Geguritan menggunakan Bahasa Kawi.

Geguritan banyak dikenal dengan tema tradisional yang berkaitan dengan kisah-kisah dewa atau mitologi yang berasal dari kebudayaan Hindu dan Bali. Puisi Geguritan biasanya memiliki makna yang sangat mendalam dan menceritakan kisah-kisah bijak untuk menggetarkan jiwa pendengarnya. Dalam satu syair Geguritan umumnya berisi sekitar 100 sampai dengan 300 bait yang kesemuanya berbahasa Kawi dan hampir semuanya menggunakan aksara Bali.

Kelebihan dan Kekurangan Apa Kang Diarani Geguritan

Berbicara mengenai kelebihan dan kekurangan Geguritan, pada artikel ini kami akan merangkumnya dengan baik. Berikut ulasannya:

1. Kelebihan

Geguritan sangatlah penting, karena dalam Geguritan terdapat banyak kandungan nilai-nilai yang sangat bermanfaat, seperti bahasa yang diucapkan secara khusus dipandang akan mampu mengaktifkan nafas kesadaran dan menjadi media penyambung dengan ‘yang teratas’. Selain itu, seni sastra ini juga bisa menjadi media penyampaian informasi mengenai berbagai hal secara mendalam namun tetap bisa dengan mudah dipahami oleh para pendengarnya.

Kelebihan lainnya dari Geguritan adalah, melalui sastra ini, kita dapat belajar budaya Bali dan bagaimana cara hidup orang Bali. Geguritan juga mengandung banyak pelajaran dan nilai moral yang bisa dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Terakhir, Geguritan juga bisa memperkaya kosa kata bahasa Kawi kita, apalagi bagi yang sedang mempelajari Bahasa Bali.

2. Kekurangan

Dibalik kelebihannya, ternyata Geguritan juga memiliki kekurangan. Pertama, Geguritan yang menggunakan Bahasa Kawi, tidak mudah dipahami oleh orang-orang yang tidak menguasai Bahasa Kawi, kecuali mereka mengerti lirik atau terjemahan dari Geguritan itu sendiri. Kedua, Geguritan juga menjadi suatu hal yang susah untuk diaplikasikan dalam kondisi sekarang, selain tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman, penggunaan Bahasa Kawi juga semakin terbatas untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Ketiga, Geguritan juga sangat jarang dibicarakan saat ini di kalangan masyarakat, ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang membuatnya menjadi kurang terpantau. Selain itu, dengan semakin sulitnya menemukan orang yang mampu memahami Bahasa Kawi sebagai Bahasa Geguritan, maka hal ini sulit untuk memperoleh pengembangan, aktualisasi dan perkembangan lebih jauh.

Tabel Informasi Apa Kang Diarani Geguritan

NamaGeguritan
JenisSeni Sastra Bali
BentukPuisi atau Syair dalam Bahasa Kawi dengan sekitar 100-300 bait
TemaTradisional dan dikaitkan dengan kebudayaan Hindu dan Bali
BahasaBahasa Kawi
Cara membacaDihadiri oleh para penari dan dipandu oleh dalang sebagai penyedia cerita
Negara asalIndonesia

FAQ Apa Kang Diarani Geguritan

1. Apa itu Geguritan?

Geguritan merupakan salah satu bentuk seni sastra di Bali yang terdiri dari puisi atau syair dalam Bahasa Kawi dengan jumlah bait sekitar 100-300 bait. Biasanya dipentaskan pada acara-acara ritual, seperti upacara Ngaben dan Piodalan.

2. Apa yang membedakan Geguritan dengan puisi pada umumnya?

Seperti yang sudah disebutkan, Geguritan menggunakan Bahasa Kawi. Berbeda dengan puisi pada umumnya yang menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Geguritan juga memiliki tema yang berkaitan dengan kebudayaan Hindu dan Bali.

3. Apa saja tema Geguritan?

Tema Geguritan umumnya berkaitan dengan kisah-kisah mitologi atau dewa yang berasal dari kebudayaan Hindu dan Bali.

4. Mengapa Geguritan penting untuk dijaga keberlangsungannya?

Geguritan memiliki banyak kandungan nilai-nilai yang bermanfaat, seperti pelajaran dan nilai moral yang bisa dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, Geguritan juga bisa memperkaya kosa kata Bahasa Kawi kita dan dapat berfungsi untuk memahami budaya Bali dan cara hidup orang Bali.

5. Bagaimana cara membaca Geguritan?

Geguritan biasanya dibacakan oleh seorang pembaca dan didahului dengan pembukaan syair. Selama pembacaan, ada penari yang menari-nari sebagai pelengkap dari cerita yang dibaca tersebut.

6. Apakah Geguritan hanya bisa dipahami oleh orang Bali?

Tidak. Bahkan orang yang tidak mengerti Bahasa Kawi dapat memahami cerita yang disampaikan melalui Geguritan dengan adanya lirik atau terjemahan Geguritan itu sendiri.

7. Bagaimana dengan masa depan Geguritan di Bali?

Saat ini, Geguritan menjadi terlupakan di kalangan masyarakat, karena kemajuan teknologi. Akan tetapi, masih ada upacara-upacara tertentu yang mempertahankan Geguritan sebagai bagian dari penyajian upacara tersebut. Dukungan dan perhatian dari pemerintah dan masyarakat Bali terhadap Geguritan sangat penting untuk memberikan kesempatan Geguritan untuk tetap hidup dan berkembang di masa datang.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa Geguritan merupakan salah satu contoh seni sastra yang bernuansa sakral dalam kebudayaan Bali. Geguritan memiliki banyak kelebihan, seperti pelajaran dan nilai moral yang bisa dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari, tapi memiliki sedikit kekurangan, seperti sulit untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan sulit dipahami oleh orang-orang yang tidak menguasai Bahasa Kawi.

Pentingnya dukungan dan perhatian dari pemerintah dan masyarakat Bali terhadap Geguritan untuk mempertahankan keberlangsungan Geguritan sebagai bagian dari kebudayaan Bali. Semoga informasi pada artikel ini dapat memberikan pemahaman lebih kepada kita semua tentang Apa Kang Diarani Geguritan.

Penutup

Meskipun Geguritan memiliki cara penyampaian yang kuno, namun ia layak dijaga keberlangsungannya. Geguritan tidak hanya sebagai bagian dari kekayaan kebudayaan Bali, tetapi juga merupakan warisan yang harus dipertahankan untuk masa yang akan datang. Jadi, mari kita juga turut peduli dan menghargai keberadaan Geguritan ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan