Pengantar

Halo Pembaca Sekalian,

Seiring dengan berkembangnya sosiologi sebagai ilmu empiris yang bertujuan untuk memahami dunia sosial, metode penelitian juga terus berevolusi. Salah satu metode penelitian yang semakin populer di sosiologi modern adalah autoetnografi. Namun, mungkin masih banyak di antara pembaca yang kurang familiar dengan konsep autoetnografi dan bagaimana ia dilahirkan sebagai bentuk baru dari kajian eksistensialisme dalam sosiologi.

Dalam artikel ini, kami akan membahas secara mendalam tentang apa itu autoetnografi, kelebihan dan kekurangan dari metode penelitian ini, serta bagaimana ia dapat digunakan untuk memperkaya pemahaman kita tentang sosial manusia sebagai varian unik dari ras manusia.

Pengertian Autoetnografi

Jika kita berasumsi bahwa sosiologi selalu berkaitan dengan dunia di luar diri kita, autoetnografi adalah metode penelitian yang melibatkan pengamatan diri atau self-refleksi dalam merangkai kisah sosial. Dalam pengertian yang lebih formal, autoetnografi adalah jenis tulisan ilmiah yang menceritakan kisah tentang diri sendiri dalam hubungannya dengan dunia sosial yang mana ia berada.

Jika kita lihat dari arti kata autoetnografi, kata “auto” berarti diri sendiri atau self dan “etnografi” mengacu pada metode penelitian di mana seorang peneliti mempelajari kelompok manusia tertentu dengan cara mengamati sekaligus mengikuti kehidupan kelompok dari dalam. Jadi, autoetnografi adalah metode penelitian di mana seorang peneliti mempelajari kehidupan sosial melalui perspektif dirinya sendiri dengan kelompok yang ia pelajari adalah kelompok dirinya sendiri.

Sejarah Autoetnografi

Autoetnografi pertama kali disebutkan oleh Carolyn Ellis pada tahun 1990 saat ia menulis tentang pengalaman merawat ayahnya yang sakit sebagai bentuk tulisan ilmiah yang menggunakan attachment theory sebagai kerangka berpikir. Sebenarnya, konsep pengamatan diri dalam penelitian tidak sepenuhnya baru, terutama dalam kajian kualitatif. Namun, Ellis memperbaiki metode penelitian ini dengan cara melihat dirinya sendiri sebagai subjek dan objek dari penelitian. Sejak itu, autoetnografi mulai menjadi topik yang sering diperbincangkan dalam konteks sosiologi, antropologi, dan kajian literatur.

Bagaimana Autoetnografi Dibuat?

Yang membedakan tulisan ilmiah biasa dengan autoetnografi adalah cara penyajiannya. Jika tulisan ilmiah biasa lebih menggunakan data-data empiris dan bukti-bukti yang diambil dari kelompok yang ia pelajari, autoetnografi lebih banyak menceritakan kisah tentang diri sendiri dan hubungannya dengan dunia sosial yang ia pelajari. Meskipun demikian, bukan berarti autoetnografi tidak mempergunakan data-data empiris sama sekali. Penulis masih tetap mempergunakannya, namun data tersebut diambil melalui pengalaman diri.

Apa yang menarik dari autoetnografi adalah, meskipun ia lebih banyak mengeksplore dan menceritakan pengalaman diri, tetap saja ia menghasilkan pengetahuan yang relevan bagi ilmu sosial. Seperti temuan penelitian kualitatif pada umumnya, pengalaman individu yang diceritakan dalam autoetnografi dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang fenomena sosial yang mayoritas sama-sama kita alami namun datanya belum terdokumentasikan dengan baik.

Kelebihan Autoetnografi

Berikut adalah beberapa kelebihan dari penggunaan metode autoetnografi dalam penelitian:

Memperdalam Pemahaman Diri Sendiri

Autoetnografi memberikan peluang bagi penulis/pelaku penelitian untuk lebih mengenal diri sendiri. Sebagai penulis autoetnografi, seseorang dituntut untuk melakukan self-refleksi, pengamatan diri, dan mempertanyakan keyakinan, nilai-nilai, dan pengetahuan yang sebelumnya sudah diterima selama hidup. Oleh karena itu, metode ini dapat membantu seseorang memperdalam pemahaman mengenai diri sendiri, kepribadian, dan kebiasaan masyarakat.

Lebih Memiliki Kendali Atas Proses Penelitian

Autoetnografi membebaskan penulis dari ketergantungan kepada partisipan penelitian (responden). Penulis dapat membuat keputusan sendiri mengenai materi, cara penyajian, dan interpretasi data dalam tulisan ilmiah. Hal ini memberikan kebebasan bagi penulis dalam memilih sudut pandang dan mengeksplorasi aspek-aspek yang ditemukan relevan tanpa dikekang oleh standar penelitian.

Mendekati Fenomena Sosial Dari Perspektif Yang Berbeda

Dalam penelitian konvensional, peran peneliti memang cukup penting dalam penelitian. Namun, ada satu hal yang selalunya kurang, yaitu kerangka berpikir dan sudut pandang responden dalam melakukan penelitian. Autoetnografi memberikan penulis kesempatan untuk memperoleh sudut pandang yang berbeda, sehingga dapat memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai fenomena sosial dari dalam perspektif diri sendiri. Pemahaman yang diperoleh akan lebih personal dan dalam, karena pengalaman yang dihadapi lagi-lagi di dalam diri sendiri.

Mengambil Bagian dari Konteks Normal Sehingga Lebih Menguntungkan Serta Mempercepat Proses Penelitian

Autoetnografi dapat membawa keuntungan karena ia dapat dilakukan dalam konteks yang sangat asli dan menyeluruh. Sebagai contoh, dalam sebuah observasi kualitatif, peneliti (responden) mungkin perlu menghabiskan sebagian besar waktu di bawah pengamatan peneliti. Hal ini seringkali sulit bagi partisipan untuk membiarkan peneliti mengamati mereka selama waktu yang cukup lama sambil menunjukkan bagaimana perilaku yang unik terjadi dalam kehidupan suatu kelompok. Namun, dalam metode autoetnografi, penulis dapat mencakup sebanyak mungkin pengalaman yang ia alami pada kesehariannya sebagai bagian dari kerangka penelitian.

Menghindari Bias Peneliti

Dalam penelitian kuantitatif klasik dan observasi kualiatif, peneliti selalu mempertanyakan keakuratan interpretasi mereka terhadap data yang diperoleh dari partisipan penelitian. Dalam metode autoetnografi, penulis adalah subjek dan peneliti pada saat yang sama, sehingga ia tidak perlu mempertanyakan lagi keakuratan/keberpihakan dari dirinya sendiri. Hal ini meningkatkan kredibilitas penelitian dan membebaskan penulis dari jebakan proyeksi personal.

Menghadirkan Apresiasi yang Berlebihan pada Interpretasi Penulis

Metode autoetnografi memungkinkan penulis untuk menyajikan interpretasi yang paling personal tentang kisahnya. Di sisi lain, interpretasi penulis lebih banyak diapresiasi ketika ia mempresentasikan materi dalam gaya tulisan yang kreatif, seperti membawa konsep tulisan hibrida atau menggunakan seni visual. Hal ini meningkatkan daya tarik tulisan dan memudahkan pembaca memahami lebih dalam isi tulisan.

Sebagai Bentuk Representasi Sosial Yang Dibalik Identitas

Autoetnografi didesain untuk mengeksplorasi identitas dan menceritakan kisah pribadi dalam konteks sosial. Dari perspektif yang lebih luas, metode ini bisa juga dilihat sebagai representasi sosial yang mewakili kelompok atau masyarakat tertentu. Selain itu, autoetnografi dilihat sebagai teknik baru dalam bidang seni, yang mengintegrasikan hal-hal seperti gambar, musik, dan bahasa.

Kekurangan Autoetnografi

Adapun dibawah ini adalah beberapa kekurangan dari penggunaan metode autoetnografi dalam penelitian:

Minimnya Pengetahuan Sosiologis

Jika suatu penelitian hanya berdasarkan pengalaman pribadi saja, maka terdapat kemungkinan kekurangan wawasan sosial. Metode autoetnografi akan membawa pada hasil wawasan yang sifatnya pribadi-kultural dan mungkin tidak memperhitungkan konteks sosial yang lebih luas. Kekurangan ini seringkali krusial untuk dirapikan ketika konteks sosial sudah ditempatkan pada peran penting atau menjadi fokus dari penelitian.

Kurangnya Akurasi Terhadap Fakta Sosial

Ketika seseorang hanya berbicara tentang dirinya sendiri, biasanya terjadilah kesalahan interpretasi atau subyektifitas terhadap informasi yang disampaikan. Melalui autoetnografi, kita memperoleh pengetahuan dari sumber ulasan hanya seorang saja yakni penulis autoetnografi. Selain itu, ada juga sulitnya memanipulasi informasi yang diberikan oleh penulis autoetnografi kualitatif karena tidak dokumen atau sepercaya publikasi statis. Oleh karenanya, metode penelitian autoetnografi kerap dianggap kurang akurat ketika digunakan pada kasus-kasus yang memerlukan akurasi tinggi.

Terjebak dalam Noise Personal dan Overgeneralization

Keyword dari metode autoetnografi adalah pengamatan yang sudah menjadi objek diskusi. Jika penulis mencoba untuk mengeksploitasi pengalamannya, hal itu dapat berakibat pada penyederhanaan banyak hal tentang kelompok yang dipelajari, pada penafsiran yang terkesan mengada-ada, atau overgeneralisasi dari hasil penelitian. Terkadang penulis mengalami “overreading” pada hasil penelitian mereka mengenai kelompok tertentu dengan terlalu fokus pada aspek unik dalam pertimbangan konsekuensi sosial kontekstual.

Memerlukan Kewaspadaan Terhadap Pertimbangan Etika

Peneliti harus memikirkan secara serius tentang pertimbangan etika ketika menulis autoetnografi. Hal ini berkaitan dengan pertimbangan kerahasiaan, privasi, dan anonimitas dari diri sendiri sendiri atau orang lain dalam cerita. Tata laku etik yang kurang dalam penggunaan metodologi penelitian ini bisa berakibat pada kepercayaan dari para audiens, publik, atau masyarakat dunia akademis ke metode tersebut.

Tabel: Informasi Lengkap Tentang Autoetnografi

Nama Metode PenelitianAutoetnografi
PengertianBentuk tulisan ilmiah yang menceritakan kisah tentang diri sendiri dalam hubungannya dengan dunia sosial yang ia pelajari.
SejarahCarolyn Ellis adalah orang yang pertama kali memunculkan konsep autoetnografi pada tahun 1990 ketika ia menuliskan pengalaman merawat ayahnya yang sakit menggenapi attachment theory sebagai kerangka pemikiran. Sejak saat itu, metode autoetnografi mulai dijadikan perbincangan dalam kelompok penelitian di sosiologi, antropologi, dan kajian-literatur.
Pelaku PenelitianSubyek dan Objek adalah diri sendiri
Tujuan UtamaMemperoleh pemahaman yang lebih dalam mengenai diri sendiri dan hubungan sosial yang ada dengan kelompok yang ia pelajari.
Cara Melakukan PenelitianPersenel-manual dari pengalaman diri sendiri terhadap kelompok yang ia pelajari.
Cara Penyajian LaporanAutoetnografi dilaporkan dalam bentuk tulisan ilmiah yang lebih menceritakan pengalaman diri seseorang dan mempergunakan kerangka teori sosial dalam tinjauan tentang kehidupannya.
KeuntunganMerupakan cara untuk memperdalam pemahaman diri sendiri, peneliti memiliki kendali atas proses penelitian, mendekati fenomena sosial dari perspektif yang berbeda, mengambil bagian dari konteks yang normal sehingga lebih menguntungkan serta mempercantik proses penelitian, menghindari bias peneliti, menghadirkan apresiasi berlebihan pada interpretasi penulis, dan bentuk representasi sosial yang dibalik identitas.
KekuranganMinimnya pengetahuan sosiologis, kurang akurasi terhadap fakta sosial, terjebak dalam noise personal dan overgeneralization, dan memerlukan kewaspadaan terhadap pertimbangan etika.

FAQ Tentang Autoetnografi

1. Apakah jenis penelitian ini bisa dilakukan oleh setiap orang?

Ya, siapa pun dapat melakukan penelitian ini, karena kebanyakan subjek terdapat dalam diri mereka sendiri

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan