Salam Pembaca Sekalian,

Sekolah adalah tempat belajar yang dapat membentuk karakter seseorang. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan nilai dan norma yang baik di lingkungan sekolah. Dalam artikel ini, kami akan membahas bagaimana cara menerapkan nilai dan norma di lingkungan sekolah, serta kelebihan dan kekurangan dari setiap cara yang bisa diambil.

Pendahuluan

Pendidikan karakter di sekolah merupakan suatu langkah penting untuk membentuk karakter murid dan menumbuhkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu yang bertujuan membentuk karakter anak adalah nilai dan norma. Didiklah anak dengan mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, toleransi, dan kerja keras sehingga anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang berguna bagi masyarakat. Namun, di balik itu terdapat kekurangan dan kelebihan dari cara menerapkan nilai dan norma di lingkungan sekolah.

Hal pertama yang dapat dilakukan adalah menanamkan nilai dan norma melalui kurikulum dan kegiatan di sekolah. Setiap jam pelajaran sudah pasti mengandung nilai-nailai yang dapat dijadikan contoh untuk murid untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian, setiap kegiatan sekolah dapat menjadi sebuah pengamalan dari nilai yang sudah diajarkan. Contohnya, kegiatan kebersihan lingkungan school cleaning dimana murid diajarkan untuk menjaga lingkungan bersih.

Kelebihan dari cara ini adalah nilai dan norma dapat dipelajari dan dipraktikkan langsung di sekolah. Murid juga dapat langsung mengetahui nilai dan norma yang harus dijadikan pedoman dalam hidupnya. Namun, kekurangannya adalah nilai dan norma yang diajarkan terbatas pada kurikulum yang ada. Hal ini bisa terlihat ketika murid sudah terlanjur menanamkan segala jenis nilai yang sesuai dengan kurikulum saja, padahal nilai dan norma lain tak kalah pentingnya. Dalam hal seperti ini, peran dan efikasi kurikulum dibandingkan dengan pengalaman sosial murid dapat dipertanyakan.

Cara kedua yang bisa dilakukan adalah menanamkan nilai dan norma melalui kegiatan ekstrakurikuler. Di sini, nilai dan norma yang sudah diajarkan dari kurikulum dapat diaplikasikan dalam kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya kegiatan pramuka dimana para anggotanya harus menanamkan nilai jujur dan disiplin diri.

Kelebihan dari cara kedua ini adalah nilai dan norma yang diajarkan lebih praktis dan lebih mengena pada siswa karena dilakukan dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan. Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler dapat dijadikan ajang untuk mengeksplorasi minat dan bakat siswa. Namun, kekurangannya adalah kegiatan ekstrakurikuler tidak dapat menjangkau semua siswa, terutama yang berkecukupan dalam waktu dan biaya. Oleh karena itu, murid belum tentu bisa menanamkan semua nilai dan norma yang diajarkan dalam kegiatan ini.

Cara ketiga yang biasanya dilakukan adalah menanamkan nilai dan norma melalui pengalaman sosial. Pengalaman sosial bisa didapat murid ketika melakukan kegiatan diluar sekolah. Dalam pengalaman ini, murid bisa mengaplikasikan langsung nilai dan norma yang diajarkan agar terus terbayang dalam pikirannya.

Kelebihan dari cara ini adalah murid akan mengalami secara langsung bagaimana nilai dan norma tersebut diterapkan dalam kehidupan yang nyata. Ini akan memudahkan murid untuk memahami nilai dan norma yang diajarkan. Selain itu, murid akan dapat mengembangkan empati dan kepedulian pada sekitarnya. Kekurangannya, pengalaman sosial ini sulit untuk diatur dan diawasi oleh sekolah, sehingga ada kemungkinan nilai dan norma yang salah atau bertentangan diajarkan.

Cara keempat yang dapat dilakukan adalah menanamkan nilai dan norma melalui berbagai kegiatan pengembangan diri. Kegiatan ini berupa seminar, lokakarya, dan juga orientasi. Dalam kegiatan ini, murid akan diberikan berbagai pengetahuan dan pengalaman mengenai nilai dan norma.

Kelebihan dari cara ini adalah murid akan dilatih untuk lebih menyadari nilai dan norma yang harus dijunjung tinggi. Kegiatan pengembangan diri juga dapat memberikan pemahaman yang lebih luas dan mendalam tentang nilai dan norma. Namun, kekurangan dari cara ini adalah kegiatan pengembangan diri membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Selain itu, tidak semua sekolah mempunyai dana untuk melakukan kegiatan pengembangan diri ini.

Cara kelima yang biasa digunakan adalah menanamkan nilai dan norma melalui keteladanan. Keteladanan di sini bisa datang dari guru ataupun tokoh masyarakat. Keteladanan ini bisa diberikan baik dalam bentuk pidato ataupun tindakan.

Kelebihan dari cara ini adalah murid akan lebih mudah memahami dan mempraktikkan nilai dan norma karena mereka melihat contoh nyata dari seseorang yang sudah terlebih dahulu menerapkan nilai dan norma tersebut. Namun, kekurangan dari cara ini adalah tidak semua guru atau tokoh masyarakat ini memiliki perilaku atau nilai yang baik, sehingga dapat memberikan kesan negatif pada murid.

Cara keenam yang biasanya dilakukan adalah menanamkan nilai dan norma melalui sistem reward dan punishment. Berdasarkan perilaku siswa, sistem ini akan memberikan nilai atau sanksi bagi siswa.

Kelebihan dari cara ini adalah murid akan disiplin dalam menerapkan nilai dan norma yang harus diaplikasikan. Namun, kekurangan dari cara ini adalah sistem ini bisa menjadi bumerang dalam hal dimana siswa hanya mematuhi peraturan sekolah namun tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata enak saja membuahkan nilai yang baik. Dalam kasus ini, sistem reward dan punishment menjadi hanya mementingkan nilai dan bukan moralitas siswa.

Cara terakhir yang biasa digunakan adalah menanamkan nilai dan norma melalui pergaulan dan fellow-student relationship. Dalam cara ini, murid bisa belajar dari teman sebayanya untuk membangun sikap yang positif.

Kelebihan dari cara ini adalah murid belajar melalui pengalaman yang serupa dengan dirinya dan lebih mudah dijalani jangka panjang. Namun, kekurangan dari cara ini adalah lingkungan yang kurang positif dapat mempengaruhi karakter murid menjadi tidak baik.

Informasi Lengkap tentang Cara Menerapkan Nilai dan Norma di Lingkungan Sekolah

CaraKelebihanKekurangan
Melalui kurikulum dan kegiatan sekolahNilai dan norma dapat dipelajari dan dipraktikkan langsung di sekolah.Nilai dan norma yang diajarkan terbatas pada kurikulum yang ada.
Melalui kegiatan ekstrakurikulerNilai dan norma yang diajarkan lebih praktis dan diterima dengan baik oleh siswa karena dilakukan dalam bentuk aktivitas yang menyenangkan.Tidak semua siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, terutama yang berkecukupan dalam waktu dan biaya.
Melalui pengalaman sosialMurid akan mengalami secara langsung bagaimana nilai dan norma tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan yang nyata.Sulit untuk diatur dan diawasi oleh sekolah, sehingga ada kemungkinan nilai dan norma yang salah atau bertentangan diajarkan.
Melalui kegiatan pengembangan diriMurid akan dilatih untuk lebih menyadari nilai dan norma yang harus dijunjung tinggi serta membangun karakter dan mengembangkan minat dan bakat.Membutuhkan biaya yang lebih tinggi dan tidak semua sekolah memiliki dana untuk melakukan kegiatan pengembangan diri.
Melalui keteladananMurid akan lebih mudah memahami dan mempraktikkan nilai dan norma karena melihat contoh nyata dari seseorang yang sudah terlebih dahulu menerapkan nilai dan norma tersebut.Tidak semua guru atau tokoh masyarakat memiliki perilaku atau nilai yang baik, sehingga dapat memberikan kesan negatif pada murid.
Sistem reward dan punishmentMurid akan disiplin dalam menerapkan nilai dan norma yang harus diaplikasikan.Sistem ini bisa menjadi bumerang dalam hal dimana siswa hanya mematuhi peraturan sekolah namun tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.
Pergaulan dan fellow-student relationshipMurid belajar melalui pengalaman yang serupa dengan dirinya dan lebih mudah dijalani jangka panjang.Lingkungan yang kurang positif dapat mempengaruhi karakter murid menjadi tidak baik.

Sumber: “Teaching and Learning Values Education in Schools” oleh Dr. R Sudharsan.

FAQ

1. Bagaimana cara menanamkan nilai dan norma di lingkungan sekolah?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, seperti melalui kurikulum dan kegiatan sekolah, kegiatan ekstrakurikuler, pengalaman sosial, kegiatan pengembangan diri, keteladanan, sistem reward dan punishment, serta pergaulan dan fellow-student relationship.

2. Apa keuntungan menanamkan nilai dan norma di lingkungan sekolah?

Keuntungannya adalah murid dapat tumbuh menjadi individu yang berguna bagi masyarakat dan dapat membawa dampak positif bagi lingkungan sekitarnya.

3. Apa kekurangan dari menanamkan nilai dan norma di lingkungan sekolah melalui kegiatan ekstrakurikuler?

Kekurangannya adalah tidak semua siswa dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, terutama yang berkecukupan dalam waktu dan biaya. Selain itu, murid belum tentu bisa menanamkan semua nilai dan norma yang diajarkan dalam kegiatan ini.

4. Apa kekurangan dari menanamkan nilai dan norma melalui pengalaman sosial?

Kekurangannya adalah sulit untuk diatur dan diawasi oleh sekolah, sehingga ada kemungkinan nilai dan norma yang salah atau bertentangan diajarkan.

5. Apa kelemahan dari sistem reward dan punishment?

Kekurangannya adalah sistem ini bisa menjadi bumerang dalam hal dimana siswa hanya mematuhi peraturan sekolah namun tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

6. Apa manfaat menanamkan nilai dan norma melalui kegiatan pengembangan diri?

Manfaatnya adalah murid akan dilatih untuk lebih menyadari nilai dan norma yang harus dijunjung tinggi serta membangun karakter dan mengembangkan minat dan bakat.

7. Apa kekurangan menanamkan nilai dan norma melalui keteladanan?

Tidak semua guru atau tokoh masyarakat memiliki perilaku atau nilai yang baik, sehingga dapat memberikan kesan negatif pada murid.

8. Apa kekurangan dari menanamkan nilai dan norma melalui sistem reward dan punishment?

Sistem ini bisa menjadi bumerang dalam hal dimana siswa hanya mematuhi peraturan sekolah namun tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata.

9. Apa manfaat menanamkan nilai dan norma melalui pergaulan dan fellow-student relationship?

Manfaatnya adalah murid belajar melalui pengalaman yang serupa dengan dirinya dan lebih mudah dijalani jangka panjang.

10. Apa kekurangan dari menanamkan nilai dan norma melalui kegiatan pengembangan diri?

Membutuhkan biaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Selain itu, tidak semua sekolah mempunyai dana untuk melakukan kegiatan pengembangan diri ini.

11. Apa kelemahan dari menanamkan nilai dan norma di lingkungan sekolah melalui pengalaman sosial?

Sulit untuk diatur dan diawasi oleh sekolah, sehingga ada kemungkinan nilai dan norma yang salah atau bertentangan diajarkan.

12. Apa kekurangan dari menanamkan nilai dan norma melalui keteladanan?

Tidak semua guru atau tokoh masyarakat memiliki perilaku atau nilai yang baik, sehingga dapat memberikan kesan negatif pada murid.

13. Apa keuntungan menanamkan nilai dan norma melalui keteladanan?

Murid akan lebih mudah memahami dan mempraktikkan nilai dan norma karena melihat contoh nyata dari seseorang

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan