Bagaimana Kondisi Ekonomi pada Masa Demokrasi Terpimpin?

Pembaca sekalian, pada masa demokrasi terpimpin yang berlangsung dari tahun 1957 hingga 1965, Indonesia mengalami beberapa perubahan signifikan dalam bidang ekonomi. Pada saat itu, Presiden Soekarno menjabat sebagai kepala negara dan terdapat kebijakan-kebijakan ekonomi yang berbeda dengan masa sebelumnya. Artikel ini akan membahas tentang keadaan ekonomi Indonesia pada masa demokrasi terpimpin dan kelebihan serta kekurangannya secara detail.

Pendahuluan

Sebelum membahas tentang keadaan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin, perlu diketahui bahwa pandangan ekonomi pada masa itu berbeda dengan saat ini. Pada masa itu, pandangan ekonomi yang dianut adalah aliran ekonomi sosialis yang menekankan pada kepemilikan negara atas sektor-sektor tertentu. Presiden Soekarno sendiri memegang keyakinan kuat pada aliran sosialisme.

Pada masa demokrasi terpimpin, terdapat beberapa kebijakan ekonomi yang diberlakukan oleh pemerintah. Di antaranya adalah pembentukan Badan Perencanaan Nasional (BPN), badan inilah yang bertugas merencanakan pembangunan di segala bidang, termasuk di sektor ekonomi.

Salah satu program besar pada masa itu adalah Konsepsi Dasar Ekonomi Negara (KDEN) yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 1959. Program ini bertujuan untuk menciptakan perekonomian nasional yang mandiri dan kuat dengan mengandalkan sumber daya alam serta kebijakan ekonomi nasional yang merdeka dan berdiri sendiri.

Namun, KDEN tidak hanya mengandung kelebihan tetapi juga kekurangan. Beberapa kelebihan dari KDEN diantaranya adalah:

1. Pemberdayaan Sumber Daya Alam

Dalam KDEN, sumber daya alam dipandang sebagai sumber daya utama yang harus dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan perekonomian negara.

2. Intervensi Negara dalam Distribusi Barang dan Jasa

Negara turut campur tangan dalam distribusi barang dan jasa untuk mengurangi kesenjangan dan menghindari monopoli.

3. Kemerdekaan Ekonomi Nasional

KDEN bertujuan untuk memperkuat kemandirian ekonomi nasional sehingga tidak tergantung pada asing.

Namun, di sisi lain KDEN juga memiliki kekurangan, seperti:

1. Keterbatasan Dana dan Sumber Daya Manusia

Pada masa itu, masih ada keterbatasan dana serta minimnya sumber daya manusia yang terampil dalam bidang ekonomi.

2. Penerapan Ekonomi Sentralis

Di KDEN terdapat kebijakan ekonomi yang sangat sentralis dan terpusat pada pemerintah, sementara membatasi partisipasi swasta dalam sektor-sektor tertentu.

3. Kebijakan Proteksionis

Kebijakan proteksionis pada KDEN justru memicu meningkatnya impor barang dan jasa.

Masih banyak lagi kelebihan dan kekurangan dari KDEN yang perlu dijelaskan, namun pembahasannya terlalu panjang dan tidak cukup di sini. Namun, perlu dipahami bahwa KDEN bukanlah satu-satunya kebijakan ekonomi pada masa demokrasi terpimpin.

Ekonomi Indonesia pada Masa Demokrasi Terpimpin

Pada masa demokrasi terpimpin, Indonesia mengalami perubahan yang signifikan di bidang ekonomi. Selama era ini, terdapat beberapa kebijakan ekonomi yang diberlakukan oleh pemerintah. Berikut adalah penjelasan mengenai beberapa kebijakan ekonomi yang diberlakukan pada masa demokrasi terpimpin:

1. Pengaruh Ekonomi Sosialis

Pada masa demokrasi terpimpin, Indonesia masih memegang keyakinan kuat pada pandangan ekonomi sosialis. Pandangan tersebut muncul seiring dengan adanya keinginan negara untuk mengurangi pengaruh asing dalam ekonomi nasional. Hal tersebut tercermin pada kebijakan-kebijakan ekonomi yang diberlakukan pada masa itu, seperti nasionalisasi perusahaan swasta atau asing serta pengelolaan aset negara oleh Badan Urusan Logistik (BULOG).

2. Perkembangan Industri Nasional

Pemerintah pada masa itu juga giat melakukan upaya mengembangkan industri nasional lewat program pembangunan tiga wilayah industri besar yaitu Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Selain itu, pemerintah juga mengembangkan industri kecil dan menengah lewat program anti-monopoli yang diberlakukan oleh pemerintah.

3. Keuangan Negara

Pada masa demokrasi terpimpin, keuangan negara dipenuhi oleh dana hasil bumi, seperti minyak dan gas, serta hasil pajak dari sektor industri. Namun, pada tahun 1965, Indonesia mengalami krisis ekonomi akibat dari kebijakan otonomi daerah dan pengaruh Partai Komunis Indonesia (PKI) pada pemerintahan saat itu.

Selain itu, terdapat perusahaan-perusahaan swasta asing yang juga ikut ambil bagian dalam perekonomian negeri, seperti PT Freeport Indonesia yang menjadi penghasil tambang terbesar di dunia dan membawa kontribusi besar pada perekonomian Indonesia.

4. Pertanian dan Perkebunan

Bidang pertanian dan perkebunan pada masa itu juga diikuti dengan kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh pemerintah, seperti program padi dan palawija, peternakan, dan perkebunan. Namun, di bidang pertanian dan perkebunan, masih terdapat kesenjangan pendapatan yang besar antara petani dan pemilik perusahaan.

5. Persediaan Pangan

Pada masa demokrasi terpimpin, persediaan pangan masuk dalam lingkup badan logistik nasional, BULOG. Hal ini untuk menghindari gejolak harga barang-barang pangan dan untuk memastikan ketersediaan bahan pangan utama.

Itulah beberapa informasi tentang bagaimana keadaan ekonomi Indonesia pada masa demokrasi terpimpin dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masa itu.

Tabel Informasi

NoInformasi
1Ekonomi Sosialis
2Perkembangan Industri Nasional
3Keuangan Negara
4Pertanian dan Perkebunan
5Persediaan Pangan

FAQ

1. Apa itu KDEN?

KDEN adalah kebijakan ekonomi yang dibentuk pada masa demokrasi terpimpin.

2. Bentuk kebijakan ekonomi apa saja yang diberlakukan pada masa demokrasi terpimpin?

Beberapa bentuk kebijakan ekonomi adaah nasionalisasi perusahaan, pembentukan BULOG, pengembangan industri nasional, dan masih banyak lagi.

3. Apa saja yang menjadi sumber pendapatan keuangan negara pada masa demokrasi terpimpin?

Sumber pendapatan keuangan negara pada masa itu adalah dana hasil bumi dan pajak dari sektor industri.

4. Lebih banyak industri swasta asing atau nasional pada masa demokrasi terpimpin?

Pada masa itu, terdapat perusahaan swasta asing dan nasional yang sama-sama ikut berkontribusi pada perekonomian Indonesia.

5. Apa dampak otonomi daerah pada kondisi ekonomi Indonesia pada masa demokrasi terpimpin?

Otonomi daerah turut berperan dalam keruntuhan ekonomi Indonesia pada tahun 1965.

6. Bagaimana KDEN mempengaruhi pembangunan ekonomi Indonesia pada masa demokrasi terpimpin?

KDEN bertujuan untuk menciptakan perekonomian nasional yang mandiri dan kuat dengan mengandalkan sumber daya alam serta kebijakan ekonomi nasional yang merdeka dan berdiri sendiri.

7. Apa yang dimaksud dengan BULOG?

BULOG adalah singkatan dari Badan Urusan Logistik, lembaga yang bertanggung jawab dalam mengurusi distribusi kebutuhan pokok masyarakat.

Kesimpulan

Pembaca sekalian, kondisi ekonomi pada masa demokrasi terpimpin memiliki kelebihan dan kekurangan yang harus dipahami untuk mengevaluasi program-program yang dilakukan pada masa itu. Kebijakan-kebijakan yang dilakukan pada masa itu telah membentuk ekonomi dan pemerintahan Indonesia saat ini. Oleh karena itu, sudah sewajarnya apabila kita memahami kondisi ekonomi pada masa demokrasi terpimpin. Sebagai generasi muda, kita harus mempelajari sejarah untuk belajar dari kesalahan yang terjadi pada masa sebelumnya dan mengambil pelajaran yang berharga untuk kebaikan Indonesia ke depan.

Setelah membaca artikel ini, marilah kita menghadapi masa depan dengan lebih percaya diri dan memiliki pengertian yang lebih baik mengenai sejarah ekonomi Indonesia.

Disclaimer

Artikel ini dibuat untuk tujuan edukasi dan promosi, tidak ditujukan untuk merendahkan siapa pun atau golongan tertentu. Seluruh informasi di laman ini hanya bersifat umum dan tidak menjamin keakuratan, kesesuaian, atau kelengkapan dari informasi yang tersedia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan