Apa itu Cellebrite?


Cellebrite: The Digital Forensic Tool Making Waves in Indonesia

Cellebrite merupakan sebuah perusahaan teknologi yang berfokus di bidang ekstraksi data dari perangkat mobile. Di Indonesia, Cellebrite meluncurkan software UFED Touch2 sebagai perangkat ekstraksi data yang mampu mengambil data dari hampir semua jenis perangkat seperti smartphone, tablet, dan laptop. UFED Touch2 memberikan kemampuan untuk mengambil informasi penting seperti chat, foto, video, dokumen, dan data lainnya. Selain itu, perangkat ini juga mampu memulihkan data yang hilang, melacak lokasi perangkat, dan mengumpulkan data dari awan.

Dalam hal pencegahan kejahatan, Cellebrite menjadi perusahaan yang diakui dan diandalkan. Cellebrite memberikan solusi teknologi kepada aparat kepolisian dan badan intelijen di Indonesia untuk mencegah dan mengatasi kejahatan seperti terorisme, pembunuhan, dan penculikan.

Di samping itu, Cellebrite juga menjadi solusi dalam penanganan kasus korupsi di Indonesia. Dalam beberapa kasus, Cellebrite membantu proses penyidikan petugas kepolisian dan pengadilan dengan mengambil data digital sebagai bukti, termasuk kasus-kasus korupsi tinggi di negeri ini.

Secara khusus, Cellebrite juga digunakan oleh aparat kepolisian dan badan intelijen Indonesia dalam menangani kasus narkoba. Mengambil data dari perangkat smartphone dan tablet menjadi penting karena sangat umum bagi para pelaku kejahatan untuk berkomunikasi menggunakan platform digital itu.

Sebagai perusahaan teknologi profesional di bidang ekstraksi data, Cellebrite memberikan pelatihan kepada aparat kepolisian dan badan intelijen sebelum software UFED Touch2 digunakan. Hal ini akan memastikan bahwa data yang dapat diekstraksi benar-benar diperoleh berdasarkan prosedur hukum. Selain itu, pelatihan Cellebrite dilakukan secara berkala untuk menjaga kualitas kerja yang ada di lapangan.

Keberadaan Cellebrite di Indonesia menjadi jawaban cerdas untuk semakin kompleksnya kejahatan di era digital ini. Perusahaan ini memberikan solusi terbaik bagi penegak hukum untuk mengatasi berbagai jenis kejahatan melalui pengambilan data elektronik digital yang efektif. Selain itu, pelatihan yang diberikan oleh Cellebrite kepada penegak hukum di Indonesia juga ikut membantu memastikan bahwa semua operasi yang dilakukan berdasarkan prosedur yang benar dan hukum.

Sejarah Cellebrite


Cellebrite

Cellebrite adalah perusahaan teknologi asal Israel yang berfokus pada pengembangan solusi untuk mengambil dan menganalisis data dari perangkat seluler. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1999 oleh sekelompok insinyur dan ilmuwan komputer yang memiliki keahlian di berbagai bidang seperti sains komputer, matematika, dan rekayasa perangkat lunak.

Awalnya, Cellebrite beroperasi sebagai perusahaan berbasis konsultasi dan menyediakan layanan untuk pengumpulan bukti digital dalam kasus-kasus hukum. Namun, pada tahun 2007, perusahaan ini mengembangkan produk pertamanya yaitu UFED (Universal Forensic Extraction Device), yaitu alat untuk mengambil data dari ponsel dan smartphone yang dianggap sangat efektif oleh para penyidik kepolisian di seluruh dunia.

Sepanjang sejarahnya, Cellebrite selalu berusaha untuk terus meningkatkan produk dan solusi yang mereka tawarkan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan mereka. Perusahaan ini terkenal dengan inovasinya dalam mengembangkan teknologi untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengambilan bukti digital dan analisis data.

Saat ini, Cellebrite telah berkembang menjadi perusahaan yang memiliki lebih dari 850 karyawan di seluruh dunia dengan kantor dan mitra di berbagai negara termasuk Indonesia. Sebagai perusahaan yang terus tumbuh dan berkembang, Cellebrite terus merancang solusi baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan mereka yang semakin berkembang.

Tidak hanya itu, Cellebrite juga terus melakukan penelitian dan pengembangan teknologi baru untuk memperkuat produk-produknya dan meningkatkan kemampuan analisis data. Hal ini telah membuat Cellebrite menjadi pemimpin pasar dalam solusi digital forensik, memberikan solusi dan layanan yang sangat optimal untuk kebutuhan investigasi dalam kasus kejahatan dan keamanan negara.

Dalam rangka memperluas bisnisnya di Asia Tenggara, Cellebrite mengembangkan strategi untuk mengembangkan bisnis digital forensik mereka di Indonesia. Terlebih lagi, perusahaan ini mendapatkan dukungan dari Organisasi Internasional Kepolisian (INTERPOL) untuk mengembangkan pasar mereka di wilayah Asia Tenggara dan membantu meningkatkan kemampuan penegakan hukum di negara tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan untuk solusi Cellebrite terus meningkat di Indonesia, khususnya di kalangan lembaga penegak hukum dan badan intelijen. Produk Cellebrite seperti UFED merupakan alat vital bagi penyidik kepolisian dalam mengambil dan menganalisis data dari perangkat seluler terkait kasus-kasus hukum. Cellebrite juga dikenal sebagai salah satu mitra utama bagi lembaga pemerintah di Indonesia yang bertanggung jawab dalam memerangi kejahatan dan menjaga keamanan negara.

Dengan semakin berkembangnya teknologi digital di Indonesia, Cellebrite menjadi semakin penting bagi keamanan nasional dengan menyediakan solusi dan layanan yang dapat membantu para penyidik hukum dalam memerangi kejahatan.

Teknologi Cellebrite dalam Melakukan Pencarian Digital


Cellebrite: The Digital Forensic Tool Making Waves in Indonesia

Indonesia’s law enforcement agencies have been increasingly relying on digital data gathered by Cellebrite, an Israeli technology company that specializes in data extraction from mobile devices, including smartphones or tablets. The country’s police agencies have recently turned to Cellebrite devices to investigate financial crimes, terrorism, and other offenses that leave digital footprints. The technology has also been instrumental in overcoming the challenges of investigating digital crimes, which require access to sophisticated tools that can crack passwords, extract data, and connect the dots across multiple devices and platforms.

Cellebrite was established in 1999 and has been developing digital forensic solutions for over a decade. Its main products include UFED, a mobile extraction tool, and Physical Analyzer, a tool that extracts and analyzes data from computers, hard drives, SIM cards, and other sources. The products allow investigators to retrieve call logs, text messages, contacts, photos, videos, and other types of data from smartphones and tablets. In addition to data extraction, Cellebrite’s tools can also bypass passwords or encryption barriers, allowing investigators to access protected devices.

The use of Cellebrite technology by Indonesian law enforcement agencies has proved beneficial in several cases. In 2018, for instance, investigators relied on UFED technology to retrieve incriminating messages from WhatsApp in the case of Meiliana, a housewife in Medan who was jailed for blasphemy after complaining about a mosque’s volume. In another case, also in 2018, the National Narcotics Agency (BNN) used Cellebrite devices to decrypt encrypted messages and gather evidence against a drug dealer. Additionally, in 2021, the Jakarta Police used Cellebrite’s forensic tools to uncover evidence of illegal transactions in the cryptocurrency market.

Despite the benefits of Cellebrite technology, there have also been concerns over its accuracy and privacy implications. Some critics argue that Cellebrite’s tools may not be 100% accurate and may produce false or misleading results. Moreover, the extraction of data from mobile devices raises concerns over privacy infringements and the potential for abuse by authorities. In response to these concerns, some experts have called for proper oversight and regulations to ensure the appropriate use of digital forensic tools by law enforcement agencies.

In conclusion, Cellebrite technology has emerged as a crucial tool for Indonesian law enforcement agencies in conducting digital investigations. The technology has proved effective in extracting digital data, cracking passwords, and bypassing encryption barriers, leading to successful prosecutions in several cases. Nonetheless, the use of digital forensic tools like Cellebrite also raises concerns over privacy implications and accountability, highlighting the need for proper regulations and oversight in the use of such tools.

Kasus Bersejarah yang Diungkap oleh Cellebrite


Cellebrite: The Digital Forensic Tool Making Waves in Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya, sejarah, dan keanekaragaman alamnya. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, Indonesia memiliki gaya hidup yang aktif dan cenderung mengandalkan teknologi. Hal ini membuat Indonesia menjadi pasar yang menjanjikan bagi produsen teknologi seperti Cellebrite. Cellebrite sendiri adalah perusahaan Israel yang memproduksi alat untuk membuka dan memperoleh data dari perangkat mobile. Perusahaan ini baru-baru ini sangat populer di Indonesia karena kemampuannya untuk mengungkap kasus bersejarah.

Kasus E-KTP Palsu

E-KTP Palau Indonesia

Kasus e-KTP palsu menjadi salah satu kasus besar yang pernah diungkap oleh Cellebrite di Indonesia. Kasus ini terjadi pada tahun 2018 dan melibatkan tiga orang tersangka yang menggunakan teknologi untuk menghasilkan e-KTP palsu. Cellebrite bekerja sama dengan kepolisian Indonesia dan berhasil mengumpulkan bukti elektronik dari perangkat mobile yang digunakan oleh pelaku. Dari hasil analisis data perangkat mobile tersebut, Cellebrite berhasil membongkar sistem perbuatannya dan mengungkap ratusan e-KTP palsu yang sudah dibuat. Kasus ini akhirnya berhasil diungkap dan pelakunya dijatuhi hukuman yang setimpal.

Kasus Dugaan Korupsi Bank Century

Bank Century Indonesia

Kasus dugaan korupsi Bank Century menjadi salah satu kasus besar yang pernah menjadi pusat perhatian di Indonesia. Kasus ini terjadi pada tahun 2008 dan melibatkan beberapa pejabat tinggi pemerintahan Indonesia. Cellebrite bekerja sama dengan kepolisian Indonesia dan berhasil menghasilkan bukti-bukti digital dari perangkat mobile yang digunakan oleh sejumlah pelaku. Dari hasil analisis data perangkat mobile tersebut, Cellebrite berhasil mengungkap banyak dokumen penting yang menjadi bukti kuat dugaan korupsi tersebut. Kasus ini kemudian menjadi topik utama di media dan mendapat perhatian yang besar dari masyarakat.

Kasus Penangkapan Teroris

Teroris Indonesia

Indonesia adalah salah satu negara yang cukup rawan akan teroris. Terorisme di Indonesia seringkali membuat rakyat Indonesia merasa tidak aman dan khawatir. Salah satu kasus besar yang diungkap oleh Cellebrite di Indonesia adalah kasus penangkapan teroris. Cellebrite bekerja sama dengan kepolisian Indonesia dan berhasil menyelidiki identitas dan aktivitas digital para teroris melalui perangkat mobile yang mereka gunakan. Dari hasil analisis data tersebut, Cellebrite berhasil membongkar rangkaian aksi terorisme yang akan dilakukan oleh para teroris. Kasus ini menjadi pelajaran bagi seluruh masyarakat dan pemerintah Indonesia akan bahayanya terorisme dan bagaimana untuk mencegahnya.

Kasus Penipuan Berkedok Investasi

Penipuan Investasi Indonesia

Kasus penipuan berkedok investasi menjadi salah satu kasus besar yang diungkap oleh Cellebrite di Indonesia. Kasus ini terjadi pada tahun 2019 dan melibatkan beberapa pelaku yang melakukan penipuan dengan mengaku sebagai investor profesional. Cellebrite bekerja sama dengan kepolisian Indonesia dan berhasil mengumpulkan bukti digital dari perangkat mobile pelaku. Dari hasil analisis data tersebut, Cellebrite berhasil membongkar sistem perbuatannya dan mengungkap berbagai dokumen penting yang menjadi bukti kuat dugaan penipuan tersebut.

Dalam rangka memberikan keamanan bagi seluruh masyarakat Indonesia, Cellebrite terus bekerja sama dengan kepolisian Indonesia dalam mengungkap kasus-kasus besar dan penting di Indonesia. Diharapkan, keberadaan Cellebrite di Indonesia dapat membantu meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia internasional dan memberikan keamanan yang lebih bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Kritik dan Kontroversi yang Melingkupi Cellebrite


Cellebrite

Cellebrite adalah sebuah perusahaan teknologi yang terkenal akan teknologi forensik yang dimilikinya. Perusahaan ini kini menjadi pusat perdebatan dan kritik karena kontroversi yang melingkupinya.

Beberapa isu kontroversial Cellebrite yang terbaru adalah :

1. Keterkaitan dengan Kasus Spyware Pegasus


Pegasus Spyware

Salah satu kasus terbaru yang menyeret nama Cellebrite adalah keterkaitan dengan spyware bernama Pegasus. Pegasus spyware ini dikembangkan oleh perusahaan teknologi asal Israel, Nso Group.

Nso Group diketahui memiliki kerja sama dengan Cellebrite dalam urusan teknologi forensik. Pada tahun 2021, Cellebrite diduga mengeksploitasi bug pada sistem operasi Android untuk melakukan hack pada ponsel.

Banyak pihak meyakini bahwa Cellebrite ikut serta dalam pengembangan spyware yang menimbulkan kontroversi ini. Perusahaan itu menjawab bahwa mereka tidak memiliki keterkaitan dengan penggunaan spyware pada kasus yang mendunia ini.

2. Tidak Dipercayai Sebagai Ahli Forensik


Forensik Image

Sebagai perusahaan teknologi forensik yang bertanggung jawab untuk memulihkan dan menganalisis data yang hilang dari perangkat elektronik, Cellebrite dengan tegas menjamin privasi pengguna.

Namun, ada banyak kritik yang datang dari peneliti keamanan cyber dalam hal ini. Mereka mengatakan bahwa Cellebrite tidak dapat menjadi ahli forensik yang terpercaya karena kurangnya akurasi dalam hal pengembalian data.

Meskipun ada banyak testimoni dari pengguna Cellebrite yang puas, isu-isu tentang ketidakpercayaan pada teknologi Cellebrite menjadi perselisihan yang belum terselesaikan.

3. Tidak Menghormati Privasi Pengguna


Privasi Image

Salah satu permintaan utama dari pengguna teknologi adalah privasi. Sayangnya, Cellebrite tidak selalu menghormati privasi pengguna.

Contoh kasusnya adalah ketika perusahaan ini digunakan oleh FBI dalam menyelidiki kasus serangan terorisme di San Bernardino, California pada tahun 2015.

Meskipun FBI diragukan ketika meminta kepada Apple untuk memberikan akses ke iPhone pelaku serangan, mereka akhirnya mendapatkan akses melalui teknologi Cellebrite. Namun, pengguna Apple merasa tidak nyaman karena privasi data mereka bisa saja terkena risiko dalam upaya tersebut.

4. Implementasi Teknologi yang Ambigu


Tecnologi Challenges

Cellebrite menggunakan teknologi yang agak sulit diimplementasikan – bahkan bagi sebagian orang yang sudah ahli dalam bidang teknologi seperti polisi.

Meskipun perusahaan memastikan bahwa perangkat mereka simpel digunakan, kenyataannya, banyak pengguna yang menghadapi kesulitan menggunakannya.

Penilaian buruk terhadap perusahaan ini kemungkinan besar akan menyebabkan krisis kepercayaan yang membahayakan masa depan perusahaan.

5. Ancaman Terhadap Kebebasan Individu


Kebebasan Individu

Satu isu yang sangat kontroversial tentang teknologi Cellebrite adalah bagaimana teknologi ini sangat mempengaruhi privasi dan kebebasan individu.

Ada banyak potensi bagi pihak yang tidak bertanggung jawab untuk menyalahgunakan data yang diperoleh oleh teknologi Cellebrite. Grup ekstremis, kelompok peretas, atau bahkan otoritas dapat dengan mudah menyalahgunakan teknologi Cellebrite untuk kepentingannya sendiri. Inilah yang membuat Cellebrite dipandang dengan curiga dan memicu kekhawatiran tentang privasi dan hak asasi manusia yang mendasar.

Dengan setiap kontroversi yang muncul, Cellebrite terus memperbaiki diri dan teknologinya. Walaupun beberapa kritik tidak dapat dihindari, Cellebrite berusaha memberikan teknologi forensik terbaik bagi pengguna mereka.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan