Pembukaan

Salam Pembaca Sekalian,

Istihsab merupakan salah satu metode dalam hukum Islam, yang memiliki peran penting dalam menilai suatu perbuatan atau tindakan. Istihsab dapat diartikan sebagai menyamakan hukum dalam suatu keadaan, dengan hukum yang berlaku pada kondisi yang sebelumnya sudah diketahui. Kajian tentang istihsab sendiri telah banyak dibahas oleh para ulama dan studi tentangnya terus berkembang hingga saat ini. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendetail mengenai contoh-contoh istihsab dan penggunaannya dalam hukum Islam.

Pendahuluan

Pengertian Istihsab

Istihsab berasal dari kata hasaba yang berarti menghukumi, diukur, ditakdirkan, atau dinilai. Dalam bahasa Arab, istihsab berarti mencari suatu hukum atau pendapat yang sama dengan hukum atau pendapat sebelumnya yang sudah menjadi kepastian. Istihsab dianggap sebagai satu metode dari qiyas, yaitu menyamakan hukumnya pada suatu keadaan dengan hukum yang berlaku pada kondisi yang sudah diketahui sebelumnya.

Fungsi Istihsab

Istihsab menjadi penting dalam hukum Islam karena mampu menjamin kepastian hukum dan meminimalkan kesalahan dalam menilai suatu tindakan. Selain itu, istihsab juga bisa menjadi alternatif ketika tidak ditemukan sumber hukum secara langsung, atau dalam kasus sumber-sumber hukum yang terdapat kontradiksi. Istihsab dapat pula menjadi sarana untuk memperluas penerapan hukum Islam, mengingat adanya perkembangan zaman dan berbagai hal yang belum dikenal pada masa Rasulullah SAW wafat.

Persoalan yang Diselesaikan dengan Istihsab

Dalam bahasan hukum Islam, penggunaan istihsab banyak membahas beberapa persoalan yang menjadi pokok perhatian, antara lain:

No.Persoalan
1Menentukan kesinambungan hukum ketika kondisi suatu perbuatan tidak jelas, apakah masih diperbolehkan atau tidak.
2Menetapkan kesamaan hukum suatu perbuatan secara persis, antara zaman dahulu dengan masa kini.
3Memberikan kepastian hukum terhadap perbuatan-perbuatan yang tidak spesifik.

Hadits yang Menjadi Landasan Istihsab

Sebagai bekal muatan hukum Islam, istihsab banyak didasarkan pada beberapa hadits Rasulullah SAW, di antaranya:

“Apabila kalian mendapati suatu persoalan yang tidak dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan sunnahku maka lihatlah (cari) di dalam person-persoalan seperti itu apa yang paling dekat kepadanya (istihsabu bin nash),” (HR. Abu dawud, Nasa’i, Ibnu Majah).

Contoh Istihsab dengan Masalah Qabliyyah dan Baadiyyah

Secara garis besar, istihsab dibagi menjadi dua, yaitu qabliyyah dan baadiyyah. Qabliyyah diartikan sebagai istihsab dalam hukum semula (hukum asal), sedangkan baadiyyah diartikan sebagai istihsab dalam hukum yang berubah. Sebagai contoh, ketika hukum asal digambarkan dalam bentuk adanya kemantapan, walaupun tidak diketahui secara pasti, baik bentuk harta maupun sifatnya maka ketiga hal berikut merupakan contoh istihsab:

  1. Konon, hadisi ini menjadi landasan bagi pendapat mayoritas ulama bahwa tidak menyebutkan sumber makanan yang tidak jelas itu, meskipun tetap tidak halal, dapat dianggap sebagai halal berkat adanya kemantapan.
  2. Menetapkan bahwa kepemilikan mobil dalam istilah hukum penting identik dengan kepemilikan kendaraan umum yang lain sehingga harus dinafkahi dengan anggaran kas negara.
  3. Menetapkan bahwa suatu wilayah berlaku pula bagi hukum Islam yang berlaku pada wilayah yang berdekatan, bahkan merata untuk semua umat manusia.

Kelebihan dan Kekurangan Contoh Istihsab

Kelebihan Istihsab

Istihsab memiliki kelebihan dalam hukum Islam yang cukup signifikan, antara lain:

  1. Meminimalisir kesalahan dalam menentukan hukum Islam,
  2. Memberikan kepastian hukum bagi perbuatan yang belum pasti hukumnya,
  3. Menjadi alternatif bila tidak ditemukan sumber hukum yang langsung, dan
  4. Dapat memperluas penerapan hukum Islam dalam konteks zaman.

Kekurangan Istihsab

Selain kelebihan, istihsab juga memiliki kekurangannya, di antaranya:

  1. Memperlemah fungsi ijtihad dan qiyas,
  2. Berpotensi menyalahi hukum Islam jika tidak didasarkan pada hadits atau sumber yang terpercaya,
  3. Dapat menjadi landasan bagi munculnya perbedaan pendapat dalam penerapan hukum Islam pada masa-masa setelah turunnya Al-Quran.

FAQ Contoh Istihsab

Apa itu istihsab?

Istihsab adalah metode dalam hukum Islam yang digunakan untuk menilai suatu perbuatan atau tindakan dengan menyamakan hukumnya pada keadaan yang ada sebelumnya, yang sudah diketahui dan jelas hukumnya.

Bagaimana contoh istihsab dapat digunakan dalam hukum Islam?

Contoh istihsab dapat digunakan dalam hukum Islam untuk menetapkan kesinambungan hukum ketika kondisi suatu perbuatan tidak jelas apakah masih diperbolehkan atau tidak. Selain itu, istihsab juga dapat digunakan untuk menentukan kesamaan hukum suatu perbuatan secara persis antara zaman dahulu dengan masa kini.

Dapatkah istihsab memperluas penerapan hukum Islam?

Ya, istihsab dapat menjadi sarana untuk memperluas penerapan hukum Islam, mengingat adanya perkembangan zaman dan keadaan yang belum dikenal pada masa Rasulullah SAW wafat.

Bagaimana istihsab meminimalisir kesalahan dalam menentukan hukum Islam?

Hal ini terjadi karena dalam penggunaan istihsab, hukum akan disesuaikan dengan kondisi yang sudah diketahui hukumnya sebelumnya. Sehingga mengurangi kemungkinan adanya ketidakpastian dalam menilai suatu perbuatan atau tindakan.

Benarkah istihsab memperlemah fungsi ijtihad dan qiyas?

Kegunaan ijtihad dan qiyas masih tetap diperlukan dalam penerapan hukum Islam meskipun sudah ada istihsab. Istihsab hanya menjadi metode alternatif dalam menetapan hukum Islam.

Apa saja hadits yang menjadi landasan istihsab?

Hadits yang menjadi landasan istihsab antara lain yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Majah, yaitu mengatakan bahwa ketika mendapati suatu persoalan yang tidak dijelaskan di dalam Al-Qur’an dan Sunnah, mencari suatu pendapat yang sama dengan pendapat sebelumnya.

Apa arti dari istihsab qabliyyah dan istihsab baadiyyah?

Istihsab qabliyyah adalah istihsab yang berlaku pada hukum asal (hukum semula), sedangkan istihsab baadiyyah adalah istihsab yang berlaku pada hukum yang berubah.

Apakah istihsab dapat menjadi landasan munculnya perbedaan pendapat dalam penerapan hukum Islam?

Ya, terdapat kemungkinan istihsab menjadi landasan munculnya perbedaan pendapat dalam penerapan hukum Islam pada masa-masa setelah turunnya Al-Quran.

Apakah istihsab dapat digunakan sebagai alternatif ketika tidak ditemukan sumber hukum secara langsung?

Ya, istihsab dapat menjadi alternatif dalam menentukan hukum Islam saat tidak ditemukan sumber hukum yang langsung.

Apa saja persoalan yang dapat diselesaikan dengan istihsab?

Persoalan yang dapat diselesaikan dengan istihsab antara lain menentukan kesinambungan hukum ketika kondisi suatu perbuatan tidak jelas, menetapkan kesamaan hukum suatu perbuatan secara persis, memberikan kepastian hukum terhadap perbuatan-perbuatan yang tidak spesifik.

Apakah istihsab dapat menjamin kepastian hukum?

Ya, istihsab dapat menjamin kepastian hukum karena akan disesuaikan dengan kondisi yang sudah diketahui sebelumnya.

Bagaimana dapat menghindari kesalahan dalam menggunakan istihsab?

Menghindari kesalahan dalam menggunakan istihsab dapat dilakukan dengan mengacu pada sumber-sumber hukum yang terpercaya dan didasarkan pada hadits atau pendapat para ulama.

Kesimpulan

Poin Penting

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa:

  1. Istihsab memiliki peran penting dalam menilai suatu tindakan atau perbuatan dalam hukum Islam,
  2. Istihsab dapat meminimalisir kesalahan dalam menentukan hukum Islam dan memberikan kepastian hukum untuk perbuatan yang belum pasti hukumnya,
  3. Istihsab dapat memperluas penerapan hukum Islam dalam konteks zaman, meskipun istihsab juga memiliki kelemahan tak menjadi alasan untuk tidak menggunakan istihsab, namun harus dihindari kesalahan dalam penggunaannya,
  4. Perlu dilakukan referensi pada sumber-sumber hukum yang terpercaya agar menghindari kesalahan dalam menggunakan istihsab.

Action

Dari penjelasan di atas, disarankan untuk melihat dan memperdalam pengertian mengenai istihsab. Hal ini dapat dilakukan dengan membaca kitab-kitab khususnya dalam bidang ilmu hukum Islam dan berkonsultasi dengan para ahli pada bidang hukum Islam.

Penutup

Demikianlah pembahasan tentang contoh istihsab dalam hukum Islam, semoga bermanfaat bagi pembaca sekalian dalam memahami penggunaan istihsab sebagai salah satu metode dalam hukum Islam.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan