Mengenal Diri dalam Sikap Eksklusivisme

Pembaca sekalian, sempatkah kalian merasa ada yang tidak beres dalam pola pikir dan perilaku dalam kehidupan sosial? Sikap eksklusivisme mungkin menjadi salah satu sumber masalah tersebut. Eksklusivisme merupakan sikap tertutup dan menutup diri pada orang lain yang berbeda dari diri sendiri. Pada artikel ini, kita akan membahas contoh nyata sikap eksklusivisme dalam kehidupan sehari-hari beserta kelebihan dan kekurangannya. Berikut adalah pembahasan lengkapnya.

Apa Itu Sikap Eksklusivisme?

Sikap eksklusivisme adalah perilaku menutup diri dan menghindari keterlibatan pada orang-orang yang dianggap berbeda dari diri sendiri. Hal ini dapat terjadi pada kelompok-kelompok tertentu atau pada individu secara personal. Sikap eksklusivisme rentan terjadi akibat pengaruh latar belakang sosial, budaya, dan pendidikan. Sebuah kelompok mungkin merasa bangga atas keberadaannya dan dengan mudah mengukuhkan batas-batasnya dengan menyingkirkan orang atau kelompok lain.

Contoh Sikap Eksklusivisme dalam Kehidupan Sehari-hari

Sikap eksklusivisme dapat ditemukan pada banyak situasi kehidupan sosial, baik pada level individual maupun kelompok. Berikut adalah beberapa contoh yang diambil dari kehidupan nyata:

ContohKeterangan
Menghindari dan meremehkan teman sekelas yang kurang mampuPada kasus ini, seorang atau kelompok siswa di sekolah menghindari dan meremehkan siswa dengan kemampuan finansial yang kurang. Mereka merasa lebih baik daripada siswa tersebut sehingga sikap eksklusivisme muncul.
Menolak penggunaan bahasa asing di ruang lingkup sekolah atau bisnisKelompok-kelompok tertentu sering kali menolak penggunaan bahasa asing sebagian atau sepenuhnya di dalam lingkup sekolah atau bisnis, meskipun penggunaan bahasa tersebut mempermudah komunikasi.
Membentuk kelompok tertutup dengan aturan yang ketatKelompok-kelompok seperti geng motor sering kali membentuk kelompok dengan aturan yang ketat dan cenderung tertutup, di mana hanya orang tertentu yang dianggap pantas bergabung.
Menurunkan standar kualitas orang lain demi menaikkan citra diriMisalnya, dalam sutradara film terkadang mengambil jalan pintas dengan menurunkan kualitas film orang lain untuk meningkatkan citra di hadapan publik.
Menentukan batas-batas zona nyaman dan enggan keluar dari zona tersebutSeseorang yang cenderung menutup diri terhadap lingkungan sekitarnya juga merupakan sikap eksklusivisme, di mana orang tersebut menentukan zona nyamannya dan enggan keluar dari zona tersebut.
Tidak mengakui keunggulan atau kelebihan orang lain dengan alasan apapunSikap eksklusivisme juga dapat terlihat pada manusia yang berpikir bahwa dirinya selalu benar dan tidak mengakui kelebihan atau keunggulan orang lain.

Kelebihan dan Kekurangan Sikap Eksklusivisme

Seperti sikap lainnya, eksklusivisme memiliki kelebihan dan kekurangan, antara lain:

Kelebihan

Sikap eksklusivisme memperkuat identitas kelompok dan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik batin atau bahkan konflik fisik antara kelompok yang berbeda. Kelompok dengan identitas yang kuat cenderung lebih energik dan fokus dalam mencapai tujuan bersama.

Kekurangan

Sikap eksklusivisme dapat menyebabkan ketidaksetaraan dan pemisahan antara kelompok. Hal ini dapat menghambat proses pertumbuhan dan keberhasilan bersama dalam mencapai tujuan yang lebih besar. Selain itu, eksklusivisme juga dapat membingkai pandangan sempit pada sebuah masalah atau persoalan hidup.

Tabel tentang Sikap Eksklusivisme

KategoriDeskripsi
DefinisiSikap menutup diri dan menghindari keterlibatan pada orang-orang yang berbeda dari diri sendiri.
Alasan terjadiDidasari pengaruh latar belakang sosial, budaya, dan pendidikan. Orang merasa bangga atas keberadaannya dan dengan mudah mengukuhkan batas-batasnya dengan menyingkirkan orang atau kelompok lain.
Contoh di kehidupan sehari-hariMenghindari dan meremehkan teman sekelas yang kurang mampu, menolak penggunaan bahasa asing di ruang lingkup sekolah atau bisnis, membentuk kelompok tertutup dengan aturan yang ketat, menurunkan standar kualitas orang lain demi menaikkan citra diri, menentukan batas-batas zona nyaman dan enggan keluar dari zona tersebut, tidak mengakui keunggulan atau kelebihan orang lain dengan alasan apapun.
KelebihanMemperkuat identitas kelompok, mengurangi kemungkinan terjadinya konflik antar kelompok, cenderung lebih focu dalam mencapai tujuan bersama.
KekuranganMenyebabkan ketidaksetaraan dan pemisahan antara kelompok, menghambat proses pertumbuhan dan keberhasilan bersama dalam mencapai tujuan yang lebih besar.
PencegahanBelajar menghargai perbedaan dan meningkatkan kemampuan untuk berkompromi dan bekerja sama dalam situasi yang beragam.

Frequently Asked Questions (FAQ)

Apa dampak buruk dari sikap eksklusivisme?

Sikap eksklusivisme dapat menyebabkan ketidaksetaraan, diskriminasi, dan rasisme pada kelompok atau individu yang dianggap berbeda. Hal ini dapat membingkai pandangan sempit dan menghambat proses pertumbuhan dan produktifitas kelompok atau individu.

Bisakah eksklusivisme memiliki dampak positif?

Tentu, eksklusivisme dapat memperkuat identitas kelompok dan meningkatkan energi dan fokus kelompok dalam mencapai tujuan bersama. Namun, harus diingat, eksklusivisme juga dapat memiliki dampak negatif pada kelompok atau lingkungan di sekitarnya.

Bagaimana cara menghindari sikap eksklusivisme?

Menghargai perbedaan dan meningkatkan kemampuan untuk berkompromi dan bekerja sama dalam situasi yang beragam adalah cara terampuh untuk menghindari sikap eksklusivisme. Selain itu, membuka diri pada pengalaman dan pandangan berbeda juga dapat menumbuhkan rasa inklusif pada diri sendiri.

Apakah identitas kelompok harus dihapuskan agar tak terjadi eksklusivisme?

Tidak, identitas kelompok tetap penting untuk memperkuat ikatan bersama dalam mencapai tujuan bersama. Namun, identitas kelompok harus dicangkokkan dengan pandangan yang inklusif pada lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan sikap eksklusivisme.

Apakah eksklusivisme hanya terjadi pada kelompok atau individu tertentu saja?

Tidak, eksklusivisme dapat terjadi pada kelompok atau individu di seluruh lapisan masyarakat, termasuk pada lembaga atau organisasi tertinggi pada strata sosial tertentu.

Bagaimana langkah awal memerangi eksklusivisme dalam kelompok atau organisasi?

Mengidentifikasi potensi sikap eksklusivisme dapat menjadi awal langkah memerangi eksklusivisme dalam sebuah kelompok atau organisasi. Menyebarluaskan informasi dan memberikan pelatihan mengenai inklusivitas pada anggota kelompok atau organisasi juga dapat menjadi langkah lebih lanjut.

Apakah eksklusivisme dapat terjadi pada Kelompok Sosial?

Ya, eksklusivisme juga dapat terjadi pada kelompok sosial tertentu yang dianggap memiliki kemampuan atau sumber daya yang lebih tinggi dari kelompok lain, misalnya pada kelompok etnis tertentu yang memandang rendah kelompok etnis lain.

Apakah situasi sosial tertentu dapat menjadi pemicu terjadinya eksklusivisme?

Tentu, situasi sosial seperti persaingan kerja, kompetisi di arena olahraga, bahkan dalam penentuan jodoh dapat menjadi pemicu terjadinya eksklusivisme pada kelompok tertentu.

Apakah eksklusivisme dapat berdampak pada pola pikir dan perilaku manusia?

Iya, sikap eksklusivisme dapat berdampak pada pola pikir dan perilaku manusia sehingga menjauhkan manusia dari keragaman dan kesetaraan dalam kehidupan bersosial.

Bagaimana cara mengubah pola pikir pada seseorang agar terhindar dari sikap eksklusivisme?

Meningkatkan empati dan kesadaran tentang keberagaman dan keuntungan dari kerjasama dengan orang-orang yang berbeda dapat membantu seseorang mengubah pola pikir yang cenderung eksklusif.

Apakah eksklusivisme dapat mempengaruhi lingkungan kerja?

Iya, eksklusivisme dapat mempengaruhi lingkungan kerja sehingga menghambat optimalisasi produktifitas kelompok kerja.

Bagaimana merealisasikan tim yang inklusif di tempat kerja?

Membuat tim yang inklusif di tempat kerja dapat dimulai dengan merekrut calon karyawan yang memiliki latar belakang sosial, budaya, atau pendidikan yang beragam. Selain itu, juga penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan membuka peluang setara untuk setiap anggota tim.

Apakah eksklusivisme dapat meningkatkan rasa solidaritas dalam kelompok?

Iya, eksklusivisme dapat meningkatkan rasa solidaritas dalam kelompok. Namun, harus diingat, solidaritas yang terbangun dari sikap eksklusif dapat rentan terhadap pengerahan kekuasaan dan diskriminasi terhadap kelompok atau individu yang dianggap berbeda.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, sikap eksklusivisme dapat memiliki efek kelebihan dan kekurangan. Eksklusivisme dapat memperkuat identitas kelompok sehingga energi dan fokus kelompok lebih tersimpan. Namun, dapat juga memunculkan diskriminasi, ketidaksetaraan, pemisahan antara kelompok, dan pandangan sempit pada sebuah masalah atau persoalan hidup. Sikap eksklusivisme dapat dicegah dengan menghargai perbedaan, meningkatkan kemampuan untuk berkompromi, dan bekerja sama dalam situasi yang beragam.

Sumber

Isaacs, T. (2004). Toward a comprehensive definition of inclusion. Journal of Special Education Leadership, 17(2), 61-66.

Johnston, J. (2009). Expanding the discourse on “working for social justice”: Incorporating a model of inclusive leadership. Journal of Educational Administration, 47(6), 772-788.

Disclaimer

Artikel ini bertujuan untuk mengedukasi pembaca tentang contoh sikap eksklusivisme dan efek positif dan negatifnya. Informasi yang terdapat pada artikel ini tidak dimaksudkan sebagai pengganti saran, diagnosa, atau pengobatan oleh profesional medis, terapis, atau ahli lainnya. Pembaca disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan yang terpercaya untuk informasi yang lebih rinci dan terkini mengenai masalah kesehatan yang terkait.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan