1. Apa yang dimaksud dengan BEP?
A. Break Even Point
B. Bisnis Event Planning
C. Bahasa Ekonomi Pendidikan
D. Belajar Efektif Pendidikan
Jawaban: A. Break Even Point
2. Apa yang dimaksud dengan Break Even Point?
A. Titik impas atau titik balik modal
B. Titik impas atau titik balik laba
C. Titik awal produksi
D. Titik akhir produksi
Jawaban: B. Titik impas atau titik balik laba
3. Jika suatu produk memiliki harga jual sebesar Rp50.000 dengan biaya produksi sebesar Rp40.000, berapa jumlah produksi (dalam satuan unit produk) yang dibutuhkan untuk mencapai Break Even Point?
A. 500 unit
B. 1000 unit
C. 2000 unit
D. 2500 unit
Jawaban: B. 1000 unit
4. Jika suatu produk memiliki harga jual sebesar Rp100.000 dan biaya variabel sebesar Rp60.000 serta biaya tetap sebesar Rp20.000, berapa jumlah produksi (dalam satuan unit produk) yang dibutuhkan untuk mencapai laba sebesar Rp60.000?
A. 100 unit
B. 200 unit
C. 400 unit
D. 600 unit
Jawaban: C. 400 unit
5. Mengapa penting bagi sebuah bisnis untuk mengetahui Break Even Point-nya?
A. Karena BEP menunjukkan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai keuntungan maksimal
B. Karena BEP menunjukkan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik balik modal atau titik impas
C. Karena BEP menunjukkan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai target penjualan
D. Karena BEP menunjukkan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai target laba
Jawaban: B. Karena BEP menunjukkan jumlah produk yang harus dijual untuk mencapai titik balik modal atau titik impas.
Definisi dan Tujuan BEP
Business Economics Point (BEP) merupakan sebuah konsep yang digunakan oleh perusahaan untuk menghitung jumlah produk atau jasa yang harus terjual agar keuntungan yang diperoleh sama dengan biaya yang dikeluarkan selama melakukan produksi.
Penerapan BEP ini sangat penting karena dengan menghitung BEP, perusahaan dapat menentukan apakah produksinya menghasilkan keuntungan atau malah merugikan. Jika perusahaan tidak mencapai BEP, maka perusahaan tersebut belum mencapai titik impas dan membutuhkan strategi untuk mencapai BEP.
Selain untuk mengetahui titik impas produksi, BEP juga dimanfaatkan untuk menentukan titik impas penjualan. Dalam hal ini, BEP menghitung jumlah penjualan di mana keuntungan dari penjualan tersebut sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk operasional perusahaan.
Dengan mengetahui BEP dari sebuah perusahaan, manajemen dapat membuat keputusan yang tepat dan mengoptimalkan kinerja perusahaan serta meminimalisir risiko kerugian.
Cara Menghitung BEP
Bagi Anda yang berbisnis, menentukan apakah produk atau jasa yang Anda tawarkan menguntungkan atau tidak, merupakan hal yang sangat penting. Salah satu cara untuk mengetahuinya adalah dengan menghitung titik impas atau Break Even Point (BEP). BEP adalah titik di mana total biaya sama dengan total pendapatan, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian (break-even).
1. Mengetahui Biaya Tetap
Biaya tetap adalah biaya yang harus Anda keluarkan meskipun Anda tidak menjual produk. Misalnya, biaya sewa gedung, gaji karyawan, biaya administrasi, dan lain-lain. Untuk mengetahui biaya tetap, Anda dapat mengecek semua biaya bulanan serta tahunan yang tidak berubah mengikuti jumlah produk yang dihasilkan.
2. Menghitung Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang terkait langsung dengan produksi produk atau jasa Anda. Misalnya, biaya pembelian bahan baku, biaya produksi, biaya pengiriman produk, dan lain-lain. Untuk menghitung biaya variabel, Anda dapat mengalikan biaya variabel per unit beserta jumlah produk yang dihasilkan.
Contoh: biaya variabel per unit adalah Rp 10.000 dan sebanyak 1.000 produk dihasilkan. Maka total biaya variabel adalah 10.000 x 1.000 = Rp 10.000.000.
3. Menentukan Harga Jual per Unit
Agar bisa mengetahui harga jual yang tepat, Anda harus menghitung biaya tetap dan biaya variabel terlebih dahulu. Setelah mengetahui kedua biaya tersebut, Anda bisa menambahkan keuntungan atau margin ke dalam harga jual per unit.
4. Menghitung BEP
Setelah mengetahui biaya tetap, biaya variabel dan harga jual per unit, Anda bisa langsung menghitung BEP dengan menggunakan rumus berikut:
BEP = Biaya Tetap / (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit)
Contoh: Biaya Tetap = Rp 3.000.000/minggu; Biaya Variabel per Unit = Rp 10.000; Harga Jual per Unit = Rp 25.000
Maka:
BEP = 3.000.000 / (25.000 – 10.000) = 300
Dari sini, dapat diketahui jika bisnis Anda harus menjual minimal 300 unit produk per minggu untuk memperoleh keuntungan.
Jika dianalogikan, maka BEP adalah seperti garis titik impas ketika sebuah mobil sedang berjalan. Jika mobil melaju sejauh total jarak BEP dari titik awal, maka pengemudi akan kembali pada titik impas.
Contoh jika BEP yo si 300 unit maka ketika Anda telah menjual 300 unit, penghasilan yang diperoleh sebesar Rp 7.500.000 (300 x Rp 25.000). Apabila Anda menjual 400 unit, maka penghasilan yang diperoleh sebesar Rp 10.000.000 (400 x Rp 25.000) dengan total biaya sebesar Rp 7.000.000 (Rp 3.000.000 + [Rp 10.000 x 400]), maka laba yang didapat sebesar Rp 3.000.000. Jadi Break Even Point bisnis Anda adalah 300 unit.
Menghitung BEP penting untuk mendapatkan gambaran tentang penghasilan bisnis dan kapan harus merubah strategi bisnis. Jika BEP terlalu tinggi atau hasilnya tidak menguntungkan, maka akan lebih baik melakukan perbaikan pada bisnis untuk tetap memperoleh keuntungan. Jika BEP rendah, maka bisnis yang dijalankan menghasilkan keuntungan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi BEP
BEP atau break even point merupakan angka atau titik di mana penghasilan dan pengeluaran sebuah bisnis sama besar atau seimbang. Mencapai BEP ini sangat penting bagi bisnis, karena setelah mencapainya, bisnis mulai menghasilkan laba. Dalam mencapai BEP, tentu ada faktor-faktor yang dapat memengaruhi. Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi BEP:
1. Biaya Produksi
Biaya produksi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi BEP. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead produksi, dan sebagainya. Semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan, semakin sulit bagi bisnis untuk melebihi BEP.
Perlu diketahui bahwa biaya produksi tidak selalu bernilai tetap atau konstan. Biaya produksi bisa berubah tergantung pada permintaan pasar, harga bahan baku, kenaikan upah pekerja, dan sebagainya. Oleh karena itu, bisnis harus memperhitungkan potensi perubahan biaya produksi untuk mencapai BEP.
2. Harga Jual
Harga jual produk atau jasa yang ditawarkan juga mempengaruhi BEP. Semakin tinggi harga jual, semakin mudah bagi bisnis untuk mencapai BEP. Namun, bisnis juga harus memperhatikan harga produk atau jasa yang ditawarkan agar sesuai dengan kemampuan pasar.
Harga yang terlalu tinggi dapat membuat konsumen beralih ke pesaing yang menawarkan harga lebih terjangkau. Sebaliknya, harga yang terlalu rendah juga dapat merugikan bisnis jika biaya produksi yang dikeluarkan lebih besar dari harga jualnya.
3. Tingkat Produksi
Tingkat produksi juga mempengaruhi BEP. Semakin besar tingkat produksi, semakin besar biaya produksi yang dikeluarkan. Namun, semakin besar produksi, semakin mudah juga bagi bisnis untuk mencapai BEP.
Perlu dicatat bahwa tingkat produksi yang terlalu tinggi dapat menyebabkan biaya produksi naik, sehingga sulit bagi bisnis untuk melebihi BEP. Sebaliknya, tingkat produksi yang terlalu rendah juga dapat membuat bisnis sulit mencapai BEP karena biaya produksi yang terlalu besar dibandingkan dengan penghasilan yang didapatkan.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi BEP di atas, penting bagi bisnis untuk memperhitungkan biaya produksi, harga jual produk, dan tingkat produksi untuk mencapai BEP yang optimal. Dengan mencapai BEP, bisnis dapat mulai menghasilkan laba dan berkembang lebih jauh.
Contoh Soal BEP dengan Jawaban Pilihan Ganda
Bagi kamu yang sedang belajar tentang BEP (Break Even Point) pasti akan disajikan berbagai macam soal untuk drill konsep tersebut. Nah, kali ini kami akan membahas contoh soal BEP dengan jawaban pilihan ganda yang biasa diberikan di dalam ujian atau tugas akhir. Yuk simak!
1. Suatu perusahaan sedang memproduksi barang dengan harga jual Rp. 25.000,- sedangkan biaya variabel per unit nya sebesar Rp. 15.000,-. Biaya tetap yang dibutuhkan sebesar Rp. 100.000,-. Tentukan BEP dari perusahaan tersebut
Dalam menjawab soal di atas, kita bisa langsung memasukkan angka-angka yang ada ke dalam rumus BEP yaitu
BEP= (Biaya tetap) / (Harga jual per unit – Biaya variabel per unit)
Sehingga didapatkan:
BEP = (Rp. 100.000,-) / (Rp. 25.000,- – Rp. 15.000,-)
Jadi jawabannya adalah:
A. 10 unit
2. Suatu toko perlengkapan bayi memiliki biaya tetap sebesar Rp. 5.000.000,- per bulannya dan harga jual per unit sebesar Rp. 50.000,-. Biaya variabel per unit sebesar Rp. 30.000,-. Tentukan BEP dari toko tersebut
Kita cukup memasukan data di atas ke dalam rumus BEP:
BEP = (Biaya tetap) / (Harga jual per unit – Biaya variabel per unit)
Maka didapatkan:
BEP = (Rp. 5.000.000,-) / (Rp. 50.000,- – Rp. 30.000,-)
Jawabannya adalah:
D. 166,67 unit
3. Sebuah bioskop memiliki biaya tetap Rp. 75.000.000,- per bulannya dan harga jual per tiket seharga Rp. 50.000,-. Biaya variabel per tiket sebesar Rp. 35.000,-. Berapakah BEP dari bioskop tersebut?
Rumus BEP yang perlu dicari adalah:
BEP = (Biaya tetap) / (Harga jual per unit – Biaya variabel per unit)
Sehingga:
BEP = (Rp. 75.000.000,-) / (Rp. 50.000,- – Rp. 35.000,-)
Jawabannya adalah:
C. 3.750
4. Sebuah restoran memiliki biaya tetap sebesar Rp. 2.500.000,- per bulannya dan harga jual makanan per porsi sebesar Rp. 15.000,-. Biaya variabel per porsi sebesar Rp. 7.500,-. Berapakah jumlah pendapatan restoran tersebut jika terjual 500 porsi dalam sebulan?
Sebelum menentukan jumlah pendapatan restoran tersebut, kita harus mencari dulu berapa unit yang dijual per bulannya:
BEP = (Biaya tetap) / (Harga jual per unit – Biaya variabel per unit)
Maka:
BEP = (Rp. 2.500.000,-) / (Rp. 15.000,- – Rp. 7.500,-)
BEP = 250 unit per bulan
Selanjutnya, kita gunakan rumus penerimaan total:
Penerimaan Total = (Jumlah unit yang terjual) x (Harga jual per unit)
Dan mengisi nilai-nilai yang ada:
500 unit x Rp. 15.000 = Rp. 7.500.000
Jadi jawabannya adalah:
A. Rp. 7.500.000,-
Itu tadi beberapa contoh soal BEP dengan jawaban pilihan ganda yang perlu kamu latihan agar konsep tersebut semakin paham. Ingat, terus berlatih dan jangan lupa untuk memahami konsep dasar dari BEP tersebut ya!
Aplikasi BEP dalam Bisnis dan Industri
BEP atau Break Even Point adalah suatu istilah dalam dunia bisnis yang banyak digunakan. BEP adalah titik impas atau titik keuntungan nol. Pada titik ini, jumlah pendapatan yang dihasilkan sama besar dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dalam bisnis, penting untuk mengetahui BEP karena bisa membantu dalam membuat keputusan. Di Indonesia, aplikasi BEP terutama digunakan dalam bisnis dan industri.
Pertimbangan dalam Menghitung BEP
Sebelum kita menghitung BEP, ada beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Biaya tetap (fixed cost)
- Biaya variabel (variable cost)
- Harga jual per unit (selling price per unit)
- Volume penjualan (sales volume)
Kebanyakan bisnis memiliki biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah, terlepas dari berapa banyak barang yang dihasilkan atau dijual. Contohnya, biaya sewa gedung, gaji staf, dan biaya administrasi. Sementara itu, biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan produksi atau penjualan. Contohnya, biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
Manfaat BEP di Bisnis dan Industri
Aplikasi BEP dapat membantu dalam mengambil keputusan dalam bisnis dan industri. Berikut adalah beberapa manfaatnya:
- Menghindari kerugian
- Menentukan strategi pemasaran
- Mengidentifikasi efisiensi produksi
Dengan mengetahui BEP, bisnis dapat menghindari kerugian karena bisa menetapkan harga jual yang tepat. Misalnya, jika harga jual lebih rendah dari BEP, maka bisnis akan mengalami kerugian.
Aplikasi BEP juga dapat membantu menentukan strategi pemasaran. Misalnya, jika BEP tercapai dengan volume penjualan yang tinggi, maka dapat dipertimbangkan untuk menurunkan harga agar bisa menarik lebih banyak pelanggan.
Mengetahui BEP juga dapat membantu mengidentifikasi efisiensi produksi. Dengan menurunkan biaya produksi, maka BEP bisa dicapai dengan volume penjualan yang lebih rendah, sehingga kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan lebih besar.
Contoh Soal dan Jawaban BEP
Berikut adalah contoh soal dan jawaban BEP:
- Jika biaya tetap adalah Rp. 10 juta dan biaya variabel adalah Rp. 2 juta per unit, dan harga jual per unit adalah Rp. 5 juta, berapa unit yang perlu dijual agar mencapai BEP?
- Jika biaya tetap adalah Rp. 20 juta dan biaya variabel adalah Rp. 1,5 juta per unit, dan BEP adalah 15 unit, berapa harga jual per unit yang diperlukan?
Jawaban: BEP = Biaya tetap/(Harga jual per unit – Biaya variabel per unit) = 10 juta/(5 juta – 2 juta) = 4 unit
Jawaban: Harga jual per unit = (Biaya tetap + (Biaya variabel per unit x BEP))/BEP = (20 juta + (1,5 juta x 15))/15 = Rp. 30 juta
Dalam kesimpulan, aplikasi BEP sangat penting dalam bisnis dan industri di Indonesia. Dengan mengetahui BEP, kita dapat menghindari kerugian dan menentukan strategi yang tepat. Dalam menghitung BEP, perlu memperhatikan biaya tetap, biaya variabel, harga jual per unit, dan volume penjualan. Selamat mencoba menghitung BEP dalam bisnis Anda!