Halo pembaca sekalian! Bagi kalian yang mencintai kesenian dan budaya tradisional, pasti sudah tak asing lagi dengan cerita cekak. Seni pertunjukan ini memang masih menjadi salah satu hiburan yang populer di beberapa daerah di Indonesia, terutama di Jawa Timur dan Bali. Namun, sayangnya, perkembangan teknologi dan kecenderungan masyarakat mengarah ke hiburan modern membuat cerita cekak semakin jarang dipentaskan. Karena alasan itulah, kami ingin mengenalkan ulang cerita cekak sebagai warisan budaya yang harus dilestarikan. Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai segala hal yang berkaitan dengan cerita cekak. Yuk simak!

Pendahuluan

Cerita cekak adalah jenis seni pertunjukan tradisional berupa dialog atau monolog dalam bahasa Jawa, disatukan dengan tarian dan musik. Umumnya, tema cerita cekak adalah cerita rakyat atau legenda dari masyarakat Jawa. Cerita cekak berkembang menjadi tiga variasi, yaitu cekak berasal dari Malang, cekak berasal dari Nganjuk, dan cekak berasal dari Mojokerto. Setiap variasi memiliki penekanan yang berbeda, seperti gerakan tari, dialog, atau lagu. Dalam setiap pertunjukannya, cerita cekak mengandung unsur humor, kritik sosial, dan nilai-nilai budaya.

Di daerah asalnya, cerita cekak masih terus dipertunjukkan dalam berbagai acara seperti pernikahan, hajatan, atau upacara adat. Namun, semakin sedikit pemuda yang tertarik dengan seni tradisional ini. Beberapa faktor yang mempengaruhi menurunnya minat masyarakat adalah kurangnya dukungan dari pemerintah dan media massa serta tersainginya dengan bentuk hiburan modern lainnya. Dalam artikel ini, kami ingin memperkenalkan dan memaparkan seluk-beluk mengenai cerita cekak agar bisa lebih dikenal dan dinikmati oleh anak muda di Indonesia.

Untuk memulai pembahasan, mari kita mengenal terlebih dahulu cara mempertunjukkan cerita cekak, yakni dengan pola baku dan juga penyajian atau pengiringan seni di setiap variasinya.

Pola Baku Cerita Cekak

TahapKegiatan
1Pawiyatan: pemberian penghormatan atau salam
2Bebrayan: pengenalan tokoh dan latar belakang cerita
3Beberan: pengungkapkan alur cerita
4Adegan: dialog atau tarian sesuai cerita
5Matitikas: penyelesaian cerita
6Pawiyatan: penutupan dan ucapan terima kasih

Penyajian atau Pengiringan Seni di Setiap Variasi Cerita Cekak

  1. Cekak Malang
  2. Variasi cekak Malang pada umumnya didominasi oleh dialog yang lucu, dengan penekanan pada aksi gerak fisik pemeran. Adegan tari (lenggok) pada umumnya dilakukan oleh para penari perempuan yang terdiri dari siluman atau penari/gembyung Jawa. Musik pengiring cekak Malang terdiri dari beberapa alat musik etnik Jawa seperti gamelan, kendang, gendang, simbal, suling, dsb.

  3. Cekak Mojokerto
  4. Variasi cekak Mojokerto lebih menekankan pada musik pengiringnya ketimbang dialog atau bernyanyi. Alat musik yang digunakan lebih beragam seperti kentongan, gendang, kendang, langen budaya, dll.

  5. Cekak Nganjuk
  6. Untuk cekak baja Nganjuk sendiri, gaya ini focus menonjolkan cerita legenda rakyat seperti Petruk, Gareng, Bagong, dan Semar. Baik para penabuh musik, pelawak, pengendalinya dan penonton yang menyaksikan langsung sudah menjadi bagian dari ikatan budaya para warga Nganjuk.

Terkait dengan sejarahnya, pasukan Jawa me ngadakan rekreasi dalam bentuk sandiwara pada masa tersebut. Pada saat itu, ide ini pun mendapat dukungan dan akhirnya sandiwara yang dihadirkan menjadi rangkaian hiburan yang penuh pesan moral. Salah satu isi hiburan ini adalah cerita cekak. Sampai sekarang, keunikan variasi cerita dari tiap daerah penghasil cekak menjadi andalan masing-masing.

Setelah kita mengenal mengenai cara mempertunjukkan cerita cekak, mari kita bahas mengenai kelebihan dan kekurangan dari cerita cekak.

Kelebihan dan Kekurangan Cerita Cekak

  1. Kelebihan
  • Cerita cekak merupakan salah satu seni tradisional yang mampu mengedukasi pendengar dalam hal kearifan lokal dan kehidupan sehari-hari.
  • Cerita cekak merupakan seni teater yang mudah dipahami oleh berbagai kalangan usia, baik orang tua maupun anak-anak.
  • Cerita cekak memiliki keunikan dikarenakan adanya unsur lawak atau humor yang dibawakan dalam dialognya.
  • Cerita cekak mampu mengembangkan kemampuan pemain dalam hal akting, berbicara, bernyanyi, hingga menari.
  • Cerita cekak merupakan alat perekat dan pembentuk karakter dalam masyarakat adat Jawa. Kehadirannya dapat mendekatkan kerja sama dan kebersamaan antara warga.
  • Kekurangan
    • Cerita cekak kurang mendapat dukungan dari pemerintah sehingga belum banyak terekspos dalam media massa.
    • Cerita cekak kalah bersaing dengan bentuk hiburan modern seperti film dan musik.
    • Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya tradisional menjadi alasan utama mengapa cerita cekak semakin ditinggalkan.
    • Para pemain cerita cekak umumnya belum mendapat penghasilan yang memadai sebagai apresiasi atas kerja keras dalam mempertunjukkan seni tersebut.

    Sekarang, setelah kita mengetahui beberapa kelebihan dan kekurangan dari cerita cekak, mari kita bahas lebih lanjut mengenai segi-segi lain dari cerita cekak.

    Asal Mula Cerita Cekak

    Cerita cekak memiliki sejarah yang cukup panjang, berasal dari pertunjukan yang disebut ketoprak. Pada zaman dahulu, ketoprak dimainkan oleh orang Jawa sebagai bentuk hiburan dan juga pemersatu pada zaman perang. Terdapat perbedaan yang mendasar antara cerita cekak dan ketoprak, yakni pada cerita cekak terdapat lebih banyak tarian dan adegan lawak dari pada cindhet atau petikan lirik lagu. Seiring berjalannya waktu, ketoprak kemudian terpecah menjadi beberapa jenis pertunjukan, salah satunya adalah cerita cekak. Cerita cekak sendiri mulai dikenal sejak akhir abad ke-19, di daerah Malang, Mojokerto, dan Nganjuk.

    Watak dan Tiga Tokoh Penting dalam Cerita Cekak

    Setiap cerita cekak selalu menghadirkan tiga tokoh penting yang menjadi pemeran utama, yaitu Panji, Kelono, dan Sabrina. Masing-masing tokoh mempunyai watak yang unik dan berbeda-beda. Berikut penjelasannya:

    1. Panji
    2. Panji adalah laki-laki bertubuh ramping dan tinggi dengan kepala yang bulat. Pada umumnya, Panji dalam cerita cekak selalu tampil sebagai pemuda yang lemah lembut dan cenderung congkak. Ia selalu dianggap sebagai sosok yang memiliki kepintaran tersendiri.

    3. Kelono
    4. Kelono merupakan pemeran yang sangat kocak dan suka bercanda. Kelono dipilih sebagai lawak (pelawak) dalam cerita cekak sehingga selalu menjadi andalan bagi penonton.

    5. Sabrina
    6. Sabrina merupakan sosok pendamping yang selalu berkaitan dengan cinta dan kesetiaan terhadap pasangannya di dalam cerita. Biasanya, Sabrina dikenal sebagai wanita yang cantik dan lembut dalam pembawaannya.

    Setelah mengenal lebih dalam mengenai tiga tokoh penting dalam cerita cekak, mari kita bahas lebih lanjut mengenai unsur-unsur yang terdapat dalam pertunjukan cerita cekak.

    Unsur-unsur Dalam Cerita Cekak

    Berikut adalah beberapa unsur yang selalu ada dalam pertunjukkan cerita cekak:

    1. Parikan (puisi dalam bahasa Jawa) atau pantun-pantun membingungkan dan lucu yang saling disahut-sahutkan oleh pemeran lawak dan penonton.
    2. Adu Mulut yakni dialog atau wacana antar pemain yang dapat membuat penonton tertawa.
    3. Pelawak yang bertugas untuk menghibur penonton dan mengawal jalannya cerita.
    4. Penari yang mengungkapkan alur cerita melalui gerak serta penampilan mereka.
    5. Orkestra / Gamelan / Kendang yang memberikan unsur musikal dalam cerita. Tiap Variasi cekak mengandalkan musisi yang berbeda-beda dalam pengiring musik gamelan mereka.
    6. Centholon alias grapari dalam bahasa Jawa. Pada beberapa Pertunjukkan, Centhulon digunakan sebagai alternatif untuk adegan retorik atau dialog dalam cerita cekak.
    7. Rekapan atau matitikas yang menjadi penutup cerita dalam cerita cekak tersebut.

    Terkait dengan penamaan cerita cekak, ada beberapa asal-usul kata ‘cekak’. Yang pertama, cekak berasal dari kata ‘cakcak-cakcak’, suara benturan gurindil dalam musik gamelan. Suara ini dijadikan alat ukur berapa lama seorang pemain musik harus memainkan alat musiknya.
    Alasan kedua, cekak berasal dari kata ‘cekik’ dalam Bahasa Jawa yang artinya ‘cari’. Dalam cerita cekak, tokoh Panji terus-menerus dicari oleh tokoh wanita, Sabrina. Dalam bahasa jawa, istilah untuk mencari adalah cicit-cicit atau bertereak-treak, kemudian berubah menjadi cekik-cekik.

    Karakteristik Musik Pengiring Cerita Cekak

    Tak lengkap rasanya bila membahas tentang cerita cekak tanpa membahas musik pengiringnya. Dalam cerita cekak, musik pengiring memegang peran penting, karena musik tersebut akan menentukan suasana dalam cerita yang dibawakan. Beberapa alat musik yang biasa digunakan dalam musik pengiring cerita cekak antara lain adalah sebagai berikut :

    • Gamelan yang terdiri dari beberapa alat musik penting seperti bonang, kendhang, saron, peking. Gamelan sendiri biasa disiapkan dan dipimpin oleh seorang pengrawit.
    • Gendang
    • Suling
    • Gender
    • Terbang

    Musik pengiring cerita cekak memiliki karakteristik yang berbeda dengan musik pengiring jenis teater lainnya. Musik gamelan, salah satu musik pengiring cerita cekak, digunakan sebagai pengiring cerita dalam pertunjukan cerita cekak. Musik gamelan sendiri memiliki ciri khas suara yang menyejukkan dan kadang kala sangat memukau.

    FAQ Cerita Cekak

    1. Mengapa cerita cekak sangat penting untuk dilestarikan?

    Jawab: Cerita cekak merupakan bagian dari warisan budaya Indonesia, oleh karena itu, cerita cekak harus dilestarikan agar seni tradisional tidak hilang.

    2. Apa saja jenis cerita cekak?

    Jawab: Ada tiga variasi cerita cekak, yaitu cekak Malang, cekak Mojokerto, dan cekak Nganjuk.

    3. Apakah cerita cekak hanya ada di Jawa Timur?

    Jawab: Ya, cerita cekak memang lebih populer di Jawa Timur, terutama di Malang, Nganjuk, dan Mojokerto. Namun, cerita cekak juga kadang-kadang dipentaskan di daerah lain di pulau Jawa.

    4. Apakah cerita cekak hanya dimainkan oleh laki-laki?

    Jawab: Tidak, selain pemain laki-laki, cerita cekak juga melibatkan para

    Tinggalkan Komentar

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Iklan