Pembukaan: Kekerabatan Hewan Aselomata

Saingan yang tak terhitung jumlahnya dalam kelas yang sama III milik Dewan Kerja Hidup Internasional (International Commission on Zoological Nomenclature), Aselomata adalah kerajaan hewan yang unik karena memiliki sistem asal ganda yang sederhana dan tidak adanya rongga tubuh yang sebenarnya. Oleh karena itu, Aselomata secara kolektif dikelompokkan menjadi dua divisi (phyllum): Diploblastik dan Triploblastik. Dalam artikel ini, kita akan membahas kelompok hewan pertama, yang disebut Diploblastik Aselomata.

Pembaca sekalian, sebelum kita membahas lebih lanjut tentang Diploblastik Aselomata, mari kita kenali terlebih dahulu apa itu aselomata. Aselomata (“tidak memiliki rongga tubuh”) adalah kelompok hewan yang tidak memiliki rongga tubuh (coelom), yakni cairan yang terkandung dalam selaput tipis di dalam tubuh, seperti pada manusia. Secara umum, ciri utama dari Aselomata adalah tidak berperan dalam sistem ekskresi, dan sebaliknya menggunakan seluruh permukaan luar tubuh mereka untuk mengekskresikan limbah.

Aselomata, yang mempertahankan sistem asal ganda, terdiri dari dua kelompok besar yang terpisah evolusioner; Cnidaria (kelompok yang memiliki urat syaraf yang disebut saraf renet), dan Ctenophora (kelompok yang sering disebut sebagai hewan guci karena gerakan perairannya yang berbeda-beda berdasarkan spesies). Dibandingkan dengan kelompok Ctenophora, Diploblastik Aselomata lebih beragam dalam hal bentuk tubuh dan perilaku.

Pendahuluan: Apa itu Diploblastik Aselomata?

Definisi Diploblastik Aselomata

Diploblastik Aselomata adalah kelompok hewan aselomata yang memiliki asal ganda, yakni lapisan ektodermis dan endodermis. Seperti namanya, hewan ini terdiri dari dua lapisan sel, yang dapat dilihat sebagai ciri khas dalam tahap embrio. Lapisan ektodermis mewakili lapisan luar, sedangkan lapisan endodermis mewakili lapisan dalam hewan ini.

Karakteristik Diploblastik Aselomata

Ciri khas utama yang membedakan Diploblastik Aselomata dari Aselomata lainnya dan hewan lainnya secara umum adalah keberadaan hanya dua lapisan sel yang mencakup seluruh tubuh hewan ini. Dalam hewan dewasa, lapisan ektodermis akan berkembang menjadi kulit dan selaput lendir, sementara lapisan endodermis akan berkontribusi pada pembentukan organ dalam, seperti lambung dan usus. Namun, karena hewan ini tidak memiliki rongga tubuh, cairan yang memungkinkan pergerakan dan perlindungan bagi organ-organ ini bersifat sederhana atau tidak ada sama sekali.

Beberapa spesies Diploblastik Aselomata dapat memiliki beberapa struktur tambahan yang memberikan keuntungan tambahan dalam bertahan hidup. Tentakel dan nematocyst pada Cnidaria, misalnya, digunakan dalam mencari makan dan dalam pertahanan terhadap predator.

Kerabatan Diploblastik Aselomata

Dalam Catatan Taksonomi yang Diterima secara Umum (General Accepted Taxonomy), Diploblastik Aselomata diterima sebagai kelompok besar yang terdiri dari tiga filum (phyllum): Cnidaria, Ctenophora, dan Placozoa. Fosil-fosil terawal yang dapat diasosiakan dengan Cnidaria berasal dari Era Ediakara, sekitar 600 juta tahun lalu. Saat ini, sekitar 11.000 spesies Aselomata yang tergolong ke dalam kelompok ini telah diidentifikasi.

Jenis-Jenis Diploblastik Aselomata

Ada tiga filum hewan yang termasuk dalam kelompok Diploblastik Aselomata:

FilumCiri KhasContoh Spesies
CnidariaMempunyai sel-sel herblet (nematocyst) untuk penjepit makanannyaObelia, Hydroides
CtenophoraMempunyai sel-sel cilia pada bagian luar tubuh yang berfungsi dalam gerakan dan pencarian makananMnemiopsis, Pleurobrachia
PlacozoaMempunyai tubuh datar tanpa organ tubuhTrichoplax

Pro dan Kontra Diploblastik Aselomata

Kelebihan Diploblastik Aselomata

Salah satu kelebihan Diploblastik Aselomata adalah kemampuannya untuk bertahan hidup di lingkungan yang kurang menguntungkan. Beberapa spesies, seperti Hydra sp dan Aiptasia pulchella, dapat bertahan hidup dalam kondisi stres seperti kekurangan pangan, tekanan air, dan suhu yang ekstrem, yang dapat membunuh hewan-spesies lainnya.

Cnidaria dan Ctenophora juga dapat berperan sebagai indikator lingkungan. Beberapa spesies Cnidaria, seperti kerangka karang, membentuk lingkungan untuk spesies lain dan menyediakan tempat bertelur bagi ikan-ikan kecil, menjadikannya penting sebagai tempat pelatihan dan pengembangan makanan. Di sisi lain, kematian atau hilangnya kerangka karang di lingkungan dapat menjadi sinyal alarm dan indikator kerusakan pada ekosistem perairan.

Kekurangan Diploblastik Aselomata

Diploblastik Aselomata juga memiliki beberapa kekurangan yang patut dicatat. Karena mereka tidak memiliki rongga tubuh, beberapa spesies dapat mengalami kesulitan dalam mengambil oksigen dari lingkungan dan saling menghitung pergerakan dalam lingkungan perairan. Kondisi ini juga membuat mereka lebih rentan terhadap cedera saat bertabrakan dengan hewan lain atau lingkungan yang keras.

Hewan aselomata, termasuk Diploblastik Aselomata, juga sering menjadi subjek dari penelitian biologis karena sederhananya organ tubuh dan sistem saraf. Namun, hal ini menjadi suatu kekurangan karena penelitian terhadap kelompok hewan ini dapat menjadi pemborosan tenaga dan sumberdaya yang disimpan terkait dengan perolehan pengetahuan yang lebih relevan untuk kesehatan manusia dan hewan.

Penyeimbang Pro dan Kontra Diploblastik Aselomata

Berdasarkan pro dan kontra di atas, dapat kita simpulkan bahwa keberadaan Diploblastik Aselomata sangat penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan evolusi spesies lainnya. Namun, penelitian terhadap kelompok hewan ini harus dikelola dengan hati-hati agar potensi kelebihannya dapat digunakan secara optimal.

Tabel Informasi Lengkap Diploblastik Aselomata

KelompokFilumStatus Keanekaragaman HayatiUmumnya Ditemukan di
Diploblastik AselomataCnidariaBanyak spesies terancam punah karena perubahan iklim dan degradasi habitatLautan, terumbu karang, dan estuaria
Diploblastik AselomataCtenophoraBanyak spesies terancam punah karena perubahan iklim dan degradasi habitatLautan dan perairan tawar
Diploblastik AselomataPlacozoaTidak ditemukan kemungkinan punah dengan habitat yang berubah amat ekspansifPerairan laut dangkal

FAQ tentang Diploblastik Aselomata

1. Bagaimana hewan aselomata dapat bertahan hidup di lingkungan yang keras?

Beberapa spesies aselomata, termasuk Diploblastik Aselomata, memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa. Mereka mampu mengatasi kondisi lingkungan yang keras dengan berkembang biak dengan cepat dan menggunakan seluruh permukaan tubuhnya untuk mengambil sumber daya dan melepaskan limbah dari tubuh mereka.

2. Apa perbedaan antara sistem asal ganda dan sistem asal tunggal?

Sistem asal ganda terdiri dari dua lapisan sel, yang masing-masing berkembang menjadi kulit dan selaput lendir serta organ-organ dalam. Sementara sistem asal tunggal hanya terdiri dari satu lapisan sel. Beberapa spesies hewan dapat memiliki kombinasi asal ganda dan asal tunggal.

3. Apa yang dimaksud dengan “nematocyst” pada Cnidaria?

Nematocyst adalah sel-sel herblet yang digunakan oleh Cnidaria, seperti selaput lendir dan koral, untuk menangkap makanan dan sebagai alat pertahanan diri. Mereka mengandung racun yang dapat dikeluarkan untuk menangkap makanan atau melindungi diri dari predator.

4. Bentuk apa yang sering ditemukan pada Diploblastik Aselomata?

Dibandingkan dengan kelompok Ctenophora, Diploblastik Aselomata memiliki beragam bentuk tubuh dan perilaku. Beberapa spesies, seperti Cnidaria, ditemukan dalam bentuk polip atau medusa.

5. Apa mekanisme yang digunakan oleh Diploblastik Aselomata dalam mengambil oksigen dari lingkungan?

Dalam Diploblastik Aselomata, oksigen dapat diambil langsung melalui permukaan tubuh mereka, dan beberapa spesies, seperti Hydra, dapat menggunakan pigment hijau pada tubuh mereka untuk berfotosintesis.

6. Bagaimana cara terbaik untuk memelihara Cnidaria di lingkungan buatan?

Memelihara Cnidaria di lingkungan buatan membutuhkan pemeliharaan yang hati-hati dan sesuai dengan sifat alamiah dari hewan tersebut. Pastikan lingkungan aquarium selalu bersih, dengan suhu yang tepat dan pasokan makanan yang cukup untuk spesies yang anda pelihara.

7. Apakah Diploblastik Aselomata dapat dijadikan sebagai sumber bahan makanan?

Banyak spesies Diploblastik Aselomata dapat dijadikan sebagai bahan makanan yang sehat dan bergizi. Beberapa spesies Cnidaria, seperti ubur-ubur, sering dijual di pasar ikan dan dimakan sebagai makanan ringan atau bahan sup.

8. Apa yang menyebabkan kerusakan pada lingkungan terumbu karang yang dihuni oleh Cnidaria?

Salah satu penyebab kerusakan utama terumbu karang yang dihuni oleh Cnidaria terkait dengan kegiatan manusia, seperti polusi dan pengambilan ikan secara berlebihan. Perubahan iklim juga berpotensi merusak lingkungan terumbu karang karena perubahan arus laut dan kenaikan suhu air.

9. Apa lebih baik, memelihara Cnidaria di lingkungan terbuka atau di lingkungan tertutup?

Memelihara Cnidaria di lingkungan yang tertutup dapat menyediakan lingkungan kontrol yang lebih aman dan dapat mengisolasi hewan dari predator dan polusi lingkungan. Di sisi lain, lingkungan terbuka atau semi-tertutup merespons lebih baik terhadap faktor-faktor alami melalui pencahayaan matahari dan sirkulasi air yang lebih baik.

10. Bagaimana cara membantu melindungi spesies Diploblastik Aselomata dan habitatnya?

Beberapa cara untuk membantu melindungi spesies Diploblastik Aselomata dan habitatnya adalah:

  • Melakukan pengurangan sampah yang dibuang di perairan laut
  • Tidak mengambil Cnidaria dari lingkungan alami mereka
  • Tidak membuang limbah organik di lingkungan laut
  • Menjaga keseimbangan ekosistem dan lingkungan perairan laut

11. Apa jenis makanan yang dikonsumsi oleh Ctenophora?

Ctenophora mengkonsumsi zooplankton dan makrozooplankton, seperti krustasea dan larva ikan, dan dapat menangkap mangsa mereka dengan cilia dan sel klepacan.

12. Apa peran arus air dalam pertumbuhan dan perkembangan Cnidaria?

Arus air sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan Cnidaria. Beberapa spesies, seperti

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan