Merdeka.com – Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan, rencana penggabungan Holding Rumah Sakit Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Holding BUMN Farmasi untuk mendukung program ketahanan kesehatan nasional. Dia berharap proses penggabungan itu bisa dilakukan tahun ini.

Meskipun Holding BUMN Farmasi sudah memiliki elemen-elemen layanan kesehatan secara lengkap seperti klinik, tapi holding tersebut belum memiliki rumah sakit.

“Saya mengatakan, Holding BUMN Farmasi ini lebih di sisi pemasok seperti obat, vaksin dan alat kesehatan. Sedangkan di layanan kesehatan, kita harus memperkuat hal tersebut apakah itu rumah sakit atau klinik,” kata Honesti di Jakarta, dikutip Antara, Senin (22/8).

Dia menjelaskan, pihaknya nanti akan menguasai mulai dari hulu hingga hilir tidak hanya dari sisi produk, namun juga dari sisi layanan kesehatan. Nantinya, holding ini kemungkinan juga akan mengubah nama holding.

“Kalau kita bisa mengintegrasikan sisi suplai dan permintaan maka hal ini luar biasa. Belum ada benchmark di dunia di mana terdapat suatu korporasi yang memiliki ekosistem sangat lengkap di industri layanan kesehatan. Itulah yang menjadi amanah kami,” imbuhnya.

Penggabungan holding farmasi dan rumah sakit BUMN ini juga merupakan penugasan dari pemerintah. Pemerintah sendiri memiliki tiga program dengan salah satu program yakni ketahanan kesehatan nasional.

Sebelumnya, Bio Farma telah diberikan amanah oleh Kementerian BUMN untuk menjadi Holding BUMN Farmasi. Di samping sebagai holding, Bio Farma juga menjadi induk holding bagi dua anggotanya yakni Kimia Farma dan Indofarma.

Pada Juli tahun ini, Holding BUMN Farmasi mendapatkan satu anggota baru yakni PT. Industri Nuklir Indonesia (Persero) atau INUKI. INUKI akan berfokus pada produk radiofarmaka atau pengobatan yang berbasis nuklir.

“Kalau dilihat dari grup kami, saya berani mengatakan bahwa kita sebenarnya bukan Holding BUMN Farmasi lagi. Hal ini dikarenakan, terkait dengan ekosistem yang kita miliki dengan grup, holding farmasi sudah mencakup dari sektor hulu hingga hilir,” kata Honesti Basyir.

Holding BUMN Farmasi memiliki manufaktur, sistem distribusi, layanan kesehatan seperti klinik. Holding BUMN ini juga menjadi jaringan ritel farmasi terbesar di Indonesia melalui outlet-outlet apotek Kimia Farma. [azz]

Baca juga:
Erick Thohir: Program Bersih-Bersih BUMN Bukan untuk Menangkap, tapi Perbaiki Sistem
Strategi Surveyor Indonesia Dongkrak Pendapatan Setelah Berbentuk Holding BUMN Jasa
Sistem Canggih Diterapkan MIND ID untuk Cegah Korupsi dan Suap di Perusahaan
Erick Thohir: Korsel dan China Investasi USD 15 Miliar ke IBC
Laba Holding PTPN Capai Rp3,8 Triliun di Semester I-2022, Ini Sektor Penyumbangnya
Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rp16 Triliun Ditambal Pakai Utang


Artikel ini bersumber dari www.merdeka.com.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan