kabinetrakyat.com – Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan kapasitas fiskal Provinsi DKI Jakarta dalam empat tahun terakhir termasuk dalam kategori sangat tinggi.

“Jika kita perhatikan pada komponen pendapatan dalam APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Tahun 2022, sumber pendapatan utama untuk Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didominasi oleh Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang mencapai lebih dari 70 persen dari total pendapatan daerah,” katanya sebagaimana dikutip dari Instagram resmi @suharsomonoarfa, Jakarta, Rabu.

Dalam kesempatan tersebut, dia mengharapkan momentum pemulihan ekonomi di Provinsi DKI Jakarta yang dianggap sudah menunjukkan kondisi sama seperti sebelum pandemi COVID-19 akan terus berlanjut hingga tahun 2024.

Kinerja pertumbuhan ekonomi tersebut didukung oleh pengembangan Major Project dan pengembangan kawasan perkotaan yang difokuskan pada Wilayah Metropolitan Jakarta, penguatan penurunan angka kematian ibu, bayi, dan intervensi stunting.

“Saya berharap, pemutakhiran DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) dapat mengakselerasi pemerataan pertumbuhan di DKI Jakarta. Pertumbuhan ekonomi Provinsi DKI Jakarta juga diharapkan berdampak juga pada penurunan tingkat pengangguran terbuka dan tingkat kemiskinan, serta peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan pengurangan kesenjangan antar individu sesuai dengan sasaran yang diharapkan di dalam RKP (Rencana Kerja Pemerintah) 2024,” ungkap Kepala Bappenas.

Suharso juga menyarankan pemerintah daerah untuk memperhatikan kondisi perekonomian global dan nasional. Misalnya, pergolakan geopolitik Rusia-Ukraina, harga komoditas yang mulai terkoreksi, serta tingkat inflasi yang cenderung tinggi dan dimungkinkan mempengaruhi pemulihan ekonomi dan kinerja pembangunan ke depan.

Dengan mempertimbangkan berbagai kondisi di ranah global dan nasional, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta pada tahun 2024 diharapkan dapat mencapai 5,1 hingga 5,4 persen.

“Laju pertumbuhan tersebut diharapkan mampu menurunkan tingkat pengangguran terbuka ke angka 5,96 – 6,66 persen, tingkat kemiskinan ke angka 2,00 – 2,30 persen serta Rasio Gini pada kisaran angka 0,410 – 0,411. Sementara IPM diharapkan meningkat menjadi 82,27 – 82,57,” ucapnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan