Tentang Pembaca Sekalian

Halo pembaca sekalian, selamat datang di artikel jurnal yang membahas tentang “Kekurangan Sejarah sebagai Seni”. Sebuah topik yang cukup menarik untuk dibahas. Sejarah sebagai seni adalah mata pelajaran yang seringkali dianggap membosankan oleh anak-anak sekolah. Namun, apa yang terjadi jika kekurangan di dalamnya merugikan kita sebagai generasi yang harus terus belajar dari masa lalu?

Pendahuluan

Sejarah sebagai seni memiliki peran yang sangat penting dalam memperkuat identitas bangsa, melestarikan budaya, dan memberikan pengertian tentang perjalanan sejarah manusia. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa terdapat kekurangan di dalamnya. Beberapa kekurangan yang mungkin dianggap sebagai permasalahan dalam pembelajaran sejarah sebagai seni antara lain:

1. Faktor Kurangnya Sumber Tertulis

2. Kegagalan dalam Menyajikan Fakta Sejarah yang Akurat

3. Kurangnya Relevansi dengan Kondisi dan Kebutuhan Sosial Masyarakat Dewasa Ini

4. Faktor Kurangnya Minat di Kalangan Masyarakat dan di Lingkungan Sekolah

5. Ketidaktepatan Dalam Menetapkan Peran dalam Konteks Global

6. Pembelajaran yang Menjadi Sekadar Hafalan Tanpa ada Nuansa Berpikir Kritis dari Siswa

7. Terbatasnya Sumber dan Waktu dalam Pendidikan Formal Siswa

Kelebihan dan Kekurangan Kekurangan Sejarah sebagai Seni

1. Kurangnya Sumber Tertulis

Kekurangan sumber tertulis menjadi masalah yang utama dalam pembelajaran sejarah sebagai seni. Kurangnya bahan-bahan tertulis akan berdampak pada keakuratan penjelasan, dan akan menciptakan versi yang terkesan bias dalam mengangkat cerita sejarah. Meskipun ada sumber lain seperti sumber arkeologi atau sumber lisan yang dapat diandalkan, penting untuk diakui bahwa sumber tertulis sangatlah penting.

2. Kegagalan dalam Menyajikan Fakta Sejarah yang Akurat

Konsep bahwa sejarah selalu ditulis oleh pemenang dan bahwa tidak selalu benar, menjadi salah satu hal yang paling dikhawatirkan oleh pelajar yang mempelajari sejarah sebagai seni. Fakta yang salah atau tidak akurat dapat dihasilkan oleh tindakan manipulasi oleh pemerintah maupun sejarawan. Akibat dari hal ini dapat membawa dampak buruk bagi pembelajaran sejarah yang kurang akurat.

3. Kurangnya Relevansi dengan Kondisi dan Kebutuhan Sosial Masyarakat Dewasa Ini

Dalam mempelajari sejarah sebagai seni, penting untuk diakui bahwa sejarah memiliki kedekatan yang tidak terpisahkan dengan kondisi dan kebutuhan sosial masyarakat dewasa ini. Kurangnya keberpihakan terhadap hal ini akan menciptakan kurangnya ketertarikan dari masyarakat dan murid.

4. Faktor Kurangnya Minat di Kalangan Masyarakat dan di Lingkungan Sekolah

Minat masyarakat dan murid terhadap sejarah sebagai seni sangatlah rendah. Hal ini menyebabkan pendidikan sejarah sebagai seni tidak terorganisir, dan murid kehilangan keinginan untuk menguasainya. Sebagian besar murid tidak memiliki minat untuk belajar sejarah sebagai seni, terutama karena terus berkutat dengan materi pelajaran yang dianggap membosankan dan tidak memberikan pengalaman praktis.

5. Ketidaktepatan Dalam Menetapkan Peran dalam Konteks Global

Setiap negara memiliki banyak cerita sejarah yang begitu menarik, namun terkadang cerita sejarah suatu negara terkungkung dalam ruang lingkup lokal. Padahal, peristiwa-peristiwa sejarah memiliki implikasi global yang sangat besar. Oleh karena itu, sudah sepatutnya sejarawan atau ahli sejarah memiliki perspektif yang lebih luas dan tidak sempit.

6. Pembelajaran yang Menjadi Sekadar Hafalan Tanpa ada Nuansa Berpikir Kritis dari Siswa

Pendidikan sejarah tidak boleh dilepaskan dari proses berpikir kritis. Oleh karena itu, pembelajaran yang hanya sekadar hafalan tanpa ada kaitannya dengan berpikir kritis akan mempersulit pembelajaran sejarah. Pembelajaran yang baik harus mengajarkan siswa cara berpikir kritis, dan bukan hanya menjadi hafalan kosong.

7. Terbatasnya Sumber dan Waktu dalam Pendidikan Formal Siswa

Waktu yang terbatas adalah salah satu kekurangan utama dalam pendidikan formal. Siswa biasanya diberikan waktu yang terbatas untuk mempelajari semua hal yang berkaitan dengan sejarah sebagai seni. Hal ini mempersulit kegiatan belajar dan mengajar, dan seringkali membuat siswa kebingungan ketika harus membawa masing-masing topik sejarah sebagai seni ke periode selanjutnya.

Tabel untuk Kekurangan Sejarah sebagai Seni

Kesalahan dalam Pembelajaran SejarahPersoalan dalam Hal Kekurangan SejarahPenyelesaian dalam Hal Kekurangan Sejarah
Faktor Kurangnya Sumber TertulisBahan-bahan tertulis yang terkadang tidak akurat dan menimbulkan bias.Menghadirkan bahan tertulis dan mengedepankan akurasi laporan dari para pengamat , khususnya yang berada pada saat itu.
Kegagalan dalam Menyajikan Fakta Sejarah yang AkuratTidak adanya kesesuaian antara acuan dan laporan yang dibuat.Memperketat dan mengintensifkan pengecekan dan dokumentasi untuk memastikan keakuratan isi dari laporan.
Kurangnya Relevansi dengan Kondisi dan Kebutuhan Sosial Masyarakat Dewasa Iniarasan yang tidak Signifikan dan tidak diinginkan oleh pembuat jadwal pelajaran dan masyarakat.Memberikan beberapa waktu dalam kurikulum untuk diisi oleh kebutuhan idividu siswa, menambahkan kekurangan sejarah pada kurikulum ekstra dan merancang penyampaian dengan cara yang berbeda yang membuat siswa merasa terdorong untuk belajar.
Faktor Kurangnya Minat di Kalangan Masyarakat dan di Lingkungan SekolahKurangnya minat akan muncul jika materi sama dan tidak berubah-ubah.Penambahan konteks, pengalaman dan relatability pada cerita sejarah akan memperkuat minat siswa pada materi pelajaran nya.
Ketidaktepatan Dalam Menetapkan Peran dalam Konteks GlobalTidak Memadainya ruang lingkup dan perspektif yang boleh dibuka pemikirannya.Memberikan kesadaran pada siswa tentang signifikansi cerita sejarah dalam negara mereka dan negara lain. Penggunaan diskusi kelompok dan pendekatan yang lain pada cerita sejarah dapat membantu siswa memahami masalah dan perspektif global yang lebih luas.
Pembelajaran yang Menjadi Sekadar Hafalan Tanpa ada Nuansa Berpikir Kritis dari SiswaPembelajaran yang tidak kontekstual dan membosankan.Menciptakan pembelajaran yang lebih kontekstual dan lebih dipahami oleh siswa. Menggunakan metode pembelajaran seperti studi kasus dan mengajukan pertanyaan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis.
Terbatasnya Sumber dan Waktu dalam Pendidikan Formal SiswaTidak cukupny waktu untuk memperdalam materi pelajaran dan anak-anak tidak pernah memahami seluruh materi pelajaran dalam sejarah sebagai seni.Memberikan waktu yang lebih lama pada siswa untuk memperdalam materi sejarah dan membantu pembelajaran akan menekankan keterampilan seperti pengorganisasian, keterampilan membaca, dan kemampuan pemikiran kritis.

FAQ

1. Apakah sejarah sebagai seni masih penting bagi generasi saat ini?

Sejarah sebagai seni merupakan salah satu aspek penting dalam membangun identitas, kebudayaan dan memahami perjalanan manusia. Sejarah menjadi penanda sejarah yang tidak dapat diabaikan, kisah-kisah yang menarik dan besar.

2. Bagaimana cara memperkuat minat siswa dalam mempelajari sejarah sebagai seni?

Meningkatkan relevansi dalam pembelajaran sejarah akan memperkuat minat siswa. Melakukan kreativitas saja belum cukup.

3. Bagaimana cara menghindari bias dalam menyajikan sejarah sebagai seni?

Menghindari bias dalam menyajikan sejarah sebagai seni dapat dilakukan dengan menghadirkan sumber bahan tertulis yang lebih bervariasi dan beralasan.

4. Apa dampak ketidaktepatan dalam menetapkan peran dalam konteks global terhadap pengalaman pembelajaran sejarah?

Ketidaktepatan dalam menetapkan peran dalam konteks global akan membuat pembelajaran sejarah menjadi tetap terkungkung dalam ruang lingkup yang sempit dan tidak menawarkan viewpoints yang berbeda.

5. Bagaimana cara membuat pembelajaran sejarah tidak lagi mengejutkan dan tidak menunjukkan bias pada siswa?

Menjaga pentingnya sejarah menjadi hal yang tidak boleh dikesampingkan. Siswa juga harus selalu didorong untuk mencari jawaban sendiri.

6. Bagaimana cara pembelajaran sejarah ini bisa membantu siswa dalam masa depan?

Pembelajaran sejarah dapat membantu siswa menjadi lebih baik dalam membentuk kemampuan kritis dan menemukan perspektif baru yang belum dipikirkannya sebelumnya

7. Apa saja keterampilan yang dapat terkembangkan melalui pembelajaran sejarah sebagai seni?

Keterampilan yang dapat terkembangkan melalui pembelajaran sejarah sebagai seni, antara lain keterampilan membaca dan menulis, kemampuan berargumentasi, serta kemampuan berpikir kritis.

Kesimpulan

Dalam membahas kekurangan sejarah sebagai seni, diharapkan peran penting sejarah sebagai seni dalam membangun identitas negara dan memperkuat kebudayaan harus segera dipahami oleh pemerintah dan masyarakat. Pengembangan konteks pelajaran sejarah sebagai seni yang lebih relevan, menarik, dan menyenangkan harus menjadi perhatian utama. Pembelajaran yang memiliki beberapa pendekatan, pengajaran yang dirancang agar terlihat lebih menyenangkan, penggunaan teknologi untuk menarik minat siswa, pemaduan pelajaran sejarah dengan pelajaran lainnya, meningkatkan pengalaman langsung pada masa silam dengan studi perbandingan dapat membangkitkan minat siswa pada materi pelajaran yang ada. Sejarah bukan lagi sekedar bahan pembelajaran, melainkan cerita sejarah yang harus dialami dan dihayati, sebagai sumber pembangunan karakter generasi masa depan.

Penutup

Terima kasih telah membaca artikel kami tentang “Kekurangan Sejarah sebagai Seni”. Semoga anda banyak mendapatkan manfaat dari hasil pembahasan kami. Meskipun demikian, kami memohon maaf jika terdapat kesalahan yang terdapat pada artikel ini. Artike ini kami sajikan dalam rangka pembelajaran sejarah sebagai seni secara lebih baik. Akhir kata, kami mohon dukungannya untuk memperkuat peran sejarah sebagai seni agar terus ada atreas hidup pada cerita masa lalu dan memerankan tokoh di dalamnya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan