Jenis-jenis Bahan Bakar dan Fungsinya pada Mesin


Komponen-Komponen Utama dalam Mesin Motor Bakar

Motor bakar mampu menghasilkan tenaga dari hasil pembakaran bahan bakar pada mesin. Untuk menghasilkan tenaga yang optimal, pemilihan jenis bahan bakar pada mesin sangat penting. Di Indonesia sendiri, mesin motor bensin dan mesin motor diesel menjadi jenis mesin motor yang paling banyak digunakan. Namun, kedua jenis mesin motor ini memiliki perbedaan dalam jenis bahan bakar yang digunakan.

1. Bahan Bakar Motor Bensin

Bahan Bakar Motor Bensin

Jenis bahan bakar pertama pada mesin adalah bahan bakar motor bensin. Bahan bakar ini terbuat dari campuran hidrokarbon dengan oktan yang sangat tinggi. Fungsi dari bahan bakar motor bensin pada mesin adalah sebagai sumber energi yang digunakan untuk menghasilkan tenaga pada mesin yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar pada ruang bakar.

Meskipun bahan bakar motor bensin memiliki oktan yang tinggi, tetapi tidak semua bahan bakar bensin yang dijual di pasaran memiliki kualitas yang sama. Ada beberapa jenis bahan bakar motor bensin yang memiliki aditif khusus untuk meningkatkan oktan dan melestarikan mesin, seperti premium, Pertamax, dan Pertamax Turbo. Selain itu, BBM jenis bensin juga terbagi menjadi tiga jenis sesuai dengan kandungan oktannya, yaitu bensin dengan oktan 88, 90, dan 92.

2. Bahan Bakar Solar atau Diesel

Bahan Bakar Solar atau Diesel

Selain bahan bakar motor bensin, mesin motor diesel yang banyak digunakan di Indonesia memerlukan bahan bakar diesel sebagai sumber energi untuk menghasilkan tenaga pada mesin. Bahan bakar solar atau diesel terbuat dari minyak bumi dengan kandungan yang lebih padat dan kental dibandingkan dengan bahan bakar motor bensin.

Fungsi dari bahan bakar solar pada mesin adalah sebagai sumber energi yang lebih ekonomis dan efisien. Mesin motor diesel memiliki efisiensi pembakaran yang lebih baik dan konsumsi BBM yang lebih rendah dibandingkan mesin motor bensin. Secara umum, bahan bakar solar memiliki beberapa jenis, seperti solar biasa, kualitas premium, dan biodiesel. Kandungan sulfur pada bahan bakar solar yang lebih rendah juga berdampak pada persentase emisi gas buang yang lebih rendah, sehingga bahan bakar diesel lebih ramah lingkungan.

3. Gas Alam

Gas Alam

Jenis bahan bakar ketiga yang mulai dilirik pengguna pada mesin adalah gas alam. Gas alam terdiri dari campuran gas metana dan etana yang dalam penggunaannya diubah menjadi gas terkompresi (CNG) atau gas cair (LNG) untuk penggunaan mesin. Gas alam digunakan sebagai alternatif berwujud air bersih dan ramah lingkungan, sebab mempunyai persentase emisi gas buang yang jauh lebih rendah dibandingkan BBM lainnya. Penggunaan gas alam pada mesin juga memiliki efisiensi yang tinggi dan kinerja mesin yang lebih baik dibandingkan dengan BBM lainnya.

4. LPG (Liquified Petroleum Gas)

LPG (Liquified Petroleum Gas)

Jenis bahan bakar keempat adalah Liquefied Petroleum Gas (LPG) atau sering disebut gas elpiji juga banyak digunakan di Indonesia. Bahan bakar LPG umumnya digunakan pada mesin untuk menghemat biaya bahan bakar. Bahan bakar LPG sangat efektif dalam hal pengolahan dan menjadi alternatif bagi siapa yang memiliki kendala dalam hal ekonomi menjadi alasan utama mengapa jenis bahan bakar ini banyak digunakan.

Bahan bakar motor berperan penting dalam menentukan kinerja dari mesin motor. Dalam memilih jenis bahan bakar yang tepat, yang terpenting adalah menyesuaikan dengan jenis mesin motor yang digunakan. Pemilihan bahan bakar yang tepat juga dapat memperpanjang usia mesin motor. Jangan lupa juga selalu memperhatikan kualitas bahan bakar yang digunakan dan dapatkan dari sumber terpercaya.

Sistem bahan bakar pada mesin internal konvensional


Sistem bahan bakar pada mesin internal konvensional

Bahan bakar adalah salah satu komponen terpenting dalam mesin bakar. Tanpa bahan bakar, mesin bakar tidak akan bisa bekerja. Sistem bahan bakar pada mesin internal konvensional adalah sistem yang digunakan dalam mesin mobil atau kendaraan dengan mesin bensin. Sistem ini bertugas menyediakan bahan bakar ke dalam mesin untuk pembakaran.

Sistem bahan bakar pada mesin internal konvensional terdiri dari beberapa komponen penting, antara lain:

  1. Tangki bahan bakar
  2. Pompa bahan bakar
  3. Karburator/injektor
  4. Kopling karburator
  5. Filter bahan bakar
  6. Katup bahan bakar

Semenjak ditemukannya mesin bensin oleh Nikolaus Otto pada tahun 1876, sistem bahan bakar pada mesin internal konvensional juga terus mengalami perkembangan. Pada awalnya, mesin bensin hanya menggunakan karburator sebagai alat pengatur bahan bakar. Namun, seiring dengan perkembangan teknologi, karburator mulai digantikan oleh sistem injeksi bahan bakar.

Sistem injeksi bahan bakar merupakan sistem yang memasok bahan bakar ke dalam mesin melalui penyemprotan atau injeksi langsung ke ruang bakar. Sistem injeksi bahan bakar memiliki beberapa keunggulan dibandingkan karburator, seperti efisiensi bahan bakar yang lebih baik, pengendalian emisi gas buang yang lebih baik, dan pengendalian pembakaran yang lebih baik.

Di Indonesia, sistem bahan bakar pada mesin kendaraan masih didominasi oleh sistem karburator. Namun, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan efisiensi bahan bakar dan pengendalian emisi gas buang yang ramah lingkungan, sistem injeksi bahan bakar semakin banyak digunakan oleh mesin kendaraan.

Pentingnya sistem pendingin pada mesin


sistem pendingin mesin

Sistem pendingin pada mesin menjadi komponen yang sangat penting yang harus diperhatikan oleh para pemilik dan pengendara kendaraan bermotor. Sistem pendingin mesin berfungsi sangat penting untuk menjaga suhu mesin agar tetap stabil dan tidak menimbulkan kerusakan pada mesin kendaraan.

Mesin kendaraan bermotor saat digunakan akan terus menghasilkan panas yang akan menyebabkan kinerja mesin menjadi menurun. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pendingin agar suhu mesin kendaraan selalu stabil dan tidak overheat.

Jika mesin kendaraan bermotor mengalami overheat, maka akan menimbulkan kerusakan yang sangat fatal pada mesin. Hal ini disebabkan oleh temperatur yang naik secara drastis akibat kerja mesin yang berlebih. Overheat pada mesin kendaraan bisa mengakibatkan kerusakan pada ruang bakar, gasket kepala silinder, piston, klep, dan banyak lagi yang lain. Selain itu, akan menghasilkan biaya yang besar untuk melakukan perbaikan.

Sistem pendingin pada mesin kendaraan bermotor bekerja dengan cara mengambil panas yang dihasilkan oleh kerja mesin dan membuangnya ke lingkungan sekitar Kendaraan. Komponen dalam sistem pendingin pada mesin kendaraan terdiri dari water pump, radiator, thermostat, kipas radiator, dan pipa saluran air radiator.

Water pump berfungsi untuk memompa cairan pendingin yang berupa campuran antara air dan coolan ke dalam radiator guna menyerap panas yang terhasilkan oleh kerja mesin. Sedangkan radiator merupakan tempat pertukaran panas, yang mengeluarkan panas ke lingkungan sekitar kendaraan melalui pendingin udara atau sirip-sirip radiator. Termostat adalah komponen yang berfungsi untuk membatasi suhu pada mesin, ketika mesin sedang dingin maka termostat akan membuka celah pengalirannya namun jika mesin sudah terlalu panas termostat akan menutup celah pengaliran agar cairan bising keluar dan tidak kembali ke mesin. Kipas radiator juga tidak kalah penting, kipas radiator akan menambah kecepatan udara yang sudah masuk ke dalam ruang radiator, kipas ini berfungsi untuk memberi turbo pada olah udara dingin agar bisa menyerap panas mesin dengan sempurna. Terakhir, pipa saluran air radiator berguna menyalurkan cairan pendingin antara water pump dan mesin kendaraan.

Agar sistem pendingin pada mesin kendaraan bermotor terjaga dengan baik, perlu dilakukan pengecekan berkala. Apabila kamu merupakan pemilik kendaraan bermotor sebaiknya kamu juga harus mengetahui cara untuk merawat sistem pendingin pada mesin. Untuk menjaga agar sistem pendingin pada mesin kendaraan bermotor selalu baik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti:

  1. Mengganti coolant secara berkala yaitu sekitar setiap 30 ribu km untuk menghindari penumpukan kotoran tertentu dan cairan pendingin tetap harus ditambah.
  2. Memeriksa kualitas air radiator pada kendaraan bermotor kamu. Apabila cairan radiator terlihat keruh, lebih baik kamu menggantinya dengan yang baru.
  3. Menguji kinerja water pump. Kamu bisa memeriksa kinerja water pump dengan melakukan trekding test untuk memeriksa bagaimana kecepatan putaran dan seberapa kuat aliran air. Jika pengecekan menunjukkan water pump mengalami error untuk menghindari overheat lebih baik untuk segera melakukan penggantian.
  4. Memeriksa kondisi belt fan yang bertugas untuk menggerakan kipas radiator.
  5. Memeriksa kondisi baut/fittings yang memegang komponen sistem pendingin agar sambungan dapat berjalan lancar.

Demikianlah penjelasan tentang pentingnya sistem pendingin pada mesin kendaraan bermotor. Diharapkan setiap pemilik kendaraan dapat memahami pentingnya sistem ini, termasuk cara merawat agar selalu baik. Harapannya, mesin kendaraan bermotor selalu prima dalam kinerjanya sehingga penggunaan menjadi lebih optimal dan aman dalam hal pemakaian.

Komponen sistem pengapian pada mesin


Komponen sistem pengapian pada mesin

Jika kita membahas tentang komponen motor bakar, kita tidak bisa melewatkan salah satu komponen sangat penting, yaitu sistem pengapian. Sistem pengapian merupakan bagian terpenting pada mesin motor karena berfungsi untuk memberikan percikan api pada campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.

Tanpa sistem pengapian, mesin motor tidak akan bisa berjalan karena campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar tidak akan terbakar sendiri. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui komponen-komponen yang terdapat pada sistem pengapian mesin motor.

Berikut ini adalah komponen-komponen pada sistem pengapian mesin:

1. Busi

Busi

Busi merupakan salah satu komponen utama pada sistem pengapian mesin motor. Fungsinya adalah untuk menghasilkan api listrik pada campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar. Busi terdiri dari elektroda pusat, elektroda samping, dan cincin sekunder. Busi biasanya diganti setiap 10.000 km atau setiap 6 bulan tergantung kondisi penggunaan dan jenis busi.

2. Coil Ignition

Coil Ignition

Coil ignition (spul) bertindak sebagai pembangkit energi listrik untuk menghasilkan percikan api pada busi. Spul terdiri dari inti besi, kumparan primer dan kumparan sekunder. Ketika pembangkit listrik (coill) dinyalakan, maka inti besi berfungsi sebagai sumber energi untuk mengubah arus listrik menjadi magnetik. Saat sinyal disambungkan oleh ECM ke inti besi maka melewati kumparan primer dan menjadi kumparan besar pada bagian luar yang disebut kumparan sekunder.

3. CDI (Capasitor Discharge Igniton)

CDI

CDI (Capacitor Discharge Igniton) merupakan pengontrol tegangan yang bekerja bersamaan dengan coil ignition. Peran CDI adalah mengatur kecepatan putaran mesin dan waktu pengapian pada busi. Tegangan listrik yang dihasilkan CDI tergantung pada besar kecil kapasitor. Kapasitor merupakan perangkat yang dapat menampung dan menyimpan energi listrik sehingga saat dibutuhkan dapat dikeluarkan untuk membangkitkan api listrik pada campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang bakar.

4. Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor)

Sensor CKP

Sensor CKP (Crankshaft Position Sensor) merupakan sensor yang berfungsi untuk mendeteksi posisi kruk as mesin. Sensor ini terpasang pada blok silinder di sekitar roda gigi kruk as. Keberadaan sensor CKP sangat penting untuk membantu sistem pengapian bekerja dengan optimal. Hal ini dikarenakan sensor CKP berfungsi untuk mengumpulkan data tentang putaran mesin yang diolah oleh ECM. Dari data-data tersebut, ECM akan mengatur timing dan waktu pengapian sehingga dapat mengambil keputusan untuk menghasilkan api listrik pada busi.

Itulah beberapa komponen pada sistem pengapian mesin motor yang perlu Anda ketahui. Penting bagi kita untuk memperhatikan dan menjaga kondisi komponen pengapian agar mesin motor bisa berjalan dengan lancar dan terhindar dari kerusakan.

Sistem Lubrication pada Mesin Bakar dan Fungsinya


Sistem Lubrication pada Mesin Bakar

Sistem lubrication pada mesin bakar memegang peran yang sangat penting. Jika mesin tidak diolesi oleh oli secara baik dan teratur, maka mesin akan mengalami keausan yang lebih cepat dan bisa berpotensi merusak sejumlah komponen dalam mesin bakar itu sendiri. Oleh karena itu, sistem lubrication pada mesin bakar memiliki fungsi yang sangat vital.

Pada dasarnya, fungsi dari sistem lubrication adalah untuk menghindari kejadian gesekan yang berlebihan antara komponen yang saling bergerak seiring berjalannya mesin bakar. Minyak pelumas (oli) bertindak sebagai penghalus pada bagian metal, sehingga mengurangi gesekan dan suhu yang berlebih pada mesin dan menjamin agar setiap komponen bisa bergerak dengan lancar.

Proses Kerja Sistem Lubrication

Proses kerja dari sistem lubrication sendiri adalah sangoil pump akan memompa minyak pelumas dari oli sump ke dalam tekanan yang cukup tinggi supaya bisa menaiki seluruh komponen pada mesin bakar. Sedangkan, journal bearing dalam mesin akan menciptakan tekanan di bawah rotor yang mengandung cairan minyak pelumas dan karenanya memperbaiki pelumasan sirkulasi di bawah rotor secara terus-menerus.

Ada banyak jenis sistem lubrication mesin bakar, salah satunya adalah sistem wet sump. Sistem ini menggunakan oli sump tunggal yang terpasang dalam mesin untuk memenuhi seluruh kebutuhan pelumasan pada mesin bakar. Lubrication dalam sistem wet sump membantu mengatur suhu mesin bakar dan juga melindungi semua sisitem yang ada pada mesin agar senantiasa stabil dan mampu bekerja dalam waktu yang lama.

Jenis lain dari sistem lubrication adalah sistem dry sump, yang terdiri dari lebih dari satu sumber pelumas. Sistem ini dapat memungkinkan jumlah oli yang lebih besar dan bahkan membuat pengaturan suhu mesin bakar menjadi jauh lebih efektif daripada oil sump.

Kombinasi antara oli dengan aditif akan membuat kualitas pelumas mesin bakar lebih baik. Bahan aditif memberikan lapisan pelindung pada komponen mesin bakar seperti piston, lifter, dan valve, mencegah mesin bakar dari aus secara berlebihan atau mengalami kerusakan lainnya.

Agar sistem lubrication pada mesin bakar bisa berjalan optimal, maka jangan lupa untuk secara teratur melakukan penggantian oli. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi frekuensi penggantian oli, seperti jenis mobil, kondisi jalan yang dilalui, dan juga intensitas penggunaan mobil. Namun yang pasti, penggantian oli berkala memberikan dampak positif pada mesin bakar dan bisa membantu menghindari kerusakan pada mesin bakar.

Secara keseluruhan, sistem lubrication pada mesin bakar sangat penting dan memiliki peran yang vital. Bagi Anda yang sering menempuh perjalanan jauh atau intensif menggunakannya untuk bepergian sehari-hari, pastikan untuk memperhatikan dan melakukan perawatan sistem lubrication secara rutin dan teratur.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan