Table of contents: [Hide] [Show]

Desa Lawele, Kecamatan Kapontori, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara, belakangan ini mengalami serangan hama ulat grayak  yang mengakibatkan ratusan petani sawah mengalami gagal panen. Kejadian ini mendapat perhatian serius karena lebih dari 70 persen dari 130 hektar sawah yang sudah siap panen terkena dampaknya. Artikel ini akan membahas serangan hama ulat tersebut, dampaknya pada para petani, serta langkah-langkah antisipasi yang diambil oleh pihak berwenang untuk menjaga keberlanjutan pertanian di daerah ini.

Pada dua pekan terakhir, Desa Lawele dikejutkan oleh serangan hama ulat grayak. Petani sawah di daerah ini menyebut ulat ini sebagai ulat tentara, karena tubuhnya yang berwarna hijau. Serangan ini tidak hanya mematikan tanaman padi, tetapi juga mengakibatkan ratusan hektar tanaman gagal panen. Para petani yang sudah bersiap-siap untuk panen mendapati tanaman padi mereka rontok dalam semalam akibat serangan yang begitu dahsyat.

Akibat serangan hama ulat, para petani di Desa Lawele mengalami kerugian yang signifikan. Wa Ode Ersina, salah satu petani, mengungkapkan bahwa sawahnya yang sudah siap panen mengalami gagal panen total. Kerugian yang dialami oleh petani seperti Ersina mencapai puluhan juta rupiah. Kejadian ini mengejutkan para petani, karena hanya dalam waktu dua hari, serangan ulat mampu mengubah panorama sawah menjadi pemandangan yang suram.

Menurut Makmur, seorang petani di Desa Lawele, ulat grayak ini cenderung memakan batang padi hingga padinya rontok. Serangan yang terjadi begitu cepat membuat petani terpaksa memanen padinya lebih awal untuk menghindari kerugian yang lebih besar. Jenis ulat yang menyerang sawah ini menimbulkan keprihatinan serius di kalangan petani, mengingat potensi kerugian yang dapat mempengaruhi keberlanjutan ekonomi mereka.

 

Menyikapi serangan hama ulat tersebut, Kepala Desa Lawele, Nasrah Bahum, langsung mengambil langkah-langkah antisipasi. Pihak desa bekerja sama dengan kelompok-kelompok tani setempat dan berkoordinasi dengan Dinas Pertanian setempat untuk mencari solusi yang tepat guna membasmi hama ulat ini. Langkah-langkah preventif ini diharapkan dapat mencegah kerugian yang lebih lanjut dan memastikan pertanian di Desa Lawele tetap berkelanjutan.

Alhamdulillah, Dinas Pertanian setempat telah merespons dengan cepat terhadap situasi ini. Mereka telah mendatangi lokasi dan melakukan penilaian langsung terhadap serangan hama ulat. Langkah selanjutnya adalah membahas strategi bersama untuk mengantisipasi dan mengatasi serangan ini agar tidak merugikan petani lebih lanjut. Koordinasi yang baik antara pemerintah desa dan Dinas Pertanian diharapkan dapat memberikan solusi yang efektif.

Serangan hama ulat grayak di Desa Lawele menjadi perhatian serius, terutama bagi para petani yang menggantungkan hidup mereka pada pertanian. Dengan lebih dari 70 persen sawah yang terkena dampak, langkah-langkah preventif dan koordinasi antara pemerintah desa dan Dinas Pertanian menjadi kunci untuk mengatasi masalah ini. Semoga upaya ini dapat memberikan perlindungan bagi para petani dan memastikan pertanian di Desa Lawele tetap berkelanjutan.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan