Pembaca Sekalian,

Terjangan modernisasi membawa perubahan besar pada kehidupan manusia di seluruh penjuru dunia, tak terkecuali di Indonesia. Tak sedikit yang terpengaruh dan berusaha mengejar ketertinggalan agar tetap eksis di era sekarang. Namun, tak dapat dipungkiri, modernisasi juga meruntuhkan nilai-nilai yang sejak dahulu dilestarikan oleh leluhur kita termasuk di dalamnya nilai adat dan budaya setempat.

Sebuah fenomena terpampang di desa-desa Jawa Timur yang menggegerkan, Mingkar Mingkure. Bagi sebagian orang, istilah ini mungkin sangat asing terdengar di telinga, namun bagi masyarakat desa yang masih melekatkan nilai tradisi dan adat, mingkar mingkure menjadi sesuatu yang tak asing lagi.

1. Apa itu Mingkar Mingkure?

Mingkar mingkure adalah sebuah penghormatan seorang wanita pada keluarga besarnya, yang mengharuskan dirinya untuk tinggal di rumah dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah, kecuali untuk mengurus kebutuhan sehari-hari. Alasan utama dari praktik mingkar mingkure adalah agar wanita tersebut dianggap baik, sopan, dan disiplin. Sebenarnya, itu tidak menjadi masalah jika itu adalah pilihan yang dibuat oleh wanita itu sendiri, tapi kenyataannya, praktik ini berlaku bagi kaum perempuan yang dulunya memiliki keterbatasan akses ke pendidikan dan tidak memiliki kontribusi finansial pada keluarga.

2. Kelebihan Praktik Mingkar Mingkure

Adapun beberapa kelebihan dalam praktik mingkar mingkure, antara lain:

2.1. Mengekspresikan Cinta pada Keluarga

Banyak keluarga yang memberikan dukungan pada praktik ini dengan alasan cinta dan sayang pada keluarga. Mereka percaya bahwa mengorbankan sepenuhnya hidup mereka untuk keluarga akan membawa keberkahan bagi keluarga mereka sendiri.

2.2. Menjaga Martabat Keluarga

Sebagian keluarga melakukan mingkar mingkure untuk menjaga martabat keluarga. Mereka percaya bahwa orang luar tidak akan merusak keluarga mereka jika mengetahui bahwa wanita keluarga mereka menjalankan praktik ini.

2.3. Menghindari Ghibah

Banyak keluarga yang menyukai praktik ini karena dapat menghindari ghibah atau ocehan di sekitar rumah mereka. Mereka percaya bahwa dengan menjalankan praktik ini, keluarga mereka akan lebih dihargai oleh tetangga dan kerabat mereka karena wanita di rumah tidak melakukan aktivitas di luar rumah yang dapat memicu gosip.

3. Kekurangan Praktik Mingkar Mingkure

Sementara itu, praktik mingkar mingkure juga memiliki kekurangan yang tidak terabaikan, seperti:

3.1. Menghambat Pertumbuhan Perempuan

Praktik mingkar mingkure dapat menghambat pertumbuhan perempuan. Dengan terus menerus berada di rumah, kaum perempuan hanya akan membatasi diri mereka sendiri dalam memperoleh pengalaman yang mungkin akan membuka jalan bagi masa depan mereka.

3.2. Menghalang-halangi Pendidikan

Praktik mingkar mingkure juga dapat menghalang-halangi pendidikan. Kaum perempuan yang diwajibkan untuk mengosongkan segalanya dalam kehidupannya untuk keluarga mereka, tidak dapat memperoleh pelajaran yang sama dengan laki-laki, dan karena itu mereka akan kehilangan banyak kesempatan untuk berprestasi dan maju.

3.3. Menghalangi Pengembangan Karir

Praktik mingkar mingkure mungkin membatasi persaingan dalam masyarakat dan menghambat pengembangan karir bagi individu tersebut. Pada masa lalu, penghasilan keluarga diperoleh dari keterampilan khusus yang dimiliki oleh kepala keluarga. Oleh karena itu, praktik mingkar mingkure sebenarnya cukup merugikan untuk bagian finansial keluarga.

4. Konsekuensi Hukum dari Praktik Mingkar Mingkure

Beberapa kebijakan pemerintah melarang praktik mingkar mingkure, terutama di kalangan pelajar yang masih aktif di sekolah. Jawa Timur bahkan melarang praktik ini melalui gubernur pada 2015. Oleh karena itu, praktik tersebut hanya ada di beberapa wilayah di mana keluarga masih sangat memegang teguh tradisi dan adat.

5. Tabel Perbandingan Mingkar Mingkure

PositifNegatif
– Mengekspresikan Cinta pada Keluarga
– Menjaga Martabat Keluarga
– Menghindari Ghibah
– Menghambat Pertumbuhan Perempuan
– Menghalang-halangi Pendidikan
– Menghalangi Pengembangan Karir

6. FAQ tentang Mingkar Mingkure

6.1. Apa yang dimaksud dengan Mingkar Mingkure?

Jawaban: Mingkar mingkure adalah sebuah penghormatan seorang wanita pada keluarga besarnya, yang mengharuskan dirinya untuk tinggal di rumah dan tidak melakukan aktivitas di luar rumah, kecuali untuk mengurus kebutuhan sehari-hari.

6.2. Apakah Mingkar Mingkure masuk dalam bentuk kekerasan pada perempuan?

Jawaban: Ya, hal ini dapat dianggap sebagai bentuk kekerasan pada perempuan.

6.3. Apa alasan orang-orang melanjutkan praktik Mingkar Mingkure?

Jawaban: Orang-orang melakukan praktik ini untuk mengekspresikan cinta pada keluarga, menjaga martabat keluarga mereka, dan menghindari ghibah.

6.4. Apa dampak yang ditimbulkan dari Mingkar Mingkure?

Jawaban: Dampak yang bisa ditimbulkan adalah menghambat pertumbuhan perempuan, menghalang-halangi pendidikan, dan menghalangi pengembangan karir.

6.5. Apakah ada aturan yang melarang praktik Mingkar Mingkure?

Jawaban: Beberapa kebijakan pemerintah melarang praktik mingkar mingkure, terutama di kalangan pelajar yang masih aktif di sekolah. Jawa Timur bahkan melarang praktik ini melalui gubernur pada 2015.

6.6. Apakah ada pilihan lain selain melakukan Mingkar Mingkure untuk mengekspresikan cinta pada keluarga?

Jawaban: Ada, seperti menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga atau secara finansial membantu orang tua jika memang dibutuhkan.

6.7. Apa saja keuntungan dari mengubah tradisi Mingkar Mingkure?

Jawaban: Mengubah praktik Mingkar Mingkure dapat membuka kesempatan pada kaum perempuan untuk tumbuh dan berkembang lebih baik, termasuk dalam pendidikan dan karir.

7. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa praktik Mingkar Mingkure membawa keuntungan dan kerugian bagi masyarakat yang menjalankannya. Meskipun sebagian dari mereka yang menerapkan praktik ini dengan alasan cinta dan kebersamaan, harus diakui bahwa praktik ini terkadang juga dapat membatasi pertumbuhan dan perkembangan perempuan. Oleh karena itu, moda lama ini perlu ditinjau ulang karena melanggar hak asasi manusia dan melanggengkan diskriminasi pada perempuan.

Pembaca Sekalian, kita seharusnya menghargai asal-usul dan menjaga nilai-nilai yang ada tanpa harus merepresi dan menghalangi perempuan untuk berkembang. Mari tinggalkan moda lama ini, dan berkembanglah menjadi individu yang lebih baik dan kuat.

Disclaimer: Artikel ini sifatnya hanya untuk informasi dan tidak dimaksudkan untuk mengganti saran dari ahli atau dokter profesional.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan