Kata Pembuka

Halo Pembaca Sekalian!

Berada di era modern, mungkin berkata bahwa teman virtual adalah teman kita yang selalu menemani dalam kesendirian. Dalam kondisi dimana hampir semua membutuhkan media sosial dan konten yang berbasis teks, menjadikan literatur tidak lagi menjadi kebutuhan primer yang menarik hati. Tak mengherankan jika kontribusi penulis bagi perkembangan industri hiburan sangatlah minim, dan ini mengakibatkan terciptanya kategori baru yang bernama “non sastra”.

Sebaran awal dari “non sastra” dimulai di beberapa negara maju di Eropa pada dekade 1940-an, ketika kesadaran bahwa kecintaan atas sastra bergeser dalam masyarakat bawahannya, bukan lagi semata-mata untuk jelajah pembacaan berat yang membutuhkan waktu.
Terkadang literatur membutuhkan ketelatenan dalam beberapa langkahnya untuk bisa dimengerti. Jadi, filsafat baru yang menyoroti tipografi, ilustrasi, dan bentuk teks yang secara drastis berbeda muncul sebagai alternatif untuk industri sastra.

Singkatnya, non sastra adalah segala bentuk literatur yang sesuai dengan kebutuhan masa kini dan tidak terlalu terikat pada sebuah aturan yang sebelumnya ada. Terutama, tren ini digunakan untuk konten atau konteks yang menekankan pada daya tarik visual atau atau media audio, seperti beberapa blok buku, majalah, dan blog online.

Pendahuluan

Meskipun karya sastra mulai merosot popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir dan dianggap kurang menarik, tetapi tak dapat dipungkiri ada beberapa kekurangan dalam literatur non sastra. Namun, apapun yang menjadi pendapat Anda terkait saatya saat ini, penting bahwa kami memberi Anda gambaran lengkap tentang kelebihan dan kekurangan dari tren ini. Sebelum itu, ketahuilah bahwa “non sastra” adalah sahabat moderne yang setia dan ramah-tamah terhadap para penggunanya.

1. Kemudahan Dalam Pemahaman

Berbeda dengan karya sastra yang seringkali membutuhkan interpretasi yang susah untuk dimengerti. Beberapa karya “non sastra” terkadang mampu menggunakan metode yang lebih mudah dipahami dengan penekanan pada daya tarik visual, dan pilihan kata yang enak dinikmati mempermudah pemahaman otak mereka yang berniat membaca.

2. Fokus pada Daya Tarik Visual

Totalitas dari media visual menjadi lebih populer dan dengan sendirinya merubah popularitas dari bentuk lain seperti media audio dan teks. Ini terkadang menimbulkan dilema dalam pemilihan media atau layout dari suatu halaman web.

3. Ekonomis

Begitu penting-nya fokus dalam memandang media visual, biaya merupakan sebuah pertimbangan penting dalam industri non sastra. Sebuah majalah atau buku yang dibuat dengan pencetakan yang lebih sedikit namun dengan isi yang berlimpah lebih diutamakan diubah menjadi dalam bentuk digital.

4. Mudah Ditemukan

Industri “non sastra” saat ini benar-benar luas dan mudah ditemukan. Dengan kemampuan untuk menentukan terobosan dalam konten yang disukai, pengguna internet bisa menemukan segala jenis konten yang diinginkan, baik itu seputar bisnis, kreatifitas, mode, kuliner atau bahkan hiburan. Tentu saja ini menjadi suatu nilai tambah dan kemudahan yang sangat membantu kita dalam menemukan suatu konten yang sesuai dengan kebutuhan kita.

5. Kekurangan: Memiliki Durasi Waktu Hidup yang Pendek

Konten media sosial yang kita dihadapi di kalangan remaja, seakan-akan menuntut mereka untuk menikmati semua hasil karya non-sastra, seperti halnya di Instagram, di mana konten berlalu-lalu dengan cepat. Setiap konten akan diposting seperlunya berdasarkan kebutuhan yang ada, yang artinya durasi penduduk dari sebuah konten menjadi sangat terbatas. Ini mengakibatkan konten-nonten seperti ini orajang akan terus merayap ke bawah dan memudarkan apabila tidak memiliki daya tarik yang cukup kuat.

6. Penurunan Citra Masyarakat Sastra

Seiring berjalannya waktu, citra masyarakat sastra yang dirancang dengan baik di dunia penglihatan umum sudah terpuruk akhir-akhir ini. Hal ini disebabkan karena beberapa faktor, seperti popularitas dari literatur “non-sastra” yang melejit, maupun pengalaman yang merugikan dalam membaca buku diluar dari keterampilan dan minat membaca seseorang.

7. Sangat Sederhana

Dalam melakukan beberapa hal komersial terkadang kita mampu hanya menggunakan ide tetesan satin sesaat, yang mungkin dapat bertahan untuk sebuah waktu yang pendek. Namun, pada intinya ide-ide yang terlihat sangat sederhana jangan sampai kita abaikan, kadang-kadang karya “non sastra” nyatanya dapat berhasil menjadi produk terlaris, namun tetap mempertahankan kesederhanan yang ada di dalamnya.

Kelebihan Non Sastra

1. Mudah Dapat Menjangkau Sebanyak Mungkin Pembaca

Non-sastra memungkinkan media untuk bertindak sebagai pilar perantara di antara kelompok masyarakat yang tersedia dan konten. Hasil dari interaksi ini menjadi unggul menghasilkan audiens yang lebih besar, terlepas dari ketertarikan mereka terhadap media sosial atau internet.

2. Penghematan Dalam Biaya Produksi

Non-sastra secara signifikan lebih murah dibandingkan dengan literatur sastra tradisional. Biaya pembuatan bacaan konten yang menarik dapat diselesaikan dengan anggaran yang relatif kecil. Tentu juga tergantung pada bentuk dan isi kontennya yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini. Ini memungkinkan para pengusaha dan pelaku bisnis dalam menghasilkan banyak konten yang siap untuk dipasarkan.

3. Mudah Untuk Dibaca

Seringkali rasa tertarik itu didapatkan dari orang yang belum menemukan karya literatur yang tepat baginya. Maka dari itu, Non sastra menjadi alternatif yang tepat di kala literatur sastra tradisional buntu dan tak ada lagi yang menarik. Dengan bentuk konten simple dan mudah, materi penemuan baru dan pilihan bacaan dengan cepat ditemukan.

4. Kemampuan Menciptakan Media Kreatif

Non sastra memungkinkan penggunanya untuk bermain dengan kreativitas yang hampir tidak ada batasnya. Mulai dari foto, video pendek, ilustrasi atau bahkan gambar dalam bentuk fashion dapat menjadi alternatif dari media yang menarik bagi beberapa masyarakat. adalagi beberapa platform media yang memperbolehkan user dalam mendesain sendiri halaman profil mereka.

5. Daya Tarik Visual

Meskipun kadang-kadang terdapat beberapa perbedaan dalam mengarahkan konsumen terhadap daya tarik visual, namun dalam literatur non sastra, fokus tersebut memang dituju demikian adanya. Sejauh ini dan setiap penyedia konten telah berusaha menciptakan daya tarik visual dalam bentuk yang dapat dipahami oleh para pembacanya; logo, gambar dan teks berwarna merupakan contoh dari daya tarik visual tersebut.

6. Konten Yang Tertargetkan

Sebagian besar konten yang disediakan oleh non sastra berkaitan dengan minat individu tertentu, terkadang memang saya merasa sangat tertarik terhadap teknologi dan hal-hal yang serupa. Pencarian fitur pencarian yang tersedia dapat menjadi solusi untuk menemukan topik sesuai dengan minat dan gaya hidup pembaca. Dengan adanya fitur ini maka akan memberikan pengalaman yang berbeda dalam membaca bacaan atau konten yang disajikan.

7. Fleksibilitas Dalam Halaman Tampilan

Dengan adanya kegiatan digital yang sangat dinamis pada saat ini, maka desain tampilan buku and magazine dan tampilan web dilakukan untuk menyesuaikan dengan perangkat digital yang ada. Sebuah tampilan yang sangat bagus dan sesuai dengan ukuran layar, font, dan gambar yang menyesuaikan dengan ukuran layar akan bertahan dalam kehidupan konten digital.

Kekurangan Non Sastra

1. Konten Melebihi Batas-waktu Hidup

Seperti yang saya sebutkan pada bagian pendahuluan, konten non sastra pada umumnya cenderung lebih ringkas dan seringkali memiliki durasi hidup yang lebih pendek. Kebanyakan penduduk hanya ingin membaca beberapa informasi sehari yang dianggapnya penting, sehingga semuanya sangatlah terbatas.

2. Dokumentasi Jejak Mengkhawatirkan

Pada saat pengalaman dalam membaca terus berlanjut, maka tertulisnya detail informasi dan pemindahan konten dari satu blog ke blog lain, dokumentasi menjadi hal tersulit pantau. Terkadang hal ini membawa kekhawatiran pada pembaca, buku atau majalah tersebut akan memuat informasi yang tidak sesuai dengan keinginan atau belum terverifikasi kebenarannya.

3. Kebanyakan Konten Sama

Pada saat menyajikan non-sastra, seringkali kita menemukan bahwa konten yang disediakan oleh situs tersebut terlihat sama, meskipun hal yang didiskusikan dan kontennya bisa sangat berbeda. Contoh konkrit terkait hal ini misalnya trend makanan atau cara memakai celana denim.

4. Keterbatasan Deskriptif

Dalam bentuk umum, non sastra memang menjunjung aspek ringkas dan singkat dan kurangnya deskripsi yang memadai dari suatu tema atau isu tertentu terkadang cukup mungkin. Saya rasa dalam hal ini masih diperlukan sebuah bahasa yang efektif secara deskriptif untuk dapat meningkatkan kualitas terkini dari karya non sastra.

5. Konten Yang Menyesatkan

Beberapa iklan konten “non sastra” memang terkadang menyesatkan. Konten terkadang disajikan begitu ekstrim, sehingga tanggapan dari pengguna pada umumnya mengikuti alur dari konten tersebut. Padahal isi dari konten itu tidak terkait sama sekali dengan iklan jual-beli di akhir tulisan. Konten seperti inilah yang membuat pembaca merasa tidak nyaman atau kehilangan kepercayaannya pada media bacaan tersebut.

6. Konten Jelek

Bila dibandingkan dengan konten rilis media cetak mainstream, maka konten non sastra secara keseluruhan memilik kualitas dan nilai perkiraan yang lebih rendah. Kualitas bahan yang biasa digunakan seperti kertas koran yang tidak terlalu bagus, dan bahkan kertas majalah yang tebal dan ukurannya kecil.

7. Konten Tidak Update

Tidak jarang kita menjumpai sebuah blog atau majalah yang diupdate hanya sekali setiap tahun atau bahkan lebih lama. Ini menjadi masalah karena tidak terkesan lebih informasif atau merespons kejadian masa terkini pada pembaca.

Informasi Lengkap Tentang Non-Sastra Di Indonesia

Industri Non-SastraJenis ContentFokus KontenBerawal Tahun
BlogTeks + Beberapa GambarPenulisan Pribadi2008
Majalah OnlineTeks + Beberapa Gambar/ IlustrasiGaya Hidup, Bisnis, Teknologi, Mode, Kesehatan, dan Keagamaan2005
Buku DigitalTeks + Beberapa gambarHiburan dan Pendidikan2009
Platform Video OnlineVideo + Teks Pendukung dan SymbolKonten Hiburan dan Pendidikan2013

FAQ tentang Non Sastra

1. Apa itu Non Sastra?

Non sastra adalah segala bentuk literatur yang sesuai dengan kebutuhan masa kini dan tidak terlalu terikat pada sebuah aturan yang sebelumnya ada. Tren ini lebih ditujukan untuk bentuk visual atau media audio.

2. Apa yang membedakan Non Sastra dengan Sastra ?

Non sastra lebih mengarah pada penekanan pada daya tarik visual, mengedepankan konten modern dengan banyak pilihan kata yang enak dinikmati, sementara sastra lebih fokus pada bahasa yang digunakan dalam sebuah karya sastra yang sebelumnya ada.

3. Apa kelebihan dari Non Sastra?

Ada banyak kelebihan pada Non sastra yang antara lain mudah dibaca dan diakses oleh siapapun, memiliki daya tarik visual yang tinggi, dapat menjangkau audiens lebih luas dan dapat dengan mudah diproduksi dengan biaya yang relatif lebih murah.

4. Apa kekurangan dari Non Sastra?

Meskipun Non sastra mudah didapat, daya tarik visual

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan