Menjadi Ahli dalam Wawancara: Panduan Praktis dan Komprehensif

Selamat datang, Pembaca Sekalian! Dalam dunia jurnalisme, wawancara adalah salah satu teknik paling efektif dalam mengumpulkan informasi. Seorang jurnalis atau siapa pun yang ingin belajar tentang jurnalisme, harus melatih keterampilan wawancaranya. Namun, wawancara yang baik bukan hanya tentang bertanya dan mencatat jawaban. Ada banyak strategi dan pedoman yang harus diikuti untuk memaksimalkan hasil wawancara serta memberikan dampak positif bagi pembaca.

Dalam artikel ini, kita akan membahas pedoman wawancara secara detail. Kami akan menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari setiap pedoman, memberikan tabel yang berisi semua informasi yang perlu diketahui, dan menawarkan jawaban atas pertanyaan yang sering diajukan tentang wawancara. Tujuannya adalah untuk membantu Anda menjadi ahli dalam wawancara dan menghasilkan karya jurnalisme yang berkualitas tinggi.

Pendahuluan: Kenapa Pedoman Wawancara Penting?

Sebelum membahas lebih jauh tentang pedoman wawancara, mari kita bicarakan tentang pentingnya pedoman tersebut. Dalam wawancara, Anda bertanggung jawab untuk mengumpulkan informasi yang akurat, terpercaya, dan bermanfaat bagi pembaca. Namun, informasi yang buruk atau salah hanya akan merusak reputasi Anda dan media tempat Anda bekerja.

Pedoman wawancara membantu Anda menghindari kesalahan dalam mengumpulkan informasi dan menciptakan wawancara yang lebih efektif. Pedoman ini membantu Anda untuk menyiapkan pertanyaan, membangun rapport dengan narasumber, dan memahami konteks yang relevan dengan topik yang akan dibahas . Dengan mengikuti pedoman ini, Anda dapat memastikan bahwa informasi yang Anda kumpulkan akurat dan relevan.

Kendati demikian, seperti halnya dengan banyak hal dalam hidup, tidak ada pendekatan yang benar-benar sempurna. Masing-masing pedoman memiliki kelebihan dan kekurangan. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami setiap pedoman secara detail sehingga Anda dapat memilah-milah mana yang paling cocok untuk situasi tertentu.

Kelebihan dan Kekurangan dari Setiap Pedoman Wawancara

Mari kita jelaskan setiap pedoman wawancara secara detail:

1. Wawancara Terbuka

Kelebihan:

  1. Memungkinkan narasumber memberikan jawaban yang kompleks dan berkembang, membuka kemungkinan untuk jawaban yang berbeda dari yang diharapkan.
  2. Memungkinkan pembicaraan berlangsung dengan lebih alami dan memberikan kesempatan membicarakan hal-hal yang tidak terduga.
  3. Membantu membangun hubungan dengan narasumber dan meningkatkan daya tarik mereka untuk berbicara kembali di masa depan.

Kekurangan:

  1. Tidak terstruktur dan memungkinkan narasumber mengalihkan pembicaraan ke topik yang tidak relevan.
  2. Narasumber yang kurang percaya diri bisa merasa mudah kerepotan atau overwhelmed.
  3. Butuh keahlian khusus untuk beradaptasi dalam situasi dimana wawancara harus dibuat secara lebih ‘terstruktur’ dan mempersempit topik.

2. Wawancara Tertutup

Kelebihan:

  1. Bisa memastikan jawaban yang lebih sama dari narasumber
  2. Membantu memfokuskan wawancara pada topik yang spesifik dan membantu meminimalkan jalan buntu dalam pembicaraan.
  3. Mendorong narasumber untuk lebih fokus dan mempersiapkan lebih baik sebelum wawancara terjadi.

Kekurangan:

  1. Narasumber mungkin merasa terpojok dan tidak nyaman, membuat wawancara tidak nyaman untuk diikuti dan pada akhirnya mengirim sinyal negatif kepada pembaca.
  2. Tidak menjamin keberhasilan dalam mengumpulkan informasi yang akurat dan berguna.
  3. Kurang fleksibel dan membutuhkan perencanaan yang lebih matang dan hati-hati.

3. Wawancara Fokus Kelompok (FGD)

Kelebihan:

  1. Dapat memungkinkan “multi-view” dengan proses pengumpulan data yang sistematik
  2. Bisa menghilangkan keterbatasan sampel-perspektif individual
  3. Bisa mengurangi pengaruh dari pengaruh negatif (terhadap tanggapan individual dari responden)

Kekurangan:

  1. Kemungkinan jawaban cenderung berubah oleh interaksi sosial yang terjadi di dalam grup
  2. Memerlukan keahlian khusus dalam koordinasi dan mengatur pertemuan kelompok
  3. Tidak cocok untuk mengumpulkan data individu.

4. Wawancara Selektif

Kelebihan:

  1. Bisa menghasilkan data yang akurat dan lengkap
  2. Membantu memahami percakapan antara narasumber pada konteks tertentu dan suasana hati mereka.
  3. Menggunakan teknologi yang berbeda (misalnya telepon atau Skype) memudahkan penyelesaian proses wawancara yang terhindar dari jadwal yang padat.

Kekurangan:

  1. Bisa mahal dan memakan waktu untuk mengatur dan menjadwalkan wawancara.
  2. Bisa sangat terstruktur dan membatasi kemampuan narasumber untuk menjelaskan jawaban mereka dengan detail.
  3. Bisa lebih sedikit membebaskan narasumber untuk memilih topik atau membicarakan dengan banyak sudut pandang.

5. Wawancara Telepon

Kelebihan:

  1. Mudah dan nyaman untuk melakukan wawancara di jarak jauh di manapun.
  2. Kemudahan meremeber kontak dengan narasumber yang ada di lokasi yang jauh.
  3. Bisa mendapatkan jawaban lebih cepat daripada dengan duduk wawancara tatap muka.

Kekurangan:

  1. Sulit untuk membangun kepercayaan dan menjaga lembar kepercayaan narasumber karena ketidakhadiran.
  2. Narasumber bisa menggunakan waktunya untuk sesuatu yang lebih penting atau memilih untuk tidak mentuh phone selama wawancara berlangsung.
  3. Tidak selalu terjamin koneksi yang stabil.

6. Wawancara Online

Kelebihan:

  1. Bisa melakukan wawancara di mana saja dan kapan saja; tanpa terikat oleh waktu atau di lokasi.
  2. Jarak jau bisa menjadi tidak menjadi masalah lagi.
  3. Pertanyaan secara detail dan rinci biasanya sangat cocok untuk menggunakan saluran digital.

Kekurangan:

  1. Koneksi internet bisa menjadi kendala dalam hal kredibilitas wawancara.
  2. Tidak mampu membangun interaksi personal dan empati dalam wawancara.
  3. Potensi narasumber yang mundur dalam menjawab atau tidak menjawab pertanyaan tertentu karena dirasa tidak nyaman.

7. Wawancara Mendalam

Kelebihan:

  1. Bisa menghasilkan data yang penuh dengan detail dan nuansa
  2. Bisa membangun hubungan yang lebih dekat dengan narasumber dan membuat mereka merasa nyaman.
  3. Bisa membantu peneliti memahami perspektif yang lebih baik tentang cara pandang dunia narasumber.

Kekurangan:

  1. Memerlukan waktu dan biaya yang lebih tinggi untuk melaksanakannya.
  2. Membuka peluang untuk lebih terbuka terhadap jawaban yang ditantang oleh narasumber melalui subjektivitas pembicara dalam konteks wawancara tersebut.
  3. Butuh keterampilan khusus untuk mengajukan pertanyaan yang tepat ke narasumber.

Tabel Pedoman Wawancara

Jenis WawancaraKelebihanKekurangan
Wawancara TerbukaMemungkinkan narasumber memberikan jawaban yang kompleks dan berkembang, membuka kemungkinan untuk jawaban yang berbeda dari yang diharapkan. Memungkinkan pembicaraan berlangsung dengan lebih alami dan memberikan kesempatan membicarakan hal-hal yang tidak terduga. Membantu membangun hubungan dengan narasumber dan meningkatkan daya tarik mereka untuk berbicara kembali di masa depan.Tidak terstruktur dan memungkinkan narasumber mengalihkan pembicaraan ke topik yang tidak relevan. Narasumber yang kurang percaya diri bisa merasa mudah kerepotan atau overwhelmed. Butuh keahlian khusus untuk beradaptasi dalam situasi dimana wawancara harus dibuat secara lebih ‘terstruktur’ dan mempersempit topik.
Wawancara TertutupBisa memastikan jawaban yang lebih sama dari narasumber. Membantu memfokuskan wawancara pada topik yang spesifik dan membantu meminimalkan jalan buntu dalam pembicaraan. Mendorong narasumber untuk lebih fokus dan mempersiapkan lebih baik sebelum wawancara terjadi.Narasumber mungkin merasa terpojok dan tidak nyaman, membuat wawancara tidak nyaman untuk diikuti dan pada akhirnya mengirim sinyal negatif kepada pembaca. Tidak menjamin keberhasilan dalam mengumpulkan informasi yang akurat dan berguna. Kurang fleksibel dan membutuhkan perencanaan yang lebih matang dan hati-hati.
Wawancara Fokus KelompokDapat memungkinkan “multi-view” dengan proses pengumpulan data yang sistematik. Bisa menghilangkan keterbatasan sampel-perspektif individual. Bisa mengurangi pengaruh dari pengaruh negatif (terhadap tanggapan individual dari responden).Kemungkinan jawaban cenderung berubah oleh interaksi sosial yang terjadi di dalam grup. Memerlukan keahlian khusus dalam koordinasi dan mengatur pertemuan kelompok. Tidak cocok untuk mengumpulkan data individu.
Wawancara SelektifBisa menghasilkan data yang akurat dan lengkap. Membantu memahami percakapan antara narasumber pada konteks tertentu dan suasana hati mereka. Menggunakan teknologi yang berbeda (misalnya telepon atau Skype) memudahkan penyelesaian proses wawancara yang terhindar dari jadwal yang padat.Bisa mahal dan memakan waktu untuk mengatur dan menjadwalkan wawancara. Bisa sangat terstruktur dan membatasi kemampuan narasumber untuk menjelaskan jawaban mereka dengan detail. Bisa lebih sedikit membebaskan narasumber untuk memilih topik atau membicarakan dengan banyak sudut pandang.
Wawancara TeleponMudah dan nyaman untuk melakukan wawancara di jarak jauh di manapun. Kemudahan meremeber kontak dengan narasumber yang ada di lokasi yang jauh. Bisa mendapatkan jawaban lebih cepat daripada dengan duduk wawancara tatap muka.Sulit untuk membangun kepercayaan dan menjaga lembar kepercayaan narasumber karena ketidakhadiran. Narasumber bisa menggunakan waktunya untuk sesuatu yang lebih penting atau memilih untuk tidak mentuh phone selama wawancara berlangsung. Tidak selalu terjamin koneksi yang stabil.
Wawancara OnlineBisa melakukan wawancara di mana saja dan kapan saja; tanpa terikat oleh waktu atau di lokasi. Jarak jau bisa menjadi tidak menjadi masalah lagi. Pertanyaan secara detail dan rinci biasanya sangat cocok untuk menggunakan saluran digital.Koneksi internet bisa menjadi kendala dalam hal kredibilitas wawancara. Tidak mampu membangun interaksi personal dan empati dalam wawancara. Potensi narasumber yang mundur dalam menjawab atau tidak menjawab pertanyaan tertentu karena dirasa tidak nyaman.
Wawancara MendalamBisa menghasilkan data yang penuh dengan detail dan nuansa. Bisa membangun hubungan yang lebih dekat dengan narasumber dan membuat mereka merasa nyaman. Bisa membantu peneliti memahami perspektif yang lebih baik tentang cara pandang dunia narasumber.Memerlukan waktu dan biaya yang lebih tinggi untuk melaksanakannya. Membuka peluang untuk lebih terbuka terhadap jawaban yang ditantang oleh naras

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan