Pengantar

Halo, Pembaca Sekalian!

Belakangan ini, semakin banyak produk makanan atau minuman yang memiliki jangka waktu kadaluarsa yang lama. Hal ini karena adanya pengawetan kimiawi pada produk tersebut. Namun, adanya pengawetan kimiawi pada produk menjadi perdebatan yang cukup panas, terutama dalam kaitannya dengan kesehatan.

Dalam artikel ini, kita akan membahas secara detail tentang pengawetan kimiawi dan segala hal yang harus diketahui terkait dengan hal ini. Yuk, simak informasi selengkapnya di bawah ini!

Pendahuluan

Pengawetan kimiawi merupakan salah satu cara dalam mengawetkan produk makanan maupun minuman. Jenis pengawetan kimiawi sendiri sudah dikenal sejak lama dan digunakan dalam berbagai produk makanan atau minuman.

Pengawetan kimiawi adalah suatu tindakan untuk mempertahankan kualitas dan memberikan jaminan keselamatan konsumen dari bahaya mikroorganisme, oksidasi, enzimatis, dan perubahan kimia lainnya (Kusumaningrum, 2017).

Pada dasarnya, pengawetan kimiawi dilakukan dengan cara menambahkan senyawa kimia tertentu ke dalam produk makanan atau minuman untuk menghambat atau membunuh mikroorganisme yang mengakibatkan kerusakan pada produk. Selain itu, pengawetan kimiawi juga dapat membantu menjaga penampilan, rasa, dan aromatik pada produk makanan atau minuman tersebut (Apriyantono, 2013).

Tidak menutup kemungkinan bahwa penggunaan pengawetan kimiawi dalam produk makanan atau minuman dapat meningkatkan kualitas produk dan memberikan manfaat bagi produsen maupun konsumen. Namun, penggunaan pengawetan kimiawi juga memiliki kelemahan yang perlu diperhatikan.

Kelebihan Pengawetan Kimiawi

1. Memperpanjang Umur Simpan Produk

Salah satu kelebihan pengawetan kimiawi adalah mampu memperpanjang umur simpan produk. Dengan adanya pengawetan kimiawi, produk makanan atau minuman dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama (Kusumaningrum, 2017).

Hal ini tentunya memberikan manfaat bagi produsen, karena dapat memperpanjang masa penjualan produk. Selain itu, bagi konsumen, pengawetan kimiawi juga memudahkan dalam menyimpan dan mengonsumsi produk makanan atau minuman.

2. Menjaga Kualitas Produk

Pengawetan kimiawi juga dapat membantu menjaga kualitas produk makanan atau minuman. Seiring dengan bertambahnya umur simpan produk, pengawetan kimiawi juga mampu mempertahankan kualitas produk, seperti warna, aroma, rasa, dan kandungan gizi (Apriyantono, 2013).

Berbagai produk makanan atau minuman dapat memanfaatkan pengawetan kimiawi untuk menjaga kualitas dan memberikan kenyamanan bagi konsumen. Produk seperti sosis, keju, minuman kaleng, keripik, dan sebagainya, semuanya menggunakan pengawetan kimiawi untuk menjaga kualitas dan umur simpan produk.

3. Meningkatkan Produksi Produk

Dalam dunia bisnis, meningkatkan produksi merupakan salah satu tujuan utama produsen. Salah satu cara meningkatkan produksi adalah dengan menggunakan pengawetan kimiawi. Ketika suatu produk dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, maka produsen dapat memproduksi produk tersebut dalam jumlah yang lebih besar tanpa khawatir adanya kerusakan pada produk.

Dengan demikian, pengawetan kimiawi dapat membantu produsen meningkatkan produksi dan memperoleh keuntungan yang lebih besar.

4. Efektif dalam Mencegah Kerusakan pada Produk

Berkasus Lampung menyatakan, bahwa Pengawetan kimiawi menggunakan zat tertentu yang berfungsi dalam mencegah terjadinya kerusakan pada produk. Pada produk makanan, pencemaran dan pengrusakan sering kali disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur maupun khamir. Bakteri sendiri memiliki lebih dari 600 jenis, jamur lebih dari 100 ribu jenis, dan khamir lebih dari 10 ribu jenis. (Widianto, 2019), maka peran pengawetan kimiawi tetap mampu mempertahankan kualitas produk dari bahaya tersebut.

5. Pengawetan kimiawi hemat biaya dan waktu

Pada proses pengawetan kimiai, sesuai dengan penjelasan di atas bahwa pengawetan kimiawi mampu mempertahankan kualitas produk dengan jangka waktu yang lama, disinilah pengawetan kimiawi hemat waktu dan biaya dibandingkan dengan teknik pengolahan tabur garam dan pengeringan panas.

Meskipun tabur garam dan pengeringan panas mampu mengawetkan produk, namun proses pengolahan ini cukup berat, memerlukan waktu yang lama serta memerlukan biaya yang besar.

6. Teknik Pengawetan Kimiawi Tidak Menimbulkan Polusi Lingkungan

Tidak seperti teknik pengawetan makanan lain seperti pengeringan dan pengasapan yang cenderung menimbulkan polusi lingkungan, pengawetan kimiawi dapat diaplikasikan dalam skala besar dan tidak menimbulkan polusi baik pada lingkungan maupun kualitas udara sekitar (Suriya, 2021).

7. Pengawetan Kimiawi Dapat Meningkatkan PDB Di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, salah satunya tanaman pangan. Tanaman pangan menghasilkan produk makanan yang sangat bergantung pada kondisi lingkungan, kualitas produksi dan pengolahan. Maka diperlukan teknologi pengawetan yang baik, seperti teknik pengawetan kimiawi untuk memudahkan penyimpanan dan distribusi produk sekaligus meningkatkan Pendapatan Domestik Bruto (PDB).

Kekurangan Pengawetan Kimiawi

1. Risiko Menimbulkan Penyakit

Penggunaan senyawa kimia pada pengawetan kimiawi tidak lepas dari risiko timbulnya penyakit. Senyawa kimia yang digunakan dalam pengawetan kimiawi dapat menyebabkan iritasi, alergi, dan gangguan kesehatan lainnya (Kusumaningrum, 2017).

Meskipun terdapat batasan penggunaan senyawa kimia pada produk makanan atau minuman, namun risiko yang ditimbulkan tetap ada dan perlu diperhatikan, terutama bagi konsumen yang sering mengonsumsi produk makanan atau minuman yang mengandung pengawetan kimiawi.

2. Menurunkan Kecernaan

Pengawetan kimiawi pada produk makanan atau minuman juga dapat menurunkan kecernaan pada sistem pencernaan. Hal ini karena senyawa kimia yang digunakan dapat mengikat kandungan gizi pada produk makanan atau minuman (Apriyantono, 2013).

Meskipun tidak semua produk makanan atau minuman yang menggunakan pengawetan kimiawi dapat menurunkan kecernaan, namun risiko ini tetap ada, terutama bagi konsumen yang sering mengonsumsi produk tersebut.

3. Menyebabkan Perubahan Rasa dan Aroma

Selain menurunkan kecernaan, pengawetan kimiawi pada produk makanan atau minuman juga dapat menyebabkan perubahan rasa dan aroma pada produk. Hal ini karena senyawa kimia yang digunakan dapat mempengaruhi rasa dan aroma pada produk (Kusumaningrum, 2017).

Meskipun tidak semua produk makanan atau minuman yang menggunakan pengawetan kimiawi menyebabkan perubahan rasa dan aroma, namun risiko ini tetap ada dan perlu diperhatikan, terutama bagi konsumen yang memperhatikan rasa dan aroma pada produk makanan atau minuman yang dikonsumsinya.

4. Mempercepat Prosedur Penuaan

Pengawetan kimiawi pada produk makanan atau minuman dapat mempercepat prosedur penuaan pada tubuh. Hal ini karena senyawa kimia yang digunakan dalam pengawetan kimiawi dapat mempengaruhi fungsi organ dalam tubuh (Apriyantono, 2013).

Risiko ini tetap ada, terutama bagi konsumen yang sering mengonsumsi produk makanan atau minuman yang mengandung pengawetan kimiawi. Hal ini perlu diperhatikan secara serius, karena dapat mengakibatkan dampak pada kesehatan secara keseluruhan.

5. Berpotensi Merusak Lingkungan

Pengawetan kimiawi pada produk makanan atau minuman juga berpotensi merusak lingkungan. Hal ini karena produk makanan atau minuman yang mengandung pengawetan kimiawi dapat mencemari air tanah dan udara (Kusumaningrum, 2017).

Berbagai senyawa kimia yang digunakan dalam pengawetan kimiawi dapat merusak lingkungan secara perlahan, terutama jika penggunaannya tidak diatur dengan baik dan tidak memperhatikan prinsip-prinsip lingkungan yang baik.

6. Keberadaan Senyawa Kimia yang Tidak Diketahui

Tidak semua senyawa kimia yang digunakan dalam pengawetan kimiawi diketahui sepenuhnya. Hal ini dapat memunculkan risiko tak terduga pada produk makanan atau minuman yang mengandung pengawetan kimiawi (Apriyantono, 2013).

Risiko ini dapat membahayakan kesehatan konsumen dan dapat menimbulkan keraguan pada produk makanan atau minuman yang menggunakan pengawetan kimiawi. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai senyawa kimia yang digunakan dalam pengawetan kimiawi.

7. Pemalsuan Tanggal Kadaluarsa

Pengawetan kimiawi pada produk makanan atau minuman juga dapat memungkinkan terjadinya pemalsuan tanggal kadaluarsa. Hal ini karena adanya unsur senyawa kimia yang mampu membuat produk makanan atau minuman bertahan lebih lama dari tanggal kadaluarsa yang seharusnya (Kusumaningrum, 2017).

Meskipun hal ini dilarang dan memiliki sanksi yang cukup berat, risiko ini tetap ada dan dapat membahayakan kesehatan konsumen yang mengonsumsi produk makanan atau minuman yang sudah melewati tanggal kadaluarsa sebenarnya.

Informasi Lengkap Tentang Pengawetan Kimiawi

Untuk dapat memahami lebih detail tentang pengawetan kimiawi, berikut ini adalah beberapa informasi lengkap terkait hal ini. Informasi tersebut diambil dari berbagai sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.

1. Jenis Pengawetan Kimiawi

Ada beberapa jenis pengawetan kimiawi yang dapat digunakan dalam produk makanan atau minuman:

  1. Nitrit dan Nitrat
  2. Asam Sorbat dan Kalium Sorbat
  3. BHA dan BHT
  4. Polyphosphate
  5. Propionic Acid dan Sodium Propionate
  6. Benzoic Acid dan Sodium Benzoate
  7. Paraben

2. Batasan Penggunaan Senyawa Kimia dalam Produk Makanan atau Minuman

Ada beberapa batasan penggunaan senyawa kimia dalam produk makanan atau minuman yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Batasan ini bertujuan untuk menjamin kesehatan dan keselamatan konsumen yang mengonsumsi produk makanan atau minuman.

3. Konsumsi Produk Makanan atau Minuman yang Mengandung Pengawetan Kimiawi

Seiring dengan semakin banyaknya produk makanan atau minuman yang menggunakan pengawetan kimiawi, meningkatkan kewaspadaan dalam memilih produk makanan atau minuman sangat penting. Konsumen perlu memperhatikan label pada produk makanan atau minuman yang menyatakan adanya pengawetan kimiawi pada produk tersebut.

4. Risiko Kesehatan dari Penggunaan Pengawetan Kimiawi

Pengawetan kimiawi pada produk makanan atau minuman dapat mengakibatkan risiko kesehatan, terutama jika digunakan secara berlebihan. Risiko ini meliputi kerusakan organ tubuh, alergi, gangguan pencernaan, dan sebagainya.

5. Pengganti Pengawetan Kimiawi

Untuk mengatasi risiko kesehatan dari penggunaan pengawetan kimiawi, produsen maupun konsumen dapat menggunakan pengawetan alami atau bahan pengawetan organik sebagai pengganti pengawetan kimiawi. Pengawetan alami atau bahan pengawetan organik dapat diperoleh dari bahan-bahan alami seperti cuka, gula, garam, atau bahan konsumsi lainnya.

FAQ Tentang Pengawetan Kimiawi

1. Apa itu Pengawetan Kimiawi?

Pengawetan kimi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan