kabinetrakyat.com – Ada yang unik dari kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ke Situbondo. Ia sempat memainkan satu lagu dengan alat musik daur ulang.

Diiringi pemusik lainnya, Sandiaga memainkan tam-tam (sejenis kendang) tersebut dengan tangkas dan rancak. Cukup lama. Hingga menghabiskan sebuah lagu.

Tak ayal, rombongan yang mendampingi sang menteri pun riuh, heran bercampur takjub. Kebanyakan tak mengira, jika Sandiaga cukup piawai memainkan alat musik berasal dari hasil daur ulang sampah tersebut.

Sandiaga didampingi Kadispar Jatim dan Bupati Situbondo memang sempat mengunjungi Desa Wisata Kampung Blekok, Kendit, Situbondo.

Usai memainkan alat musik, mantan cawapres RI tersebut lantas menyusuri hutan mangrove seluas sekitar 29 hektar tersebut, di jalur terbuat dari papan kayu seukuran 3 meteran.

“Luar biasa. Saat menyusuri Kampung Blekok ini tadi ada kesan mistis. Bukan mistis makna sebenarnya. Tapi mistis bernuansa alam yang fantastis, dan manis,” kata Sandiaga Uno, kepada wartawan saat ada di Kampung Blekok, Situbondo.

Menurutnya, hutan mangrove yang ada di Kampung Blekok ini berpeluang untuk diperluas lagi. Karena bisa untuk pengembangan konservasi, serta dijadikan rumah yang lebih besar bagi burung-burung.

“Ada potensi bisa dikembangkan di Kampung Blekok ini. Diantaranya hutan mangrove yang sudah ada, juga untuk mengembangkan ekonomi kreatif dan terbukanya lapangan pekerjaan,” pungkas Sandiaga.

Selanjutnya: potensi mangrove di Kampung Blekok

Sementara Bupati Situbondo, Karna Suswandi, mengaku punya rencana akan segera mengembangkan lagi hutan mangrove di wilayahnya. Pada tahap awal seluas sekitar 175 hektar.

“Karena hutan mangrove bisa jadi kantong oksigen. Selain bisa dijadikan edukasi wisata, pun pengembangan ekonomi kreatif,” imbuh Karna Suswandi, Sabtu (18/9/2021).

Hutan mangrove di Kampung Blekok ini memiliki luas sekitar 29,3 hektar. Di kawasan ini dihuni ribuan burung blekok, yang pada jam-jam tertentu yakni pagi dan sore menjadi atraksi tersendiri.

Karena ribuan burung air beragam jenis ini terbang menghiasi langit di kawasan yang terletak di Desa Klatakan, Kecamatan Kendit, Situbondo ini.

Selain untuk pengembangan ekonomi kreatif, Kampung Blekok juga jadi wahana wisata edukasi. Yakni hutan mangrove yang dihuni ribuan burung blekok. Pun upaya konservasi alam, dengan menjaga keberadaan hutan mangrove.

Belakangan, desa ini menjadi 50 nominator Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI), diantar 1.831 desa wisata yang ada di Indonesia. Saat ini, dalam tahap penjurian untuk dikerucutkan sebaga desa wisata terbaik.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan