Pemeran Utama dan Plot Cerita Film Snowden 2016


“Snowden” adalah film drama thriller yang dirilis pada tahun 2016 dan disutradarai oleh Oliver Stone. Film ini mengisahkan tentang Edward Snowden, seorang mantan agen National Security Agency (NSA) yang membeberkan rahasia rahasia besar yang terkait udara Amerika Serikat kepada publik serta membuat hubungan diplomasi negara menjadi terguncang.

Dalam film ini, Joseph Gordon-Levitt berperan sebagai Edward Snowden. Selain Gordon-Levitt, “Snowden” juga dibintangi oleh Shailene Woodley yang memerankan Lindsay Mills, pacar Snowden, serta Zachary Quinto sebagai Glenn Greenwald, seorang jurnalis yang membantu Snowden mempublikasikan informasi rahasia tersebut.

Cerita dimulai ketika Snowden bekerja sebagai kontraktor di NSA. Ia mulai merasa tidak nyaman dengan aktifitas intelijen yang dimulai setelah serangan 11 September. Tak lama kemudian, Snowden mulai mengumpulkan berbagai bukti bahwa agensi rahasia tersebut mencari-cari celah untuk melanggar hak-hak privasi warga Amerika.

Setelah mencari dukungan secara diam-diam, Snowden melihat satu-satunya cara untuk membuat masalah ini menjadi publik adalah dengan bertindak sendiri. Ia meretas banyak file NSA, termasuk program pengawasan massa raksasa bernama PRISM. Snowden kemudian menghubungi beberapa orang jurnalis dan memberikan bukti-bukti tersebut ke publik.

Meski takut terlibat dalam pengungkapan dokumen tersebut, Snowden merasa tanggung jawabnya adalah melindungi warga Amerika. Namun, keputusannya tersebut membuatnya menjadi buronan dan harus melarikan diri ke Rusia sebagai tempat perlindungan.

Latar Belakang Edward Snowden sebelum Membocorkan Informasi


Edward Snowden

Edward Snowden, seorang mantan kontraktor CIA dan kontraktor National Security Agency, membuat gempar dunia pada tahun 2013 ketika dia membocorkan informasi rahasia pemerintah Amerika Serikat. Ia membocorkan informasi tentang program pengumpulan data massal pemerintah AS yang secara global diketahui dengan nama “Prism”, serta proyek pemerintah yang lain, seperti operasi global yang disebut “Tempora”.

Edward Snowden Booz Allen

Namun, sebelum kejadian tersebut, Snowden bekerja sebagai seorang kontraktor di sebuah perusahaan bernama Booz Allen Hamilton, yang merupakan kontraktor utama NSA. Snowden memperoleh banyak pengalaman dan pelatihan di institusi pemerintah yang berbeda, yang memungkinkannya untuk mendapatkan akses ke informasi pemerintah yang rahasia dan peka. Dia juga mendapatkan otorisasi keamanan yang diperlukan untuk mengakses informasi tersebut.

Booz Allen Hamilton

Snowden mulai bekerja di Booz Allen pada tahun 2013, tepat sebelum dia keluar dari perusahaan tersebut dan mulai membocorkan informasi pemerintah. Ia adalah seorang ahli sistem informasi dan keamanan, yang menghadiri pelatihan dan konferensi di seluruh dunia.

NSA Headquarters

Namun, Snowden mulai merasa tidak nyaman dengan praktik pengumpulan data massal pemerintah dan melihat bahwa tidak ada upaya untuk memperbaiki masalah tersebut. Secara khusus, dia percaya bahwa program pengumpulan data Prism dan Tempora melanggar privasi warga negara dan hak asasi manusia. Oleh karena itu, ia memutuskan untuk membocorkan informasi rahasia yang diperolehnya selama bekerja untuk pemerintah AS.

Government Servers

Ketika Snowden membocorkan informasi, ia mengungkapkan hal yang hingga saat itu tidak diketahui banyak orang tentang praktik pengumpulan data massal oleh pemerintah AS. Tindakan ini menghasilkan perdebatan yang luas tentang batas-batas kekuasaan pemerintah dan privasi warga negara, serta dampak terhadap hubungan AS dengan negara lain.

Edward Snowden Computer

Saat ini, Snowden hidup dalam pengasingan di Rusia. Pemerintah AS memburunya dan ingin membawanya ke Amerika Serikat untuk diadili karena pelanggaran keamanan nasional. Meskipun beberapa orang menganggap Snowden sebagai pahlawan yang mengorbankan karir dan keselamatannya untuk membongkar kebenaran, yang lain menganggapnya sebagai pengkhianat yang mengancam keamanan nasional.

Pengungkapan Kejahatan di Balik Dinding Pemerintahan Amerika Serikat


Edward Snowden

Edward Snowden, seorang mantan agen intelijen Amerika, mengambil keputusan besar yang mengubah hidupnya saat ia membocorkan rahasia besar tentang kejahatan yang terjadi di balik dinding pemerintahan Amerika Serikat. Ia mengekspos fakta tentang pengawasan massal yang dilakukan oleh Badan Keamanan Nasional (NSA) terhadap masyarakat Amerika. Kegiatan ini dilakukan tanpa sepengetahuan rakyat Amerika yang terus menerus diawasi oleh pemerintahan mereka.

Keputusan Snowden ini menjadi salah satu dari kasus paling terkenal dalam sejarah AS dan menyebabkan perdebatan besar mengenai hak privasi dan pengungkapan informasi rahasia. Tetapi bukan hanya pengintaian yang menjadi sorotan, pengkhianatan pimpinan-pimpinan dalam keamanan nasional AS yang memungkinkan para intelijen asing mencuri informasi yang penting juga terungkap.

Sebagai seorang kontraktor BUMN, Snowden memiliki akses ke data rahasia NSA. Saat ia menyadari bahwa pemerintahan AS melakukan pengintaian massal terhadap masyarakatnya, ia merasa bahwa ini melanggar hak asasi manusia dan memutuskan untuk membocorkannya pada publik. Snowden mengumpulkan sejumlah dokumen dan memberikannya pada jurnalis terkenal, Glenn Greenwald dan Laura Poitras di Hong Kong pada tahun 2013.

Setelah kemunculan cerita di media, pemerintahan Amerika Serikat pun memandang Snowden sebagai pengkhianat yang berbahaya dan melarikan diri ke Rusia untuk menghindari tuntutan hukum. Snowden bahkan harus tinggal di Rusia karena tidak bisa kembali ke AS dan menjalani hukuman yang kemungkinan dapat mencapai 30 tahun penjara. Kini, Snowden tetap berjuang untuk memperjuangkan hak privasi masyarakat dan menuntut pemerintah AS untuk menghormati kebebasan dan privasi penduduknya.

Pembocoran Snowden menjadi suatu dokumentasi bahwa rahasia pemerintah terlalu sangat besar dan merugikan masyarakat. Maka, menyimpan rahasia besar tersebut adalah pertaruhan yang sangat berbahaya bagi kedamaian masyarakat. Snowden membuktikan bahwa merahasiakan sesuatu hal berbahaya bisa membuat kebenaran tersimpan dan tidak tersampaikan. Snowden mengemukakan bahwa mempertahankan privasi dan kebebasan adalah hal yang penting dan hak setiap orang. Kita harus waspada dan mengetahui perluasan kekuasaan pemerintah dan lembaga non-pemerintah dalam teknologi dan interkoneksi yang terus berkembang di era digital. Snowden mengajarkan kita arti pentingnya privasi dan kebebasan yang harus kita miliki sebagai individu.

Konsekuensi dan Dampak dari Pengungkapan Informasi Oleh Snowden


Sinopsis Film Snowden 2016

Edward Snowden, mantan karyawan CIA dan kontraktor NSA, mungkin telah mengambil tindakan yang menjadikan dirinya sebagai salah satu pengungkap informasi terbesar di dunia sejak tahun 2013. Film Snowden yang dirilis pada tahun 2016 oleh Oliver Stone mengisahkan kisah hidupnya dan menggambarkan dampak global yang dihasilkan oleh pengungkapan informasi tersebut.

Ada beberapa konsekuensi dan dampak yang muncul setelah Snowden membocorkan informasi, di antaranya:

Snowden leaks

Pemberlakuan Undang-Undang Patriot Act Diperdebatkan Ulang

Snowden mengeluarkan informasi bahwa NSA memantau aktivitas online dan telepon warga Amerika tanpa persetujuan atau sepengetahuan mereka, melalui program bernama PRISM. Hal ini melanggar Konstitusi AS, terutama Undang-Undang Patriot Act 2001 yang diperluas selama periode George W. Bush, dan memicu diskusi di Kongres tentang perlunya pembaharuan undang-undang tersebut.

Privasi Diakui Sebagai Hak Fundamental

Bocornya informasi rahasia AS oleh Snowden menekankan pentingnya privasi dan kebebasan sipil fundamental dalam lingkungan yang semakin terhubung di seluruh dunia. Hal ini mengilhami banyak aktivis dan pikirannya membantu membentuk Undang-Undang Perlindungan Privasi dan Kebebasan Informasi 2014 di Brasil.

Reputasi AS Terguncang

Setelah pengungkapan informasi oleh Snowden, muncul reaksi internasional termasuk kritik untuk negara Amerika. Para pemimpin dunia yang menjadi sasaran pengawasan merasa dihina dan mengecam cara AS menggunakan kekuatan dunia untuk memata-matai sekutunya sendiri dan warga AS serta menyebabkan longgar di diplomasi internasional.

Snowden Divonis Sebagai Pengkhianat Terbesar

Setelah pengungkapan informasi, Amandemen Keempat Konstitusi AS dan program rahasia keamanan nasional menjadi topik debat. Snowden dituduh sebagai pengkhianat besar dan diumumkan sebagai buronan oleh pemerintah AS. Ia akhirnya diberi suaka politik di Rusia dan dilepaskan dari tuduhan.

Peningkatan Teknologi Privasi

Dampak fidelitas Snowden secara langsung diperlihatkan oleh gaya hidup global baru yang terbuka dan lebih terhubung. Sejak bocornya informasi oleh Snowden, privasi internet telah menjadi perhatian utama banyak orang – dan perusahaan teknologi seperti Apple dan Google menanggapi tuntutan publik untuk membantu memastikan privasi pengguna.

Snowden mengambil risiko besar ketika membocorkan informasi rahasia seperti itu ke publik. Namun, film Snowden 2016 ini membantu penonton memahami dampak global dan konsekuensi setelah informasi rahasia itu terungkap ke publik. Bagaimana pemerintah, masyarakat, dan perusahaan teknologi bersekutu untuk menyelesaikan tantangan yang dihadapi melalui tindakan Snowden hingga saat ini menjadi sumber debat dan menyiratkan kompleksitas modernitas dunia digital kita.

Refleksi atas Media dan Kebebasan Berbicara Pasca Kasus Snowden


Snowden

Film Snowden 2016 mengambil latar belakang kisah nyata tentang seorang mantan karyawan agen intelijen Amerika Serikat, Edward Snowden, yang membeberkan rahasia pemerintah dilihat dari sudut pandang tokoh utama dalam film ini. Snowden sendiri telah menimbuk masalah kemanusiaan ngoversi aksi-aksi keamanan di Amerika seperti kontanisme anti-teror, pemantauan, penyadapan, dan spionase.

Dalam film, banyak menceritakan bagaimana seorang yang bekerja di balik layar sebagai pegawai NCI melihat kebenaran yang sebenarnya di balik pemerintahan Amerika Serikat. Data-data sensitif dan rahasia yang ia temukan membuatnya merasa terpanggil untuk menginformasikan masyarakat akan aksi-aksi ilegal pemerintah dalam memonitor seluruh orang di dunia yang disebut dengan program PRISM oleh NSA (National Security Agency).

Media Indonesia

Lantas, dari sudut pandang media Indonesia, apa pelajaran yang bisa diambil dari Film Snowden ini? Salah satu refleksi yang bisa diambil, yakni mengenai isu kebebasan berbicara dan informasi yang mulai terkikis di Indonesia pada penghujung 2016 hingga kini semakin terlihat. Pasca Kemerdekaan, Indonesia selalu berusaha mewujudkan kebebasan bersuara dan pers. Namun, pada saat ini, pelanggaran-pelanggarannya pun semakin banyak.

Sejumlah pihak termasuk media, penulis, dan aktivis masyarakat yang mengekspresikan pandangan kritis mereka terhadap kebijakan pemerintah, kerap menjadi korban penindasan. Seperti kasus tindakan represif kepolisian terhadap imam besar FPI, Habib Rizieq Syihab, atau penangkapan terhadap aktivis melakukan penyelundupan bendera merah putih saat perayaan Hari Kemerdekaan. Hal ini menunjukkan bahwa kebebasan berbicara dan informasi di Indonesia semakin terbatas, bahkan dicap sebagai tindakan subversif.

Sementara, melalui film Snowden sendiri, banyak memotret bagaimana pihak pemerintah AS terkesan lebih melindungi “rahasia negara” ketimbang menegakkan hak asasi manusia. Snowden sendiri mempraktekkan kebebasan, bertindak atas panggilan hatinya untuk mendedikasikan hidup untuk kebaikan orang lain. Film ini menjadi pengingat akan pentingnya mendukung kebebasan berekspresi dan mendukung jurnalisme investigatif dan media yang bebas dari intervensi pemerintah.

Indonesia sebagai negara demokrasi, harus membuktikan semua itu dengan menjaga hak inspirasi, meminimalisir tindakan represif, pendirian politik, dan hak-hak mereka yang berbeda pendapat. Terpenting, media harus terus melakukan inisiatif-inisiatif penguatan untuk mengeksplorasi pelanggaran-pelanggaran kebebasan berbicara yang terjadi di Indonesia, serta turut merayakan negara kita yang telah mencapai kebebasan berekspresi sejauh ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan