Pendahuluan

Halo Pembaca Sekalian, dalam artikel ini kita akan membahas tentang sisi positif berlakunya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Ketika diumumkan pada 5 Juli 1959, dekrit ini menjadi sebuah perubahan besar bagi Indonesia saat itu. Kita akan membahas secara rinci kebijakan ini dan dampaknya terhadap negara kita.

Penjelasan secara detail tentang dekrit ini sangat penting, seperti mengapa dekrit ini diberlakukan oleh Presiden Soekarno, apa yang menjadi tujuan dan landasan hukum di balik keputusan ini, serta bagaimana dekrit ini membantu proses pembangunan dan perkembangan Indonesia. Dalam artikel ini, kita akan membahas semua aspek dari sisi positif implementasi dekrit ini dan juga mengevaluasi keuntungan dan kerugian yang dihasilkan.

Dengan demikian, mari kita mulai dengan memahami latar belakang dekrit ini dan kemudian membicarakan kelebihannya.

Latar Belakang

Dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan revolusi struktural, Presiden Soekarno pada 5 Juli 1959 mengeluarkan dekrit yang memiliki niat untuk meningkatkan kebijakan ekonomi Indonesia. Dekrit ini diberlakukan sebagai tindak lanjut dari side agreement dalam Konferensi Asia Afrika Comecon di Kairo, Mesir.

Dalam sisi positif, dekrit ini mempengaruhi perubahan besar di sektor ekonomi Indonesia. Presiden Soekarno memperluas kontrol negara terhadap industri pada masa itu. Selain itu, tujuan utama dekrit ini adalah untuk memperkuat pembangunan industri dalam negeri dan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Amerika Serikat.

Langkah ini diambil setelah Indonesia merasa kecewa dengan dumping hingga embargo senjata Amerika Selatan atas Indonesia. Oleh karena itu, Dekrit Presiden No. 10/Prp/1959 yang diundang pada 5 Juli 1959 mengatur kembali hubungan niaga internasional dengan menggalang dengan negara-negara sosialis di bawah Kepemimpinan Uni Soviet. Kebijakan ini adalah mempromosikan perdagangan yang adil dengan Beijing, Hanoi, Moscow, dan Kuba.

Meskipun kebijakan ini kontroversial di saat itu, bagaimana dekrit ini telah dipandang sepanjang tahun-tahun itu dan bagaimana itu mempengaruhi Indonesia saat ini? Mari kita bahas kelebihannya secara lebih detail.

Kelebihan

Mengurangi Ketergantungan pada AS

Salah satu kelebihan dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah itu memungkinkan Indonesia untuk memperoleh ketergantungan terhadap Amerika Serikat. Dekrit ini mencakup larangan terhadap impor barang-barang, khususnya yang diproduksi oleh Amerika.

Ketergantungan pada Amerika Serikat pada saat itu sangat besar dan Indonesia merasa perlu untuk mengurangi ketergantungan itu untuk mewujudkan kemerdekaan ini. Dengan dekrit ini, Indonesia dapat meningkatkan investasinya dan mencari alternatif dalam perekonomian internasional.

Memperkuat Industri Indonesia

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 sangat membantu dalam meningkatkan pembangunan di sektor industri tanah air. Ketika dekrit ini diberlakukan, hanya sedikit perusahaan kecil yang dimiliki oleh orang Indonesia. Kebijakan ini memungkinkan untuk memperluas dan mengembangkan kebijakan industri, serta mempromosikan pembangunan industri di Indonesia.

Disebabkan kebijakan dekrit ini, besaran modal yang dibutuhkan untuk membangun industri di Indonesia pun turut meningkat. Namun, dekrit ini telah memberikan imbas keuntungan pada sejumlah antaranya adalah meningkatnya lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja dalam negeri.

Mempromosikan Teknologi dan Pengetahuan

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 memungkinkan Indonesia untuk memperoleh teknologi dan pengetahuan melalui penanaman modal dari negara-negara non-Amerika Serikat. Hal ini menghasilkan meningkatnya keberlanjutan melalui edukasi serta pelatihan yang diberikan kepada oleh beramai-ramai pihak industri dalam dan luar negeri secara bertanggung jawab.

Ini membuka banyak peluang bagi Indonesia dalam mempelajari pengetahuan dan teknologi industri dan berkontribusi dalam peningkatan kualitas dan inovasi dalam proses pembangunan.

Memungkinkan Ekspansi Pasar Luar Negeri

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 mempertajam keseluruhan sentralisasi perekonomian yang merupakan akar permasalahan dalam hubungan dagang pada saat itu. Indonesia dapat memperluas pasar luarnya dengan bergabung ke dalam blok ekonomi negara-negara sosialis. Selain itu, hal ini memungkinkan Indonesia untuk memperoleh perdagangan yang adil dan menyeimbangkan ekonomi dengan ekonomi sosialis yang terbuka.

Menjadikan Indonesia Pemain Utama dalam Regional Asia-Pasifik

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 memungkinkan Indonesia untuk membangun hubungan dengan Asia dan negara-negara Afrika dengan tujuan mewujudkan perubahan global. Indonesia berhasil menarik perhatian dunia untuk secara efektif memerangi imperialisme dan neokolonialisme. Hal ini membuat Indonesia menjadi pemain utama dalam regional Asia-Pasifik dan memainkan peran yang signifikan dalam kondisi sosial daripada sebelumnya.

Memperkuat Kemandirian Ekonomi

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menjadi pencanangan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi di Indonesia. Hal ini dipandang sebagai langkah yang lebih adil dan lebih berboda untuk mengembangkan resistensi terhadap praktik global yang semakin mematikan.

Dekrit ini tidak hanya menciptakan peran yang signifikan bagi Indonesia di Asia dan pasifik. Namun saat ini, terlihat beberapa negara, seperti India, siap untuk mengadopsi dan menerapkan kebijakan yang sama di era globalisasi yang baru ini.

Memperluas Peran Indonesia dalam Internationalisasi

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 memungkinkan Indonesia untuk menerapkan tindakan yang lebih globalis dalam keterbatasan dalam hubungan antar negara. Hal ini dapat terlihat pada partisipasi Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika di Bandung pada tahun 1955.

Dalam konteks ini, adanya dekrit ini berlaku dan berperan sebagai evaluasi dari implementasi reformasi ekonomi. Selain itu, Indonesia dapat meningkatkan konsentrasi dalam hal ekonomi dan perdagangan dan juga peran aktif dalam organisasi internasional.

Kekurangan

Menimbulkan Kontroversi

Keputusan untuk mengeluarkan dekrit Soekarno pada saat itu berdampak pada kontroversi dan keadaan kerusuhan. Beberapa kalangan memandang kebijakan ini sebagai dangkal dan menyebabkan ketegangan antara Indonesia dan Amerika.

Meningkatkan Tindakan Korupsi

Pengambilalihan industri yang diperlakukan dengan modal nasional dapat menjadi penyebab terjadinya tindakan kecurangan dan korupsi. Ketika industri menjadi monopoli negara, muncul juga potensi penjualan jabatan, tindakan tertentu dan serangkaian perilaku lain yang menguntungkan pihak tertentu.

Mengurangi Investasi Asing

Meskipun dekrit ini meningkatkan kemandirian Indonesia di sektor ekonomi, namun kebijakan ini juga memicu meningkatnya ketergantungan pada Uni Soviet dan negara sosialis lainnya. Selain itu, larangan impor barang dari Amerika Serikat juga memperkecil tingkat investasi asing di Indonesia, yang berdampak pada konteks pembangunan di masa depan

Mempertajam Tidak Adanya Kestabilan Ekonomi

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 terbukti tidak bermanfaat dalam mempertahankan stabilitas ekonomi. Hal ini disebabkan oleh perubahan radikal dalam sistem dan kurangnya fasilitas tersedia untuk tujuan memperkuat industri dalam negeri. Selain itu, produksi yang teratur dapat terbentur dengan birokrasi atau kendala dalam infrastruktur negara.

Tidak Memperbaiki Kondisi Ekonomi Menengah dan Rakyat

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menghasilkan dampak yang hampir bisa diabaikan bagi rakyat kecil dan menengah. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa kebijakan ini hanyalah berfokus pada pembangunan industri dan meningkatkan kemandirian ekonomi.

Tergantung pada Pola Pikir Kolonial

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menuju ke arah melakukan satu kali penanaman modal seperti yang dilakukan dalam model perekonomian kolonial. Kebijakan ini memunculkan pendirian sarana dan prasarana industri oleh pihak-pihak tertentu dan banyak efek negatif lainnya.

Detail Tabel Sisi Positif Dekrit Presiden 5 Juli 1959

NoAspek Positif Dekrit Presiden 5 Juli 1959
1Memungkinkan Indonesia untuk memperoleh ketergantungan terhadap Amerika Serikat
2Memperkuat Industri Indonesia
3Mempromosikan Teknologi dan Pengetahuan
4Memungkinkan Ekspansi Pasar Luar Negeri
5Menjadikan Indonesia Pemain Utama dalam Regional Asia-Pasifik
6Memperkuat Kemandirian Ekonomi
7Memperluas Peran Indonesia dalam Internationalisasi

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

Apa saja yang dimaksud dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959?

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah dekrit yang dikeluarkan oleh Presiden Soekarno pada tanggal tersebut. Dekrit ini memiliki niat untuk meningkatkan kebijakan ekonomi Indonesia dan mencakup larangan terhadap impor barang-barang, khususnya yang diproduksi oleh Amerika.

Siapa yang bertanggung jawab atas Dekrit Presiden 5 Juli 1959?

Dekrit ini dikeluarkan oleh Presiden Soekarno sebagai tindak lanjut dari side agreement dalam Konferensi Asia Afrika Comecon di Kairo, Mesir.

Apa tujuan dan latar belakang dari dekrit ini?

Tujuan utama dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah memperkuat pembangunan industri dalam negeri dan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap Amerika Serikat. Sedangkan, latar belakangnya adalah agar Indonesia dapat memperoleh ketergantungan terhadap Amerika Serikat dan meningkatkan hubungan dagang.

Apa manfaat dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959?

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 memperlihatkan kelebihan diantara peningkatan kemandirian ekonomi, mempromosikan teknologi dan pengetahuan, memungkinkan ekspansi pasar luar negeri, memperkuat Industri Indonesia, memperluas peran Indonesia dalam internasionalisasi, menjadikan Indonesia pemain utama dalam regional Asia Pasifik, serta memungkinkan untuk meningkatkan investasi negara asing.

Apa saja kelemahan Dekrit Presiden 5 Juli 1959?

Beberapa kelemahannya diantaranya adalah meningkatkan tindakan korupsi, menimbulkan kontroversi, tidak memperbaiki kondisi ekonomi menengah dan rakyat, tergantung pada pola pikir kolonial, dan tidak memperbaiki stabilitas ekonomi.

Kesimpulan

Dalam kesimpulan, Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menyebabkan perubahan besar dalam sejarah Indonesia. Keputusan tersebut menjadi titik awal dalam mengembangkan industri dalam negeri dan meningkatkan kemandirian ekonomi Indonesia.

Sementara itu, beberapa dampak negatif yang muncul dari dekrit tersebut termasuk meningkatnya tindakan korupsi dan memicu kontroversi serta kerusuhan di antara Indonesia dan Amerika Serikat.

Dengan demikian, sisi positif Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dapat dilihat dari berbagai aspek, termasuk meningkatkan investasi dalam negeri, memperkuat industri Indonesia, meningkatkan kemandirian ekonomi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan