Halo, Pembaca Sekalian

Trenggiling Termasuk Hewan yang Dilindungi

Trenggiling adalah salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia. Hewan ini tergolong dalam kelompok mamalia dan memiliki penampilan unik dengan ciri khasannya berupa kulit yang berduri dan bersisik. Terdapat dua spesies trenggiling di Indonesia, yaitu trenggiling Sunda dan trenggiling Kalimantan.

Pendahuluan

Apa itu Trenggiling?

Trenggiling adalah hewan mamalia yang memiliki kulit berduri dan bersisik serta paling banyak ditemukan di wilayah Asia Tenggara. Hewan ini biasanya hidup di hutan atau daerah lain yang terdapat banyak semak belukar. Trenggiling merupakan hewan yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia karena populasinya semakin menurun.

Penyebaran Trenggiling

Trenggiling banyak ditemukan di negara-negara Asia seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Di Indonesia, trenggiling dapat ditemukan di pulau Jawa, Kalimantan, Sumatra, dan Sulawesi. Sayangnya, populasinya semakin menurun akibat pembabatan hutan serta perburuan ilegal yang dilakukan manusia.

Ciri-Ciri Trenggiling

Trenggiling memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, yakni hanya sekitar 50 cm panjangnya. Namun, ukurannya bisa bervariasi tergantung spesiesnya. Trenggiling Sunda berukuran lebih besar dibandingkan dengan trenggiling Kalimantan. Kulitnya yang keras dan berduri menyerupai batu sehingga menyulitkan predator untuk menggigit dan menangkapnya. Trenggiling juga memiliki lidah yang sangat panjang dan sangat bagus untuk menjangkau sarang rayap untuk dimakan.

Habitat Trenggiling

Trenggiling hidup di habitat yang berbeda-beda. Trenggiling Kalimantan biasanya ditemukan di hutan hujan tropis dan hutan rawa, sementara trenggiling Sunda ditemukan di hutan hujan tropis dataran rendah dan dataran tinggi. Trenggiling memiliki peranan penting dalam ekosistem karena membantu menyebarkan benih tanaman saat mereka berpindah sebagai bagian dari diet mereka.

Ancaman terhadap Populasi Trenggiling

Populasi trenggiling semakin menurun akibat eksploitasi manusia. Budidaya trenggiling yang salah melalui cara diambil dari alam liar, perburuan trenggiling ilegal, dan perusakan habitatnya menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup hewan yang dilindungi tersebut. Hewan ini juga menjadi salah satu sasaran perburuan karena dagingnya yang dianggap lezat dan kepercayaan mitos mengenai keampuhan trenggiling.

Perlindungan Trenggiling

Pemerintah Indonesia memberikan perlindungan terhadap trenggiling melalui PP No. 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa serta Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 14 Tahun 2012 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Perlindungan diberikan dengan tujuan untuk mencegah kepunahan trenggiling dan mempertahankan keseimbangan ekosistem di Indonesia yang semakin terancam.

Upaya Konservasi untuk Menjaga Populasi Trenggiling

Berbagai upaya konservasi dilakukan untuk menjaga populasi trenggiling, seperti menyediakan penampungan yang sesuai bagi trenggiling yang dirawat dan rehabilitasi trenggiling serta merilisnya kembali ke habitat alaminya. Pendidikan mengenai perilaku dan kewajiban menjaga lingkungan hidup juga perlu disosialisasikan agar manusia ikut menjaga populasi trenggiling di Indonesia.

Kelebihan dan Kekurangan Trenggiling

Kelebihan Trenggiling

Trenggiling memiliki beberapa kelebihan sebagai hewan yaitu secara insting mereka memiliki selera untuk memakan serangga seperti rayap yang memakan kayu, termites, dan semut merah yang menyebabkan kehancuran di hutan dan tanaman. Tidak hanya itu, produk melit dari trenggiling juga bermanfaat dalam pengobatan tradisional.

Kekurangan Trenggiling

Sayangnya, hewan ini juga membawa beberapa kelemahan. Karena trenggiling memiliki bertelur, trenggiling dianggap sangat sulit untuk dikembangbiakkan dalam penangkaran. Budidaya trenggiling juga sangat sulit dilakukan karena hewan ini memangsa semut merah yang memiliki kandungan zat ketombe yang berpotensi membuat mereka stres dan meningkatkan kemungkinan kematian.

Tabel Informasi Trenggiling

SpesiesPanjangPopulasiHabitatStatus Perlindungan
Trenggiling Sunda60 – 90 cmKurang dari 10.000 ekorHutan hujan tropisTerancam punah
Trenggiling Kalimantan1 m – 1,5 mKurang dari 5.000 ekorHutan hujan tropis dan rawa-rawaTerancam punah

FAQ Tentang Trenggiling

1. Apa penyebab trenggiling masuk dalam hewan yang dilindungi?

Trenggiling masuk dalam hewan yang dilindungi karena populasinya semakin menurun dan mengalami ancaman kehilangan habitat.

2. Kenapa trenggiling berbahaya?

Trenggiling tidak berbahaya bagi manusia. Hewan ini bersifat inklusif dan tidak menyerang manusia kecuali merasa terancam.

3. Bagaimana cara mengembangbiakkan trenggiling?

Trenggiling sulit dikembangbiakkan dalam penangkaran. Hal tersebut dikarenakan trenggiling memangsa semut merah yang berpotensi membuat mereka stres dan meningkatkan kemungkinan kematian.

4. Apa yang dimakan oleh trenggiling?

Trenggiling memakan semut merah, termasuk jenis raja semut dan rayap.

5. Apa saja peran trenggiling dalam ekosistem?

Trenggiling membantu menyebarkan benih tanaman saat mereka berpindah sebagai bagian dari diet mereka. Selain itu, trenggiling juga membantu mengendalikan populasi serangga yang merusak hutan atau tumbuhan.

6. Apa yang harus dilakukan jika menemukan trenggiling?

Jangan mengganggu atau membawa trenggiling apabila kamu menemukannya dalam habitatnya. Sebaliknya, lapor ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam untuk dikenakan tindakan lebih lanjut.

7. Bagaimana cara menyelamatkan habitat trenggiling?

Salah satu cara menyelamatkan habitat trenggiling adalah dengan mencegah pembalakan hutan dan menjaga habitat trenggiling agar tetap lestari.

8. Apa yang harus dilakukan untuk menjaga populasi trenggiling tetap stabil?

Upaya konservasi seperti mendirikan penampungan yang sesuai bagi trenggiling yang dirawat dan merilisnya kembali ke habitat alaminya serta memberikan pendidikan mengenai perilaku memelihara lingkungan perlu dilakukan agar manusia ikut menjaga populasi trenggiling di Indonesia.

9. Apa yang menjadi ancaman terhadap populasi trenggiling?

Beberapa ancaman terhadap populasi trenggiling adalah pembabatan hutan dan perusakan habitat trenggiling, pemburuan trenggiling ilegal, serta eksploitasi manusia yang salah dalam budidaya trenggiling.

10. Apa yang harus kamu ketahui sebelum menyelamatkan trenggiling?

Penting untuk mengetahui langkah-langkah yang aman sebelum menyelamatkan trenggiling agar kamu dan trenggiling terhindar dari bahaya. Sebaiknya kamu memanggil tim penyelamat yang berpengalaman dan terlatih.

11. Bagaimana cara mengetahui apakah trenggiling terluka atau sakit?

Gejala-gejala yang menunjukkan bahwa trenggiling terluka atau sakit adalah kerontokan bulu, lesu dan tidak aktif, muntah-muntah, dan nafsu makan menurun. Jangan mencoba menyentuh hewan tersebut jika kamu tidak terlatih dan sebaiknya segera hubungi tim dan ahli yang terlatih untuk menolongnya.

12. Apa yang kamu dapatkan dari budidaya trenggiling?

Budidaya trenggiling dapat menghasilkan produk melit untuk pengobatan tradisional. Namun, budidaya ini harus dilakukan dengan benar agar tidak merusak populasi trenggiling asli di alam.

13. Kenapa trenggiling disebut sebagai hewan yang “berjalan”?

Trenggiling disebut sebagai hewan yang berjalan karena berjalan bersokom dengan lima kelompok kuku pada tiap kaki.

Kesimpulan

Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa trenggiling adalah salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia. Hewan ini memiliki penampilan yang unik dan memiliki peran penting dalam ekosistem sebagai penyebar benih. Upaya konservasi dan penegakan hukum terhadap perburuan trenggiling masih perlu ditingkatkan untuk menjaga populasi trenggiling agar tetap lestari.

Action Item

Marilah kita bersama-sama menjaga hewan langka ini agar tidak punah dari muka bumi dengan cara tidak memburu atau memperjual-belikan trenggiling secara ilegal.

Kata Penutup

Sebagai penutup, penulis ingin menyampaikan bahwa informasi mengenai trenggiling sangat penting agar manusia dapat menjaga ekosistem dan kelangsungan hidup hewan yang dilindungi ini. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. Terima kasih telah membaca artikel ini.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan