Pembukaan: Wawancara Terpimpin dalam Dunia Karir

Salam Pembaca Sekalian, pada artikel kali ini kita akan membahas tentang wawancara terpimpin. Wawancara terpimpin atau interview guide adalah metode wawancara yang sangat umum digunakan dalam proses rekrutmen karyawan di perusahaan.

Banyak perusahaan menggunakan wawancara sebagai salah satu tahap seleksi kandidat karena dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kecocokan calon karyawan dengan perusahaan.

Seorang kandidat akan diwawancarai oleh pewawancara yang telah menyiapkan pertanyaan dan skenario wawancara terlebih dahulu. Di dalam wawancara terpimpin, pewawancara menggunakan strategi yang telah disiapkan sebelumnya dan mengajukan pertanyaan yang serupa kepada seluruh kandidat. Hal ini memungkinkan untuk dilakukannya pembandingan antara beberpa kandidat.

Namun, seperti metode lainnya, wawancara terpimpin mempunyai kelebihan dan kekurangan. Berikut ini penjelasannya:

Kelebihan Wawancara Terpimpin

  1. Terdapat konsistensi dalam pertanyaan dan jawaban
  2. Wawancara terpimpin memungkinkan pewawancara untuk mengajukan pertanyaan yang terstruktur dengan cara yang sama. Hal ini memudahkan untuk membandingkan kandidat satu dengan yang lainnya, serta memberikan kesempatan yang sama kepada setiap kandidat untuk menjawab pertanyaan yang sama.

  3. Waktu persiapan wawancara jauh lebih singkat
  4. Dengan menggunakan wawancara terpimpin, pewawancara hanya perlu menyiapkan pertanyaan dan skenario sebelumnya yang dapat digunakan dalam setiap wawancara. Hal ini memberikan efisiensi waktu persiapan wawancara bagi perusahaan.

  5. Memperoleh data yang lebih mudah untuk dibandingkan
  6. Metode wawancara terpimpin memungkinkan untuk dilakukan pembandingan data yang kredibel dalam hal hal-hal yang sama. Hal ini memudahkan pewawancara dan perusahaan dalam melihat kandidat-kandidat mana yang lebih cocok dan lebih tinggi kualitasnya.

  7. Memudahkan proses seleksi kandidat
  8. Dalam wawancara terpimpin, pewawancara atau rekruter dapat mengajukan pertanyaan yang tepat untuk setiap kandidat yang diwawancarai. Oleh karena itu, metode wawancara ini memungkinkan perusahaan untuk memilih kandidat yang paling sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

  9. Memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kandidat
  10. Pewawancara akan dapat memprediksi perilaku kandidat dengan lebih baik saat mereka menjalani wawancara terpimpin. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan bagaimana karyawan baru akan beradaptasi dengan lingkungan perusahaan.

  11. Sifatnya bisa diukur secara objektif
  12. Skor dapat diberikan untuk setiap kandidat berdasarkan jawaban mereka pada pertanyaan wawancara terpimpin. Hal ini memungkinan terjadinya pengukuran yang objektif untuk perbandingan antar kandidat.

  13. Meningkatkan kredibilitas perusahaan
  14. Perusahaan yang menggunakan wawancara terpimpin memberikan kesan profesional dan terstruktur terhadap para kandidat karena perusahaan memotiivasi kandidat untuk memberikan jawaban dengan lebih terstruktur.

Kekurangan Wawancara Terpimpin

  1. Tidak cukup fleksibel
  2. Wawancara terpimpin tidak memberikan banyak ruang untuk pewawancara mengeksplorasi jawaban kandidat atau mengajukan pertanyaan tambahan terhadap kandidat. Hal ini dapat membuat wawancara terpimpin menjadi kurang sesuai untuk posisi yang lebih kompleks yang memerlukan pendekatan yang lebih individual ke setiap kandidat.

  3. Tidak efektif untuk menilai keterampilan interpersonal
  4. Dalam wawancara terpimpin, kandidat mungkin bisa menjawab setiap pertanyaan dengan tepat, tetapi tidak tetap bisa memberikan gambaran tentang bagaimana ia akan bersikap atau berperilaku secara interpersonal. Kandidat yang mungkin kurang terampil dalam berinteraksi dengan rekan kerja atau mungkin kurang mampu untuk mengatasi konflik tidak akan dievaluasi dengan baik dalam wawancara terpimpin.

  5. Menimbulkan kesan dalam wawancara terhadap pewawancara atau kandidat.
  6. Wawancara terpimpin dapat menunjukkan lebih sedikit keaslian dalam jawaban kandidat atau kurang menguji kecatatan dan kecerdasan spontan seseorang. Kandidat mungkin merasa kurang nyaman dalam konteks intreview yang seperti itu, dan ini dapat menyebabkan mereka tidak bisa memberikan kinerja terbaik yang mereka miliki selama wawancara.

  7. Cenderung kurang sesuai untuk menguji kreativitas kandidat.
  8. Metode wawancara terpimpin tidak menguji kreativitas kandidat. Jika perusahaan membuka posisi kerja yang mensyaratkan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan, maka perlu adanya metode lain selain wawancara terpimpin.

  9. Bias pewawancara dalam memberikan penilaian terhadap kandidat.
  10. Pewawancara cenderung memberikan penilaian terhadap kandidat dari sudut pandangnya sendiri. Wawancara terpimpin sangat dipengaruhi oleh keterampilan dan pengalaman pewawancara atau rekruter saat pertanyaan diseleksi dan pada penilaian. Hal ini biasanya mengurangi objektivitas penilaian.

  11. Timbulnya kesan yang memberatkan pada kandidat
  12. Sifat terstruktur wawancara terpimpin dapat memberikan tekanan kepada kandidat untuk benar-benar menjawab setiap pertanyaan. Hal ini dapat membuat kandidat kurang nyaman dan menimbulkan kesan pada kandidat bahwa perusahaan memiliki tingkat standar yang tidak manusiawi.

  13. Proses seleksi tidak sepenuhnya objektif
  14. Beberapa kandidat yang memiliki keterampilan yang lebih tinggi dalam bidang tertentu, dapat gagal dalam seleksi wawancara terpimpin karena tidak berkaitan dengan bidang tertentu yang mereka kuasai. Hal ini membuat proses seleksi yang tidak sepenuhnya objektif bagi kandidat.

Penjelasan tentang Wawancara Terpimpin secara Detail

Wawancara terpimpin, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, adalah sebuah metode seleksi karyawan yang sangat umum digunakan di dalam dunia kerja. Metode ini mengharuskan pewawancara untuk menyusun pertanyaan dan skenario yang akan digunakan dalam wawancara sebelumnya.

Penyusunan pertanyaan dan skenario harus diatur sedemikian rupa sehingga setiap kandidat menjawab pertanyaan yang sama. Hal ini penting bagi perusahaan dalam melakukan pembandingan kandidat, membuat proses seleksi lebih efisien, dan mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk persiapan wawancara.

Dalam wawancara terpimpin, pewawancara biasanya memiliki sejumlah pertanyaan standar yang diajukan pada tiap kandidat yang diwawancara. Best practice, biasanya pewawancara akan mengajukan pertanyaan terkait tentang pengalaman kerja dan pendidikan dalam bidang yang sama, kemampuan dan sifat pribadi, hingga perkiraan terhadap kinerja di masa depan bila diterima sebagai karyawan baru oleh perusahaan.

Kelebihan dan Kekurangan Wawancara Terpimpin Dalam Seleksi Karyawan

Meskipun wawancara terpimpin sangat umum digunakan dalam proses seleksi karyawan, metode ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa kelebihan dari wawancara terpimpin adalah:

  1. Terdapat konsistensi dalam jawaban dan pertanyaan :

    Dalam wawancara terpimpin, pewawancara menggunakan strategi yan sudah disusun sebelumnya, membuat bahasan dapat disampaikan secara konseten

  2. Waktu persiapan wawancara singkat :

    Dengan adanya strategi persiapan pertama, para pewawancara hanya perlu mengatur strategi ini terlebih dahulu yang membuat waktu persiapan wawancaranya lebih efisien.

  3. Memperoleh data yang tepat :

    Wawancara terpimpin memberikan pewawancara data serupa yang memudahkan dalam melakukan pembandingan antara kandidat satu dengan yang lainnya.

  4. Memudahkan proses seleksi :

    Dalam wawancara terpimpin,pewawancara dapat mengevaluasi kinerja dari setiap kandidat dengan cara yang sama. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memilih kandidat yang paling sesuai dengan kualifikasinya.

  5. Memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kandidat :

    Pewawancara dapat membayangkan atau memprediksi perilaku kandidat lebih baik dalam wawancara terpimpin. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk memperkirakan bagaimana karaywan baru akan beradaptasi dengan lingkungan perusahaan.

  6. Sifatnya bisa diukur secara objektif :

    Metode wawancara terpimpin memungkinkan penilaian dapat dilakukan secara obyektif untuk perbandingan antar kandidat.

  7. Meningkatkan kredibilitas perusahaan :

    Perusahaan yang menggunakan wawancara terpimpin – terlihat lebih professional dan terstruktur bagi kandidat yang mencari pekerjaan.

Namun juga terdapat kekurangan dalam wawancara terpimpin, diantaranya adalah:

  1. Tidak cukup fleksibel :

    Wawancara terpimpin kurang memungkinkan pewawancara untuk mengeksplorasi jawaban dari setiap kandidat atau mengajukan pertanyaan tambahan terhadap kandidat yang muncul pada saat wawancara berlangsung. Hal ini membuat wawancara terpimpin kurang sesuai untuk posisi yang lebih kompleks yang memerlukan pendekatan yang lebih individual pada setiap kandidat.

  2. Tidak efektif untuk menilai keterampilan interpersonal :

    Dalam wawancara terpimpin, kandidat mungkin dapat menjawab setiap pertanyaan dengan tepat, tetapi tidak dapat memberikan gambaran tentang bagaimana ia akan bersikap atau berperilaku secara interpersonal. Kandidat mungkin kurang terampil dalam berinteraksi dengan rekan kerja atau mungkin kurang mampu untuk mengatasi konflik dengan rekan kerja tidak akan dievaluasi dengan baik dalam wawancara terpimpin.

  3. Menimbulkan kesan dalam wawancara terhadap pewawancara atau kandidat :

    Wawancara terpimpin dapat menunjukkan kurang asli dalam jawaban apa yang diucapkan kandidat atau pembandingan mereka. Kandidat mungkin merasa kurang nyaman dalam konteks ke wawancara terpimpin, mungkin kurang bisa memberikan kinerja terbaiknya selama wawancara.

  4. Cenderung kurang sesuai untuk menilai kreativitas kandidat :

    Jika perusahaan membuka posisi kerja yang memerlukan kreativitas dalam penyelesaian pekerjaan, maka perlu dilakukan metode lain selain wawancara terpimpin untuk menilai kreativitas kandidat.

  5. Bias pewawancara dalam memberikan penilaian :

    Setiap pewawancara cenderung memberikan penilaian mereka sendiri terhadap kandidat dan ini bisa mempengaruhi hasil wawancara yang diselenggarakan pada setiap kandidat.

  6. Timbulnya kesan yang memberatkan pada kandidat :

    Wawancara terpimpin dapat menimbulkan tekanan kepada kandidat dan memberikan kesan pada kandidat bahwa perusahaan memiliki tingkat standar yang tidak manusiawi.

  7. Proses seleksi tidak sepenuhnya objektif :

    Beberapa kandidat yang mungkin memiliki keterampilan yang lebih tinggi dalam bidang tertentu, namun gagal dalam seleksi wawancara terpimpin, karena kemampuan tersebut tidak mampu terlihat di dalam wawancara terpimpin tersebut. Hal ini membuat proses seleksi menjadi tidak sepenuhnya objektif bagi kandidat.

Tabel: Informasi tentang Wawancara Terp

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan