Apa Itu Antihero?


Antihero: Si Pembangkang dengan Daya Tarik Sendiri

Antihero adalah karakter fiksi yang dianggap tidak ideal dan bertentangan dengan tindakan moral yang benar, meskipun di dalam cerita mereka berperan sebagai pahlawan atau protagonis utama. Mereka memiliki sifat-sifat yang bertentangan dengan tindakan baik yang dimiliki oleh pahlawan pada umumnya. Antihero sering ditemukan pada cerita-cerita fiksi modern seperti pada film, buku, manga, game dan jenis entertainment lainnya.

Karakteristik dari Antihero umumnya adalah tidak mempunyai moral yang jelas, tidak terlihat terlalu baik atau buruk, dan merupakan sosok yang cenderung untuk melawan aturan atau bahkan melakukan tindakan yang tidak terpuji untuk mencapai tujuannya. Pada umumnya, Antihero punya latar belakang yang kurang baik misalnya sebagai penjahat, pengedar narkoba, atau bahkan pembunuh berantai. Namun, mereka memiliki faktor daya tarik tersendiri, seperti kemampuan, kecerdasan, kecakapan, keberanian dan kepandaiannya yang memikat penonton atau pembaca.

Sejumlah contoh karakter fiksi yang masuk ke dalam karakteristik Antihero adalah, seperti Deadpool dari Marvel Comics, Jigsaw dari film Saw, Walter White dari serial Breaking Bad, dan Light Yagami dari anime Death Note. Setiap karakter Antihero pada umumnya memiliki karakteristik yang membuat mereka unik dan dapat memikat perhatian penonton.

Karakter Antihero yang tidak terlalu heroik dan bertentangan dengan aturan atau norma pada umumnya, seringkali menjadi alasan mengapa karakter itu begitu menarik dan justru digemari oleh banyak orang. Namun, hal itu sangat tergantung pada jalan cerita yang diceritakan dan peran yang dimainkan oleh sang Antihero tersebut. Oleh karena itu, karakter Antihero sendiri tergantung pada bagaimana penulis dan kreator sosok itu sendiri memperkenalkan tokoh fiksi tersebut ke dalam kerangka sosial yang ada pada cerita itu sendiri.

Konsep Antihero dalam budaya pop pada akhirnya justru memperlihatkan suatu taraf pemikiran yang lebih kompleks dan menceritakan cerita yang lebih mendalam daripada hanya sebuah kisah pahlawan pada umumnya. Banyak dari karakter Antihero yang memperlihatkan bahwa semuanya tergantung dari pandangan dan persepsi yang kita punya terhadap orang-orang di sekitar kita, serta bagaimana peran mereka dalam kehidupan kita. Bagi sebagian orang, keberadaan Antihero dalam cerita fiksi justru memicu adrenalin dan membuat cerita yang dihadirkan semakin menarik dan terasa realistis saat ditonton atau dibaca.

Karakteristik Antihero


Antihero di Indonesia

Antihero adalah tokoh fiksi yang keberadaannya berada di tengah antara hero dan villain. Mereka tidak memiliki karakter ideal yang dimiliki oleh seorang pahlawan, namun juga tidak benar-benar jahat seperti penjahat. Antihero lebih merupakan tokoh yang kompleks dengan sisi yang baik maupun buruk, karakter yang ambigu, dan beberapa di antaranya bahkan memiliki masa lalu yang kelam. Karakter antihero biasanya berusaha untuk memperjuangkan hal yang mereka percayai, dengan cara yang sama-sama dapat disetujui dan ditolak oleh penonton.

Umumnya, antihero cenderung memiliki karakteristik sebagai berikut.

1. Terkadang Menjadi Penjahat
Walaupun mereka bukanlah tokoh penjahat utama, antihero terkadang melakukan hal-hal yang berbahaya atau bahkan melanggar hukum demi mencapai tujuannya. Meskipun tindakan mereka tidak selalu benar, penonton masih bisa merasa terhubung dengan tokoh tersebut karena mereka melakukan tindakan yang dalam konteks tertentu dapat dimaklumi.

2. Memiliki Sifat yang Ambigu
Antihero memiliki sifat yang tidak dapat dijelaskan dengan mudah. Mereka mungkin memiliki sifat-sifat yang bertentangan, seperti kasar tapi memiliki hati yang lembut. Sifat tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi penonton yang merasa tertarik pada karakter yang kompleks.

Thanos

3. Memiliki Masa Lalu yang Kelam
Karacter antihero seringkali memiliki latar belakang yang kelam atau memiliki masa lalu yang tidak baik. Seperti halnya penonton yang juga pernah melakukan kesalahan dalam hidupnya, hal tersebut membuat penonton merasa terhubung dengan tokoh antihero.

4. Tidak Memiliki Idealisme yang Tinggi
Seorang pahlawan memiliki idealisme yang tinggi dan tidak mau melakukan tindakan yang dianggap jahat. Namun, antihero tidak memiliki idealisme yang sama. Mereka terkadang melakukan tindakan yang tidak disetujui oleh penggemarnya, tetapi mereka melakukan apa yang perlu untuk mencapai tujuannya.

5. Memiliki Niat yang Mulia
Walaupun antihero terkadang melakukan tindakan yang tidak disetujui, mereka memiliki niat yang mulia dan melakukan tindakan tersebut untuk hal yang mereka anggap penting. Karena itu, antihero terkadang tampil tanpa rasa takut untuk bicara terus terang tentang sesuatu, sehingga konflik dengan tokoh antagonis yang dianggap salah terus menegang.

6. Mudah Berubah Arah
Secara tidak mengejutkan, antihero terkadang dapat berubah arah dan memilih jalur yang berbeda dari apa yang mereka awalnya rencanakan. Tindakan semacam ini seringkali membuat penonton terkejut, namun hal tersebut sebenarnya tidak mengherankan mengingat sifat ambigu yang dimiliki oleh antihero mereka.

Sebagai kesimpulan, karakter antihero mendapatkan tempatnya tersendiri di tengah-tengah penonton yang menyukai karakter yang kompleks dan ambigu. Walaupun terkadang dirinya dianggap sebagai sosok jahat, tetapi dalam pada hati, niatnya selalu mulia dan mengarah kepada kebaikan. Oleh karena itulah karakter ini kerap disebut sebagai seseorang yang berjalan di tepi antara kebaikan dan kejahatan. Karakter jenis ini juga kerap dihadirkan dalam karya sastra, film, dan televisi, seperti Thanos dalam film Avengers, Joker dalam film Batman, hingga tokoh Walter White dalam seri Breaking Bad.

Antihero dalam Sastra dan Film


Antihero dalam Sastra dan Film

Antihero adalah karakter protagonis yang tidak lazim, sering kali memiliki sifat-sifat sebaliknya dari karakter heroik tradisional atau jauh dari kepahlawanan berbasis moral. Karakter ini memiliki banyak kompleksitas dan kesalahan, dapat menjadi agresif, temperamental, bahkan tidak bermoral atau jahat. Meskipun begitu, tokoh antihero tetap menarik perhatian para pembaca atau penonton, karena mereka menunjukkan sisi lain dari manusia yang menjadi kontras dengan tokoh heroik pada umumnya. Apakah kalian tidak bertanya-tanya mengapa begitu banyak novel, film, atau serial televisi yang menggunakan tokoh jenis ini sebagai protagonis? Nah, berikut adalah beberapa karya sastra dan film yang memiliki karakter antihero yang terkenal di Indonesia.

Salah satu contoh karya sastra yang mengangkat tokoh antihero adalah novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata. Dalam cerita ini, tokoh utama Ikal yang juga merupakan seorang pelajar di sebuah sekolah dasar di Belitung, memiliki kesulitan dalam pembelajaran dan harus berjuang keras untuk meraih prestasi yang diinginkan. Ia juga memperjuangkan hak-hak teman-temannya dan terlalu sering mengabaikan dirinya sendiri. Meskipun terlihat egois dan sombong terkadang, tetapi Ikal memiliki karakteristik yang kuat dan menjadi inspirasi bagi pembaca secara umum.

Sementara itu, dalam jagat perfilman Indonesia, film “The Raid” besutan Gareth Evans menjadi salah satu penggagas tokoh antihero yang sangat terkenal. Dalam film ini, tokoh utama bernama Rama yang menjadi polisi bersama timnya untuk menangkap sekelompok gangster yang berada di gedung tinggi, namun akhirnya harus berjuang sendirian karena anggota timnya satu per satu terbunuh. Dalam perjuangannya, Rama menjadi karakter yang tak kenal takut, bahkan terlihat sangat sadis dan keras dalam aksinya. Itu semua sebab ia terus menerus diprovokasi oleh satu tim kriminal yang merenggut keluarganya. Karakter ini sangat menonjol dalam kisah film dan sukses mengeksploitasi popularitasnya sebagai jenis antihero.

Satu lagi film Indonesia yang menggunakan konsep antihero adalah film “The Night Comes for Us” juga besutan Gareth Evans. Dalam film ini, menjelang pensiunnya dari pekerjaannya, Ito (diperankan oleh Joe Taslim) menjadi tokoh yang sangat barbar dalam aksinya baik yang dalam pertandingan maupun yang terkait dengan urusannya dengan gembong mafia. Meskipun versinya jauh dari karakter apa yang layak untuk dihargai, Ito mempertaruhkan nyawanya dengan tidak memakai aturan dalam bertindak dan selalu melakukan apa yang harus dilakukannya untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Karakter antihero juga seringkali muncul dalam karya-karya sastra kolonial Indonesia, khususnya dalam roman yang digubah oleh para penulis Belanda. Dalam roman tersebut biasanya menceritakan perlawanan tokoh pribumi terhadap penindasan penjajah. “Max Havelaar” karya Multatuli menjadi salah satu contoh roman yang memunculkan tokoh antihero yang khas. Dalam karya ini, tokoh utama yang dijadikan pencerita adalah seorang pejabat kolonial yang gagal, karena tidak menuruti aturan main yang telah ditetapkan oleh para abangan. Dalam kisah yang dibentuk berdasarkan pengalaman Multatuli sendiri, tokoh Max Havelaar melakukan protes terhadap sistem perpajakan rendah hati dan kejam serta melakukan pengkhianatan terhadap atasan yang berusaha menerapkan semua aturan tersebut.

Secara keseluruhan, tokoh antihero pada akhirnya menjadi sebuah fenomena yang terus berkembang di dunia sastra dan perfilman. Karakter yang terkenal seperti Ikal, Rama, Ito dan Max Havelaar adalah tokoh-tokoh yang memiliki ketajaman hati yang unik dan biasanya berhasil menarik perhatian pembaca atau penonton untuk merenungkan kembali karakter heroik tradisional. Setiap karya yang mengangkat tokoh antihero ini memiliki alur yang menarik dan penuh konflik, sehingga dapat memberikan cerita yang menyentuh dan menghibur dalam satu waktu. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kita dapat mengamati bahwa karakter ini kian populer di kalangan masyarakat saat ini.

Mengapa Kita Suka dengan Antihero?


Spiderman Antihero

Karakter antihero kini menjadi lebih populer di Indonesia, karena banyak orang yang mampu menghubungi sisi gelap dari diri mereka sendiri. Suatu sudut yang mampu memberikan pandangan baru tentang bagaimana manusia dapat salah dan kadang-kadang membuat keputusan terburuk. Sulit untuk tidak merasa tertarik dengan karakter seperti itu, karena mereka ungkapkan kejujuran yang sejati dalam manusia.

Orang suka karakter antihero karena mereka tampil sebagai cermin untuk diri mereka sendiri. Antihero sering memiliki karakter yang kompleks, penuh ketidakpastian, dan sedikit ambigu dalam tindakan mereka. Ini membuat orang berpikir lebih dalam, tentang apa yang benar dan salah dalam konteks dunia yang penuh dengan nuansa.

Selain itu, karakter antihero juga merupakan sumber hiburan dan memberikan perasaan kepuasan dalam artian orang-orang yang sangat jahat atau sangat buruk akhirnya dipenjarakan atau bahkan dibunuh di akhir cerita. Ini memberikan rasa puas bagi penonton, karena menyaksikan karakter yang sangat jahat menerima ganjaran yang pantas.

Peran antihero dalam cerita seringkali menjadi karakter yang menantang saya berpikir tentang makna yang tersembunyi di balik tindakan mereka. Mereka tidak selalu jahat atau baik, dan seringkali setengah-setengah. Mereka biasanya memiliki alasan yang kuat untuk bertindak seperti yang mereka lakukan, meskipun alasannya mungkin sedikit kabur.

Contohnya dalam film Spider-man, karakter yang sering dikagumi. Mereka tidak selalu menjadi pahlawan, kadang-kadang mereka putus asa dan mencari jalan pintas untuk mendapatkan uang atau menyelesaikan masalah mereka sendiri. Mereka sering bergulat dengan konflik moral yang rumit, khususnya ketika memutuskan antara melakukan sesuatu yang benar bagi diri sendiri dan hal yang benar untuk orang lain.

Deadpool Antihero

Ketika kita melihat pada karakter seperti Deadpool, pria dengan karakter katahati-hatiul dan berbicara terus terang. Dia adalah karakter antihero yang menyengat. Tapi ketika film berakhir, dia memutuskan untuk mengejar keadilan dan memberikan hidupnya demi orang-orang yang dia cintai. Karena itulah, membutakan mata kita terhadap akhir yang bahagia terkadang tidak akan memberikan solusi yang ideal, apalagi bila itu melanggar prinsip moral pribadi.

Kemudian, masih ada banyak lagi contoh karakter antihero lainnya yang diterjemahkan dengan baik dari seri komik, buku, film, atau yang lainnya ke dalam Indonesia. Hanya karena mereka dianggap “jahat” tidak berarti bahwa mereka tidak memiliki sisi yang bisa diterima atau dihargai. Hal itu sebabnya, di Indonesia, banyak orang memiliki pengaruh yang besar dari karakter antihero di kehidupan sehari-hari.

Dalam banyak hal, kita bisa belajar banyak hal dari antihero seperti bagaimana kesalahan manusia dapat diampuni dan bahwa pandangan kehidupan yang gelap pun bisa memiliki sisi terang. Kita mulai memahami bahwa tidak selalu segalanya hitam dan putih, dan bahwa mungkin ada beberapa nuansa di antara terang dan gelap yang penting untuk dijaga. Inilah alasan utama mengapa kita suka dengan karakter antihero.

Contoh Terkenal dari Antihero


Joker

Di Indonesia, karya seni yang mengangkat tema antihero dianggap suatu hal yang kontroversial. Meski begitu, ada beberapa karya seni yang mendapatkan perhatian dan pengakuan dari masyarakat Indonesia.

Pengabdi Setan

1. Pengabdi Setan

Film horor yang disutradarai Joko Anwar ini mengambil latar belakang tahun 1980-an pada masa Orde Baru. Cerita dalam film ini berkisah tentang seorang ibu yang meninggal akibat penyakit misterius dan menghilang secara tiba-tiba. Kejadian ini berdampak besar pada keluarga yang ditinggalkannya, terutama pada anak-anaknya. Salah satu anaknya, Rini, dihantui oleh kehadiran ibunya yang meninggal dan kakaknya yang hilang.

Pada akhirnya, diketahui bahwa ibu mereka telah melakukan ritual pengorbanan untuk memperpanjang hidupnya. Film ini menuai sukses di Indonesia dan berhasil meraih penghargaan dalam beberapa festival film internasional.

Bumi Manusia

2. Bumi Manusia

Buku karya Pramoedya Ananta Toer ini dianggap sebagai salah satu karya sastra Indonesia terbaik abad ke-20. Buku ini mengangkat tema sejarah dan kebangkitan nasional, serta menggambarkan sistem kolonialisme dan penindasan terhadap masyarakat pribumi pada masa penjajahan Belanda di Indonesia.

Karakter utamanya, Minke, adalah seorang pemuda pribumi yang berusaha mengejar impian dan kemajuan dalam kehidupannya. Namun, dia harus berhadapan dengan tantangan dari keluarga pribumi maupun keluarga Belanda yang merasa lebih tinggi derajatnya di masyarakat.

Gus Dur

3. Doktrin Turbulen

Karya seni ini adalah film dokumenter yang disutradarai oleh Yudianto Adi. Film ini mengangkat sosok mantan Presiden RI, Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Sultan Gus Dur. Dalam film ini, Gus Dur digambarkan sebagai sebuah tokoh yang kontroversial karena pandangan-pandangannya yang liberal dan toleran pada masa ketika mayoritas masyarakat Indonesia masih sangat konservatif.

Film ini berhasil mendapatkan banyak penghargaan dan meraih popularitas di kalangan masyarakat Indonesia.

Iblis

4. Iblis

Sebuah film horor Indonesia yang unik dengan mengangkat tema antihero yang dipadukan dengan unsur-unsur mistik. Film ini dibuat oleh Joko Anwar yang mengangkat sosok karakter jahat yang dipenuhi niat buruk namun tetap digambarkan sebagai karakter yang kompleks dan memiliki sisi kemanusiaan. Dalam film ini, iblis digambarkan sebagai karakter yang memiliki impian dan tujuan serta mempunyai rasa kesepian dan ketidakmampuan untuk mengendalikan dirinya sendiri.

Film ini banyak diakui oleh para kritikus dan menghasilkan banyak diskusi di kalangan masyarakat Indonesia.

Joker

5. Joker

Meskipun bukan karya asli Indonesia, film ini juga meraih banyak pengakuan dan popularitas di masyarakat Indonesia. Kisah tentang sosok villain dengan karakter yang kompleks dan banyak disorot sebagai wujud dari karakter antihero. Dalam film ini, Joker digambarkan sebagai seorang tokoh yang merasa diabaikan oleh masyarakat dan menderita dari masalah mental dan sosial.

Banyak penonton yang merasa tersentuh dan terkesan dengan karakternya yang begitu kompleks dan kisah perjalanan hidupnya yang tragis.

Jadi, meskipun masih dianggap kontroversial, namun seni yang mengangkat tema antihero masih terus berkembang dan mendapatkan perhatian di Indonesia. Banyak karya seni cemerlang yang berhasil meraih pengakuan dan popularitas di kalangan masyarakat Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan