Apa Itu POV (Point of View)?


Apa Itu Point of View (POV) dalam Writing?

Point of View, atau yang biasa disingkat POV, adalah sudut pandang dalam sebuah karya sastra, film, atau video. POV juga bisa diartikan sebagai sudut pandang yang digunakan oleh penulis atau pengarang untuk memberikan penjelasan atau menyatakan opini terhadap suatu hal.

Di Indonesia, istilah POV mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Namun, penggunaan POV sudah sangat umum digunakan dalam karya sastra dan film-film Indonesia.

Penulis atau pengarang menggunakan POV untuk menggambarkan perspektif karakter atau tokoh dalam cerita. Dalam novel atau cerita pendek, POV umumnya digunakan untuk menyampaikan pikiran atau perasaan dari karakter utama. Dalam film, POV bisa menjadi teknik pengambilan gambar dan editing untuk memperlihatkan pandangan atau persepsi dari karakter yang sedang diceritakan.

Ada beberapa jenis POV yang sering digunakan dalam karya sastra dan film, di antaranya adalah:

  • First Person POV, di mana cerita atau film diceritakan dari sudut pandang karakter utama yang menjadi narator. Contoh novel yang menggunakan POV ini adalah “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata, atau film “Ada Apa dengan Cinta?” karya Riri Riza.
  • Third Person Limited POV, di mana cerita atau film diceritakan dari sudut pandang yang terbatas pada satu karakter saja. Contoh novel yang menggunakan POV ini adalah “Ayat-Ayat Cinta” karya Habiburrahman El Shirazy, atau film “Ada Apa dengan Cinta? 2” karya Riri Riza.
  • Third Person Omniscient POV, di mana cerita atau film diceritakan dari sudut pandang yang meliputi semua karakter atau tokoh dalam cerita. Contoh novel yang menggunakan POV ini adalah “Harry Potter” karya J.K. Rowling, atau film “AADC2” karya Riri Riza.

Selain itu, ada juga teknik POV yang digunakan dalam video atau film pendek, yaitu Point of View Shot. Teknik ini digunakan untuk memperlihatkan sudut pandang karakter yang sedang diambil gambarnya. Contoh penggunaan teknik ini bisa ditemukan pada film “The Blair Witch Project” atau “Cloverfield”.

Dalam karya sastra dan film, penggunaan POV sangat penting untuk membangun karakter, memperjelas jalan cerita, dan menyampaikan pesan tertentu kepada pembaca atau penonton. Oleh karena itu, penulis atau pengarang harus memilih POV yang tepat untuk cerita yang sedang digarap, sehingga pembaca atau penonton lebih mudah memahami dan terlibat dalam cerita yang disampaikan.

Kenapa Penting Memahami POV Dalam Menulis?


writing in perspective

Point of View atau POV adalah sudut pandang yang digunakan dalam sebuah narasi. Dalam menulis, POV menjadi hal yang sangat penting karena menentukan bagaimana pembaca akan merasakan dan memahami cerita yang sedang dibaca. Hal ini penting karena pemilihan POV juga akan memengaruhi bagaimana cerita disampaikan dan dipresentasikan kepada pembaca.

POV adalah sudut pandang atau cara menceritakan suatu cerita dalam tulisan. Cara penggunaan POV akan menentukan cerita yang memiliki bagian inti atau tema yang unik dan berbeda dengan caranya menyampaikan cerita. Karena itulah, pemilihan POV harus tepat agar cerita yang dituliskan mudah dicerna dan dipahami oleh pembaca.

Menulis dengan POV yang tepat dapat memberikan pengalaman yang berbeda bagi pembaca, bahkan dapat membantu membuka pikiran pembaca tentang suatu topik atau subjek tertentu. Oleh karena itu, penting bagi penulis untuk memahami jenis POV yang berbeda dan memilih dengan hati-hati untuk menghadirkan cerita yang paling nyata dan menyentuh hati pembaca.

Menulis dengan POV yang tepat juga akan memperkuat pesan dari cerita yang dituliskan. Sebagai contoh, bila cerita yang dituliskan berupa surat-suratan atau percakapan dalam bentuk dialog, penyebaran pesan yang dimaksudkan akan lebih efektif bila disampaikan dengan POV orator atau POV dari tokoh-tokoh dalam cerita itu sendiri. Dalam hal ini, POV yang berbeda menawarkan kesempatan yang berbeda untuk mengeksplorasi cerita yang berbeda dan menghasilkan efek yang berbeda pula.

Pemilihan POV juga sangat penting untuk menentukan apakah cerita yang dituliskan disajikan dari sudut pandang pengarang, tokoh dalam cerita, atau sudut pandang orang ketiga, yang memainkan peran sebagai pengamat netral terhadap ceritanya. Dengan menentukan POV yang tepat, pemikiran dan perasaan penulis akan lebih mudah ditransfer ke pembaca dan membantu membentuk opini pembaca tentang cerita itu sendiri.

Terakhir, memilih POV yang tepat dalam tulisan juga dapat membantu memberikan struktur yang jelas dalam penyampaiannya. Hal tersebut akan membantu para pembaca dalam memahami jalannya cerita dan bagaimana cerita tersebut diumpamakan.

Dalam kesimpulannya, sangat penting bagi penulis untuk memilih POV yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan cerita yang ingin disampaikan kepada pembaca. Menentukan POV membutuhkan kejelian dan pengamatan, serta perhatian pada rangkaian cerita, pesan, dan aspek-aspek lain yang ingin dipresentasikan dalam tulisan. Demikianlah kenapa penting memahami POV dalam menulis.

Jenis-jenis POV yang Sering Digunakan dalam Karya Sastra


Jenis-jenis POV yang Sering Digunakan dalam Karya Sastra

Point of view atau POV adalah sudut pandang dari mana sebuah cerita atau kisah diceritakan. Penulis menggunakan POV untuk memberikan perasaan dalam sebuah cerita kepada pembaca dan membuat mereka merasa terlibat dalam cerita itu. Dalam karya sastra, terdapat beberapa jenis POV yang digunakan oleh penulis untuk menceritakan cerita mereka. Berikut adalah beberapa jenis POV yang sering digunakan dalam karya sastra:

POV Orang Pertama (First Person)


POV Orang Pertama (First Person)

POV orang pertama atau first person adalah POV yang bercerita dari perspektif karakter utama dalam cerita. Dalam POV ini, karakter utama membawa pembaca melalui kisah mereka. Penulis menggunakan kata ganti “saya” untuk menunjukkan POV ini. Cara ini memungkinkan pembaca untuk mengenal karakter lebih dalam lagi dan terlibat secara emosional.

Contoh:

“Saya terbangun dari tidurku yang mendalam dan mengetahui bahwa aku terlambat. Aku berlari ke kamar mandi dan mandi dengan cepat sambil berharap jika aku bisa tiba di kantor tepat waktu.”

POV Orang Ketiga Terbatas (Third Person Limited)


POV Orang Ketiga Terbatas (Third Person Limited)

POV orang ketiga terbatas atau third person limited menempatkan pembaca dalam pemikiran dari satu karakter dalam cerita. Penulis menggunakan nama karakter dalam cerita dan kata ganti orang ketiga seperti “dia” atau “mereka”. Dalam POV ini,penulis bisa menerapkan sudut pandang yang lebih luas, namun masih dapat menjaga sentimen dan pandangan karakter utama.

Contoh:

“Jane merasa sakit di perutnya, tapi dia mencoba untuk menahan itu. Dia memikirkan karirnya, apakah akan baik jika dia memulai bisnis sendiri atau tetap bekerja di perusahaan tempat ia bekerja sekarang. Dia merasa bingung dan terus terjatuh dalam kebingungan.”

POV Orang Ketiga Omniscient (Third Person Omniscient)


POV Orang Ketiga Omniscient (Third Person Omniscient)

POV orang ketiga omniscient atau third person omniscient memungkinkan penulis untuk memiliki sudut pandang yang paling luas. Penulis dapat melihat masalah dari banyak sudut pandang dengan pandangan yang sama. Penulis menggunakan kata ganti orang ketiga seperti “mereka” atau “dia” dalam POV ini. Jenis POV ini sangat efektif untuk karya besar dengan jumlah karakter yang banyak.

Contoh:

“Mereka semua menunggu di aula, merasa takut dan gugup tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Namun, mereka tahu bahwa mereka harus tetap berdiri dan berjuang. Mereka semua merasa memiliki semangat dan rasa bangga, mengingat kisah-kisah hebat tentang para pahlawan dunia mereka.”

POV adalah cara penulis memberikan perasaan pada pembaca mereka dari sudut pandang tertentu. Dalam memilih POV yang tepat dalam karya sastra, penulis bisa memperoleh pengalaman yang lebih baik untuk pembaca dan lebih banyak menjadi bagian dari kisah yang mereka sampaikan.

Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan POV Tertentu


Kelebihan dan Kekurangan Menggunakan POV Tertentu

Penyampaian cerita tak selalu dilakukan dengan sudut pandang orang ketiga. Ada lebih dari satu jenis Point of View (POV) yang dapat digunakan dalam penulisan fiksi atau nonfiksi. Menggunakan POV tertentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini ulasan tentang kelebihan dan kekurangan dari POV tertentu baik itu POV orang pertama, kedua, dan ketiga.

POV Orang Pertama

POV Orang Pertama

POV orang pertama adalah POV yang paling sering digunakan para penulis. Kelebihan dari POV ini adalah penulis dapat mengemas cerita dengan lebih personal. Karakter yang digambarkan bisa dirasakan oleh pembaca seolah-olah itu adalah dirinya sendiri. POV orang pertama merupakan teknik penulisan yang baik digunakan untuk membangun karakter seiring berjalannya cerita. Namun, kelemahan dari POV ini adalah pembaca hanya bisa melihat sudut pandang dari satu karakter saja. Sangat sulit untuk mengungkapkan perasaan dari karakter yang lain kecuali dengan dialog atau interaksi yang terjadi di antara mereka.

POV Orang Kedua

POV Orang Kedua

POV orang kedua sangat jarang digunakan dalam penulisan karena POV ini menyiratkan bahwa penulis memaksa pembacanya untuk merasakan dan bertindak seperti tokohnya. Kelebihan dari POV ini adalah membuat pembaca merasa terlibat secara langsung dalam cerita. Sensasi ini sulit dihasilkan dengan menggunakan POV lain. Meskipun demikian, kekurangan dari POV orang kedua adalah disorientasikan pembaca karena mereka dipaksa untuk merasakan dan bertindak seperti tokohnya. POV ini sangat sulit untuk diterapkan dan sering kali digunakan hanya untuk efek dramatis saja.

POV Orang Ketiga

POV Orang Ketiga

POV orang ketiga banyak dipakai dalam penulisan fiksi dan menjadi sangat umum. Kelebihan dari POV ini adalah membuka pandangan yang lebih luas. Penulis bisa melihat seluruh karakter dan mengeksplorasi dunia dengan lebih luas. POV orang ketiga sebagai teknik penulisan yang paling umum dan dapat diterapkan dalam segala bentuk cerita. Dengan POV ini, penulis dapat mengatur fokus pada karakter tertentu dan menunjukkan emosi dan pikiran dari karakter lain. Kelemahan dari POV orang ketiga adalah pembaca akan sulit untuk merasa terlibat secara personal dengan karakter yang digambarkan.

Itulah kelebihan dan kekurangan dari POV tertentu. Seorang penulis harus memilih dengan hati-hati POV mana yang cocok digunakan, terutama bila karakter atau cerita butuh pemosisian khusus. Setiap POV akan mempengaruhi bagaimana pembaca merekam cerita dan siapa yang ia kaitkan sebagai protagonis dalam cerita. Tentukan tujuan penulisan terlebih dahulu sebelum memilih POV yang akan digunakan. Happy writing!

Bagaimana Membuat Transisi POV yang Lancar dalam Karya Sastra Anda


POV Indonesia

Point of View (POV) atau sudut pandang adalah faktor penting dalam karya sastra. Tidak hanya memiliki peran penting dalam membangun karakter dan plot, POV juga mempengaruhi cara pembaca menangkap cerita. Namun, menciptakan transisi POV yang lancar seringkali menjadi tantangan bagi para penulis. Berikut beberapa tips untuk membuat transisi POV yang lancar dalam karya sastra Anda:

1. Tentukan POV yang Digunakan

POV Digunakan

Sebelum memulai menulis, tentukan jenis POV yang akan digunakan. Apakah POV orang pertama, orang kedua, atau orang ketiga. Pilihlah POV yang sesuai dengan gaya penulisan dan karakter yang ingin dibangun.

2. Jangan Gunakan Dua POV dalam Satu Adegan

Dua POV dalam Satu Adegan

Menggunakan dua POV dalam satu adegan dapat membingungkan pembaca dan membuat transisi POV terasa tidak lancar. Hindari menggunakan POV yang berbeda dalam satu adegan kecuali itu benar-benar diperlukan.

3. Gunakan Transisi yang Jelas

Transisi POV Karya Sastra

Gunakan kalimat transisi yang jelas untuk menandai perubahan POV. Contohnya, “Dia berpikir tentang…” atau “Dia melihat bahwa…”. Dengan menggunakan kalimat transisi yang jelas, pembaca akan mengetahui bahwa terjadi perubahan POV dan tidak akan bingung.

4. Perhatikan Aliran Cerita

Aliran Cerita

Perhatikan aliran cerita ketika melakukan transisi POV. Jangan lompat dari satu POV ke POV yang lain tanpa ada pembenaran atau kebutuhan yang jelas. Pastikan transisi POV terasa alami dan tidak memaksakan.

5. Jangan Terlalu Banyak Mengubah POV

Mengubah POV

Jangan terlalu banyak mengubah POV dalam satu cerita. Terlalu banyak perubahan POV dapat membuat cerita terasa tidak stabil dan membuat pembaca kehilangan fokus. Pastikan perubahan POV dibutuhkan untuk mengembangkan cerita dan karakter, dan jangan hanya digunakan untuk memperindah gaya penulisan.

Dengan memperhatikan hal-hal di atas, penulis dapat menciptakan transisi POV yang lancar dalam karya sastra mereka. Sehingga, pembaca tidak hanya akan menikmati cerita namun juga merasakan pengalaman membaca yang menyenangkan. Selamat mencoba!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan