Apa sih Remake itu?


Remake Culture in Indonesia: Reviving Old Stories with New Twists

Remake adalah istilah dalam film dan televisi untuk produksi yang mengadaptasi kembali materi yang pernah ada sebelumnya seperti film, drama televisi atau serial televisi dengan cara menyesuaikan kembali agar dapat menarik minat penonton pada saat ini. Ada beberapa alasan di balik fenomena ini. Salah satunya adalah untuk memberikan kesempatan kepada anak-anak muda untuk mengetahui cerita-cerita klasik yang mereka tidak bisa lihat tanpa remake.

Indonesia yang kini menjadi produsen film di Asia Tenggara, menyuguhkan sejumlah daftar film remake yang sukses menarik perhatian pemirsa, baik untuk tontonan dalam negeri maupun luar negeri. Berbagai genre pun ikut diangkat, mulai dari horor, action, drama, hingga komedi.

Contohnya, pada tahun 2018, film Cinta 1/2 Mati yang terinspirasi dari film Cinta Brontosaurus tahun 2012, menjadi salah satu film remaja paling populer di Indonesia. Cerita remaja ini berhasil memberikan pengalaman baru yang menghibur bagi penonton di era modern dengan pengambilan gambar, musik, dan tampilan visual yang disesuaikan dengan zaman.

Remake di Indonesia tidak hanya merujuk pada film, namun juga adaptasi televisi. Drama televisi di Indonesia yang berjudul Meteor Garden yang ditayangkan beberapa tahun lalu juga merupakan salah satu remake drama Taiwan yang sangat sukses di Indonesia. Drama ini memperkenalkan para aktor dan aktris baru yang menarik dan cerita cinta segar yang cocok untuk penonton muda.

Hal ini menunjukkan bahwa remake tidak sebatas menyalin atau mengadaptasi cerita aslinya. Tetapi, juga memberikan nuansa baru dan unik untuk cerita yang sudah dikenal masyarakat untuk menciptakan sesuatu yang fresh dan menarik.

Namun, tidak setiap remake berhasil sukses. Terkadang penggemar drama, film atau serial yang asli merasa versi remake tidak sesuai dengan ekspetasi mereka. Jadi, keberhasilan sebuah remake tergantung pada bagaimana pengembangan materinya dilakukan oleh produser, sutradara, dan penulis cerita.

Secara keseluruhan, fenomena remake di Indonesia memberikan daya tarik tersendiri bagi industri layar lebar dan Televisi. Dalam beberapa kasus, remakes memperkenalkan kembali cerita-cerita klasik bagi generasi muda, sementara dalam kasus lainnya, remake memberikan kesempatan bagi para pembuat film dan televisi untuk menciptakan cerita-cerita baru dengan nuansa unik yang sudah dikenal masyarakat luas. Salah satu yang terpenting, remake merupakan tontonan yang menghibur dan mampu memuaskan hasrat penonton dalam mencari hiburan yang segar.

Manfaat dan Kegunaan Remake dalam Industri Film


remake indonesia

Remake atau pengadaptasian ulang film lama menjadi film baru sudah menjadi trend di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Sebagai hasilnya, kemunculan remake film di Indonesia terus tumbuh dan berkembang. Banyak film yang sukses dan mendapatkan popularitas di pasaran, seperti Ayat-Ayat Cinta 2, Pengabdi Setan, atau Si Doel the movie. Selain itu, ada juga beberapa remake yang mendapatkan kritikan dan tidak sukses di pasaran.

Pertanyaannya, apa manfaat dan kegunaan remake dalam industri film di Indonesia? Jawaban yang simpel adalah remake bisa menjadi cara cepat untuk menarik perhatian penonton untuk menonton film. Namun, sebenarnya ada beberapa manfaat yang lebih dalam dan kegunaan yang jauh lebih besar lagi.

Memperkenalkan Kembali Tokoh Klasik ke Generasi yang Lebih Muda

Selama beberapa dekade, generasi yang lebih tua dibesarkan dengan film-film legendaris seperti Warkop DKI, Si Doel Anak Sekolahan, atau Catatan Si Boy. dengan adanya remake, film legendaris tersebut kembali hadir dalam bentuk yang lebih segar dan memukau bagi para penonton yang lebih muda. Hal ini memperkenalkan tokoh klasik kepada generasi yang lebih muda, sehingga memperpanjang masa hidup dari tokoh tersebut dan nilai-nilai yang dia bawa.

Penyegaran Cerita dan Peningkatan Kualitas Film

pengabdi setan

Selain memperkenalkan kembali tokoh klasik, ada juga manfaat dalam peremajaan dan penyegaran cerita dari film lama. Remake memungkinkan para sutradara untuk melakukan perubahan cerita, menambahkan atau menghilangkan beberapa sub-plot, atau memberikan twist baru dalam kisah tersebut. Selain itu, karena teknologi film yang semakin maju, remake juga dapat meningkatkan kualitas dari segi suara, visual, atau sinematografi.

Meningkatkan Nilai Komersil dan Pemasaran Film

Manfaat lain dari remake adalah meningkatkan nilai komersil dan pemasaran film. Film-film yang sama dengan cerita yang sedikit berbeda cenderung memiliki peminat yang lebih besar. Karena cerita atau karakter sudah dikenal, penonton sudah memiliki harapan tentang bagaimana cerita tersebut berlangsung. Hal ini menjadi keuntungan bagi para produser dan studio film dalam menentukan target pasar dan strategi pemasaran.

Menambah Wawasan dan Alternatif untuk Penggemar Film

Remake juga memberikan alternatif bagi penggemar film untuk menyaksikan versi baru dan segar dari cerita atau karakter yang dianggap legend. Penggemar film dapat membandingkan antara versi baru dan lama, melihat bagaimana cerita berubah atau bagaimana karakter berkembang. Selain itu, karya-karya bagi para sineas muda yang belum berani membuat cerita atau karakter baru, dapat belajar dan terinspirasi melalui remake.

Jadi, itulah beberapa manfaat dan kegunaan remake dalam industri film di Indonesia. Meskipun sering dikritik, kita tidak boleh menolak bahwa remake memiliki peran yang penting dalam meningkatkan industri film kita.

Remake vs Adaptasi: Perbedaan yang Perlu Kamu Tahu


Remake vs Adaptasi

Trend remake dan adaptasi di ranah hiburan tidak hanya terjadi di Hollywood, Indonesia juga turut meramaikannya. Namun, meski terlihat mirip, remake dan adaptasi memiliki perbedaan yang mendasar. Lebih jelasnya, mari kita simak pembahasan berikut ini.

Remake – Apa, Siapa, dan Kenapa?


Remake Indonesia

Remake adalah istilah yang digunakan untuk merujuk ke produksi ulang atau pembuatan ulang sebuah film atau program televisi dengan story plot dan karakter yang sama. Dalam proses pembuatannya, remake biasanya menghadirkan penampilan visual atau pengembangan karakter yang berbeda. Meski mengadaptasi film atau program televisi luar negeri, konten dari remake harus disesuaikan dengan kondisi Indonesia dan budaya Indonesia agar mudah dipahami bagi penonton lokal.

Remake sendiri di Indonesia kerap digarap oleh rumah produksi besar sebagai salah satu trik pemasaran untuk memenangkan persaingan pasar. Selain memanfaatkan cerita yang sudah familiar di kalangan penonton, remake juga memanfaatkan teknologi audio-visual yang lebih modern untuk memanjakan penonton.

Adaptasi – Apa, Siapa, dan Kenapa?


Adaptasi Indonesia

Sama seperti remake, adaptasi juga diadaptasi dari karya asing. Namun, pada proses adaptasi, perusahaan produksi atau penulis naskah tidak membuat film baru, melainkan hanya mengadaptasi cerita di buku, komik, atau acara televisi menjadi film. Adapun proses yang digunakan dalam adaptasi adalah mengubah plot asli menjadi lebih pendek atau membuat karakter lebih menonjol agar dapat menghibur penonton tanpa menghilangkan makna utama dari cerita asli.

Adaptasi di Indonesia sendiri cukup populer, mengingat Indonesia memiliki banyak karya sastra dan buku-buku sejarah yang sangat menarik untuk diadaptasi menjadi sebuah film. Selain itu, adaptasi juga merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperkenalkan warisan kebudayaan Indonesia kepada masyarakat luas melalui media film.

Perbedaan antara Remake dan Adaptasi


Perbedaan Remake dan Adaptasi

Meski keduanya memiliki hal yang sama, yakni berasal dari cerita asing, keduanya memiliki beberapa perbedaan mendasar. Berikut beberapa perbedaan antara remake dan adaptasi:

  1. Remake secara keseluruhan merupakan pembuatan ulang dari sebuah film, sedangkan adaptasi adalah mengadaptasi bagian dari cerita asli ke dalam sebuah film.
  2. Remake memiliki tingkat kesamaan cerita dengan versi aslinya lebih tinggi daripada adaptasi.
  3. Remake lebih menonjolkan penampilan visual dan efek khusus yang menarik untuk penonton, sedangkan adaptasi lebih menitikberatkan pada Keaslian cerita dan alur cerita yang berbeda.
  4. Remake cenderung berkontribusi lebih besar dalam memenuhi target pasar, sementara adaptasi lebih menekankan pada kepuasan penggemar setia.

Itulah beberapa perbedaan antara remake dan adaptasi yang perlu kamu ketahui. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, tergantung dari perspektif dan target pasar yang dituju. Meski demikian, keduanya sama-sama menjadi opsi bagi para rumah produksi dan penulis naskah untuk menghasilkan karya yang baik dan dapat diterima di dalam negeri.

Beberapa Remake Film Terkenal yang Sukses di Pasaran


Remake Film Terkenal yang Sukses di Pasaran

Semakin banyaknya remake film di Indonesia mungkin menunjukkan bahwa orang masih memuja atau ingin mengingat kembali cerita film lama. Ada banyak film yang diremake di Indonesia, namun di bawah ini adalah beberapa film remake yang paling sukses di pasaran:

1. Dilan 1990 (2018)

Dilan 1990

Dilan 1990 adalah film remake yang sukses di pasaran dan mungkin paling populer dalam beberapa tahun terakhir. Ceritanya tentang kisah cinta remaja di era 1990-an menjadikannya sangat istimewa dan rindang dalam hati orang-orang.

2. Susah Sinyal (2018)

Susah Sinyal

Susah Sinyal adalah remake film Korea yang terkenal berjudul Miss Granny. Film tersebut menceritakan tentang seorang nenek yang terlahir kembali ke usia remaja dan berjuang dalam dunia modern. Film ini berhasil mencapai lebih dari 2 juta penonton di seluruh Indonesia.

3. The Raid (2011)

The Raid

The Raid adalah film aksi yang diadaptasi ke dalam format Indonesia. Sudah banyak film action yang telah dirilis di Indonesia, namun The Raid membawa genre baru dan dianggap sebagai film aksi terbaik yang pernah dibuat di Indonesia dalam 30 tahun terakhir. Film ini bahkan memiliki basis penggemar internasional.

4. Pengabdi Setan (2017)

Pengabdi Setan

Pengabdi Setan adalah film horror Indonesia kuno yang diadaptasi ke dalam film modern. Film ini berhasil membuat penonton ngeri tapi tetap merasa terhibur. Para karakter dalam film ini membuat penonton terus terhipnotis dan tidak mampu berhenti untuk melihatnya. Film ini bahkan sukses menjadikan jargon terkenal, yaitu jangan membaca kutipan Arab.

Melihat ke suksesan film remake di atas, tidak terlalu mengejutkan bahwa film remake mempunyai daya tarik sendiri di mata penonton. Nuansa yang berbeda, cerita yang baru namun juga familiar, serta keuntungan lainnya yang memungkinkan lebih mudah memasukkan film ke dalam pasar.

Apakah Remake Film Membunuh Kreativitas Industri Film?


Remake Film Indonesia

Remake adalah suatu konsep mengambil kembali kisah dari film yang pernah ada sebelumnya dan akan dimodifikasi sesuai dengan waktu era sekarang.

Tahun – tahun belakangan, trend remake film semakin meningkat di Indonesia. Baik remake film internasional yang diadaptasi dan diperankan oleh pemeran Indonesia maupun remake film dalam benua Asia seperti Korea, Jepang, dan Thailand.

Pro:

1. Remake film bisa memberikan warna baru pada kisah lama yang dirasakan oleh penonton sudah terlalu usang.

2. Remake film membuat ekonomi dalam industri film menjadi lebih menguntungkan karena genre film tersebut sudah terbukti bisa sukses di pasaran.

3. Sering kali, remake film menjadi sukses bagi pemeran baru yang akan mulai menelurkan nama di dunia perfilman tanah air.

Contra:

1. Remake film justru dianggap kurang inovatif karena hanya menggandeng kisah lama saja.

2. Remake film dinilai kurang memberikan kesempatan pada ide kreatif baru yang bisa diungkapkan dalam bentuk film.

3. Remake film bisa saja gagal total dan merusak kesan baik dari film aslinya.

Dalam satu sisi, remake film pasti mempunyai pro dan kontra masing-masing. Hal ini tergantung cara pandang masing-masing orang. Hingga kini, musim remake film di Indonesia masih berlangsung. Pesona film lama yang mendapat kemasan baru sepertinya masih memikat penonton.

Untuk menghindari menjadi “gumpalan” dari trend remake film di Indonesia, mungkin perlu bagi sineas tanah air untuk berpikir dan mencari ide original sesuai dengan keadaan, keindahan, dan kreativitas budaya di Indonesia, yang berguna untuk mengangkat citra perfilman Indonesia. Pada akhirnya, keputusan ada di tangan penonton sendiri untuk menyukai dan memberi dukungan pada film-film remake tersebut atau tetap memegang teguh aslinya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan