Apa Itu “Desu” dalam Bahasa Jepang?


5 Destinasi Wisata di Indonesia yang Wajib Dikunjungi

Ketika kita mendengar kata “desu” dalam bahasa Jepang, mungkin banyak dari kita yang merasa bingung dan tidak tahu persis arti sebenarnya. Sebenarnya, “desu” adalah kata yang sering digunakan dalam bahasa Jepang yang digunakan sebagai kata kerja untuk menyatakan keadaan atau status seseorang, tempat, atau benda. Kata “desu” ini sangat sering digunakan dalam percakapan sehari-hari di Jepang.

Dalam bahasa Jepang, kata “desu” dapat dipandang sebagai kata yang sangat penting dalam membentuk kalimat sederhana atau bahkan kalimat yang lebih kompleks. Selain itu, kata “desu” juga dapat digunakan dalam bermacam-macam situasi, baik dalam situasi yang formal maupun tidak formal.

Secara garis besar, “desu” dapat dipandang sebagai kata kerja to be atau to exist dalam bahasa Inggris. Namun, terkadang penggunaan kata “desu” tidaklah selalu terkait dengan to be atau to exist.

Dalam bahasa Jepang, penggunaan “desu” dapat membawa arti yang berbeda-beda tergantung pada situasi dan konteks percakapan yang terjadi. Ada banyak ragam makna yang berbeda-beda tergantung dari frasa yang dihadirkan setelah kata “desu” itu sendiri.

Contohnya, “desu” dapat digunakan untuk menegaskan sesuatu, seperti “watashi wa Nihonjin desu” yang artinya “Saya adalah orang Jepang”. Kata “desu” digunakan di akhir kalimat untuk memberikan penekanan pada kata sebelumnya. Dalam contoh tersebut, “desu” digunakan untuk menekankan pernyataan bahwa si pembicara seorang orang Jepang.

“Desu” juga dapat digunakan untuk menyatakan suatu fakta seperti “kore wa enpitsu desu” yang artinya “Ini adalah pensil”. Pada contoh tersebut, kata “desu” digunakan untuk menyatakan fakta bahwa benda tersebut adalah pensil.

Di sisi lain, “desu” juga dapat digunakan dalam konteks yang lebih santai dan informal seperti ketika kita berbicara dengan teman dekat atau keluarga. Misalnya, ketika seorang teman menanyakan kabar kita, kita dapat menjawab dengan “Genki desu” yang berarti “Saya baik-baik saja”. Pada contoh tersebut, kata “desu” digunakan untuk menjawab pertanyaan teman kita dengan cara yang santai.

Penggunaan kata “desu” juga dapat disesuaikan dengan situasi dan konteks percakapan yang terjadi. Misalnya, ketika berinteraksi dengan orang yang lebih tua atau posisi yang lebih tinggi, penggunaan kata “desu” dapat menjadi lebih bentuk yang lebih formal. Di sisi lain, ketika berbicara dengan teman sebaya atau di lingkungan keluarga, penggunaan kata “desu” dapat lebih santai dan informal.

Demikianlah pengulasan singkat tentang apa itu “desu” dalam bahasa Jepang. Meski bisa terlihat sederhana, penggunaan kata “desu” dapat membawa menunjukkan banyak makna tergantung pada situasi dan konteks percakapan yang terjadi. Dalam pembelajaran bahasa Jepang, mempelajari penggunaan kata kerja “desu” bisa menjadi sangat penting sebab kata ini sangat umum digunakan dalam bahasa tersebut.

Fungsi “Desu” di Dalam Kalimat


arti desu di indonesia

Bagi kebanyakan orang Indonesia, kata “desu” tidak asing lagi. Kata ini berasal dari bahasa Jepang dan seringkali digunakan dalam bahasa Indonesia, terutama dalam kalimat-kalimat yang berkaitan dengan budaya Jepang dan anime. Namun, fungsi “desu” di dalam kalimat sebenarnya lebih luas dari hanya sebagai tanda keakraban atau penggunaan dalam kegiatan pop culture.

Secara harfiah, “desu” berarti “adalah” dalam bahasa Jepang. Dalam bahasa Indonesia, “desu” berfungsi sebagai kata kerja to be dalam bahasa Inggris atau sebagai kata kopula. Dalam bahasa Indonesia, “desu” tidak memiliki bentuk yang berubah, sehingga selalu digunakan dalam bentuk yang sama untuk semua subjek dan bentuk waktu.

Salah satu fungsi “desu” di dalam kalimat adalah untuk menyatakan identitas atau kepemilikan. Ketika dikombinasikan dengan kata benda, “desu” dapat mengungkapkan bahwa suatu objek atau hal milik seseorang atau sesuatu. Contohnya, “Ini adalah bukunya Aku” akan diterjemahkan menjadi “Kore wa Aku no hon desu” dalam bahasa Jepang. Dalam contoh ini, “no” menunjukkan kepemilikan dan “desu” menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah milik si Aku.

Fungsi lain dari kata “desu” dalam kalimat adalah untuk menegaskan sesuatu yang sudah jelas. Misalnya, jika seseorang bertanya “Anata wa Nihonjin desu ka?” (Apakah kamu orang Jepang?), maka jawaban yang tepat adalah “Hai, watashi wa Nihonjin desu” (Ya, saya orang Jepang). Dalam jawaban ini, “desu” berfungsi sebagai penegasan bahwa si penjawab memang benar-benar orang Jepang.

Kata “desu” juga bisa digunakan sebagai bentuk sopan ketika berbicara dengan seseorang yang lebih tua atau lebih berpengalaman. Di dalam budaya Jepang, bentuk sopan ini dianggap sebagai tanda penghormatan. Meskipun mungkin agak sulit bagi para pembicara asing untuk membedakan kapan harus menggunakan bentuk sopan ini di dalam bahasa Jepang, namun umumnya bentuk sopan digunakan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua dari si pembicara atau ketika berbicara dengan seseorang yang memberikan penghormatan tertentu.

Terakhir, “desu” juga dapat digunakan untuk membuat kalimat negatif. Dalam konteks ini, “desu” diganti dengan “dewa arimasen” untuk menyatakan sesuatu yang tidak benar. Misalnya, “Kore wa keeki dewa arimasen” berarti “Ini tidak kue”.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, fungsi “desu” di dalam bahasa Indonesia sangat luas dan tidak terbatas pada budaya pop Jepang. Meskipun kata ini sering digunakan dalam situasi yang terkait dengan budaya Jepang, sebenarnya “desu” dapat digunakan dalam sebagian besar situasi di mana diperlukan kata kerja to be atau kata kopula. Dalam hal ini, penting bagi para pembelajar bahasa Jepang untuk memahami perbedaan penggunaan “desu” dalam kalimat dan konteks yang sesuai.

Bentuk dan Kegunaan “Desu” dalam Situasi Sehari-hari


arti desu indonesia

“Desu” adalah kata yang sering kita dengar di dalam bahasa Jepang. Namun, tahukah kamu bahwa “desu” juga digunakan di dalam bahasa Indonesia? Dalam bahasa Indonesia, “desu” biasanya digunakan di akhir kalimat untuk memberikan penekanan pada suatu pernyataan. Penggunaan “desu” sering kali memberikan kesan sopan dan ramah dalam percakapan sehari-hari. Di bawah ini adalah beberapa bentuk dan kegunaan “desu” dalam situasi sehari-hari di Indonesia.

arti desu indonesia gambar

1. Memberikan Ucapan Terima Kasih

Salah satu cara penggunaan “desu” dalam situasi sehari-hari di Indonesia adalah ketika memberikan ucapan terima kasih. Kata “desu” biasanya ditambahkan di akhir kalimat sebagai ekspresi rasa terima kasih yang sopan. Misalnya, “Terima kasih banyak, desu.” atau “Terima kasih atas bantuanmu, desu.”

2. Menegaskan Pernyataan

Selain untuk memberikan ucapan terima kasih, “desu” juga sering digunakan untuk menegaskan suatu pernyataan. Dalam percakapan sehari-hari, “desu” sering kita dengar pada awal kalimat sebagai kata pengantar yang menegaskan suatu pernyataan. Misalnya, “Desu, itu tidak mungkin terjadi lagi.” atau “Desu, saya benar-benar senang bisa bertemu denganmu.”

3. Menunjukkan Ketinggian Sosial

Selain dua penggunaan sebelumnya, “desu” juga dapat menunjukkan ketinggian sosial seseorang dalam suatu percakapan. Ketika berbicara dengan seseorang yang lebih senior atau berada di posisi yang lebih tinggi, “desu” dianggap sebagai tanda penghormatan dan rasa sopan. Misalnya, seorang karyawan yang berbicara dengan atasan dapat menggunakan “desu” di akhir kalimat untuk menunjukkan penghormatan dan rasa sopan dalam percakapan tersebut.

Di sisi lain, seseorang yang berbicara dengan teman atau orang sebaya biasanya tidak menggunakan “desu” dalam percakapan sehari-hari. Penggunaan “desu” pada situasi yang tidak tepat dapat dianggap sebagai kesalahan dalam penggunaan bahasa Indonesia.

4. Bahasa Santai

Secara umum, “desu” jarang digunakan dalam bahasa santai atau percakapan informal antara teman-teman. Namun, di beberapa kelompok masyarakat, “desu” kadang digunakan pada situs jejaring sosial atau dalam percakapan santai dengan teman yang juga memiliki minat yang sama.

Dalam kesimpulannya, “desu” adalah kata yang memberikan kesan sopan dan ramah dalam percakapan sehari-hari di Indonesia. Namun, penggunaan “desu” harus tepat sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi. Ketika berbicara dengan orang yang lebih senior atau di posisi yang lebih tinggi, penggunaan “desu” merupakan bentuk penghormatan dan rasa sopan. Namun, dalam percakapan santai atau informal, “desu” tidak terlalu sering digunakan.

Perbedaan “Desu” dengan Kata Kerja “Aru” dan “Iru”


Perbedaan Desu dengan Kata Kerja Aru dan Iru

Bahasa Jepang, seperti yang kita ketahui, memiliki banyak kata kerja yang memiliki berbagai macam aturan dalam penggunaannya. Ada sejumlah kata kerja yang sering digunakan dalam bahasa Jepang adalah kata kerja “aru” dan “iru”. Dalam penulisan huruf kanji, keduanya memiliki penulisan yang berbeda. Namun, pada penulisan huruf hiragana, keduanya terlihat sama: ある dan いる. Begitu juga dengan desu, yang memiliki penulisan hiragana です.

Sedikit kurang diketahui, namun ada perbedaan penting antara kata kerja “aru” dan “iru” dengan desu. Kedua jenis kata kerja bertujuan untuk menunjukkan keberadaan sesuatu, sementara desu bersifat menunjukkan sesuatu secara umum. Mari kita lihat dengan lebih rinci perbedaannya.

Desu

Kata benda yang diikuti oleh “desu” mulai dari objek, orang, tempat, dan lain-lain. Desu memiliki fungsi sebagai kata kerja dalam kalimat, dan berfungsi untuk menunjukkan keberadaan objek secara umum. Kata kerja ini sering digunakan dalam percakapan sehari-hari dalam rangka memperkenalkan sesuatu. Pada kondisi biasa, kata kerja ini memang akan disingkat menjadi “da”, tapi ini sangat tidak resmi dan tidak disarankan untuk digunakan. Mari kita lihat beberapa contoh penggunaannya:

  • Ani wa gakusei desu (Kakak saya mahasiswa)
  • Kore wa watashi no hon desu (Ini adalah buku saya)
  • Kaimono wa tabun kinō shita desu (Belanja mungkin dilakukan kemarin)

Aru/Iru

Kedua kata kerja ini memiliki tujuan yang sama yaitu menunjukkan keberadaan sesuatu. Namun, digunakan untuk kasus yang berbeda. Aru digunakan sebagai kata kerja untuk menunjukkan keberadaan sesuatu yang tidak memiliki bentuk fisik, seperti ide, kesempatan, atau masalah. Sementara itu, iru dipakai untuk menjelaskan keberadaan yang mana bentuk fisiknya dapat dilihat,bertuan dalam adanya manusia atau makhluk hidup. Contohnya:

  • Iie ni imasu (Di dalam rumah, namun tidak ada fisiknya)
  • Konpyuta ga aru (Ada komputer)
  • Sensei ga imasu (Guru di kelas)

Kesimpulannya, meskipun penggunaannya sering bercampur, ada perbedaan penting dalam penggunaan kata kerja “aru”, “iru”, dan “desu”. Pada dasarnya, desu menunjukkan keberadaan secara umum sementara aru / iru digunakan untuk objek dan keberadaan spesifik. Setelah memahami tiga kata ini, kita tak akan lagi kesulitan dalam membangun kalimat sederhana dalam bahasa Jepang.

Tips Menggunakan “Desu” dengan Benar


arti desu indonesia

Desu merupakan kata yang sering digunakan dalam bahasa Jepang dan biasanya diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai berarti “adalah”. Kata ini bukan hanya digunakan dalam pengucapan kalimat, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari saat berbicara dengan orang Jepang. Jika Anda ingin belajar kata desu dalam bahasa Jepang, berikut adalah beberapa tips untuk menggunakan “desu” dengan benar.

Memahami Aturan Dasar Penggunaan “Desu”


aturan penggunaan desu

Aturan dasar penggunaan desu adalah menempatkannya setelah kata benda atau kata sifat. Misalnya, jika Anda ingin mengatakan “saya lapar”, kalimat Jepangnya adalah “Watashi wa onaka ga suita desu”. Kata “desu” ditempatkan pada akhir kalimat untuk menunjukkan bahwa ini adalah keadaan yang sedang berlangsung saat ini. Memahami konsep tersebut akan membantu Anda menggunakan kata “desu” dengan tepat dalam kalimat sehingga mudah dipahami.

Perhatikan Penggunaan “Desu” pada Tingkatan Formal dan Informal


desu tingkatan formal

Penggunaan desu bersifat formal dan informal dalam bahasa Jepang, tergantung pada situasi dan konteksnya. Pada tingkatan formal, kata desu digunakan untuk menunjukkan rasa hormat, seperti di dalam pembicaraan dengan orang yang lebih tua, atau orang yang dihormati. Pada tingkatan informal, penggunaan desu cenderung dihilangkan dan kata-kata lain seperti “da” atau “ya” digunakan sebagai gantinya. Sebelum menggunakan kata “desu” pada pembicaraan, perhatikan dulu situasi dan konteksnya agar tidak keliru dalam penggunaan bahasa.

Perhatikan Penggunaan “Desu” pada Kata Kerja


desu kata kerja

Desu biasanya digunakan pada kata benda atau kata sifat, namun dalam beberapa kasus, desu dapat digunakan pada kata kerja yang diikuti oleh akhiran “masu”, sebagai tanda penghormatan terhadap lawan bicara. Misalnya, jika Anda ingin mengatakan “Saya ingin pergi ke toko itu” dalam bahasa Jepang, kalimat yang benar adalah “Watashi wa ano mise ni ikimasu”. Kata “desu” harus dihilangkan karena pada kata kerja yang diikuti akhiran “masu” sudah dianggap cukup sopan untuk penggunaan bahasa sehari-hari.

Pahami Bentuk dan Fungsi dari Pola Kalimat yang Menggunakan Desu


pola kalimat desu

Desu juga digunakan pada pola kalimat tertentu dalam bahasa Jepang. Pola kalimat tersebut digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang patut diketahui oleh lawan bicara. Bentuk pola kalimat desu adalah subjek-kata benda / kata sifat-desu, seperti “Anata wa sensei desu” atau “Kore wa hon desu”. Ada pula pola kalimat dengan korban desu, yang artinya menyampaikan informasi yang suatu hal hanya dikenal oleh orang lain. Mengenali bentuk dan fungsi pola kalimat dalam penggunaan desu akan membantu Anda lebih mudah dalam menggunakan kata tersebut dalam percakapan sehari-hari.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan