Apa Itu Deus Ex Machina?


Arti Deus Ex Machina dalam Dunia Sinema di Indonesia

Sudah tidak asing lagi bagi para penggemar literatur dan teater jika mendengar istilah Deus Ex Machina atau sering disingkat menjadi D.E.M. Istilah ini berasal dari bahasa Latin yang bermakna “God from the Machine”, di mana seorang dewa biasanya muncul di akhir kisah dan membantu karakter dalam mengatasi masalahnya. Konsep ini telah ada sejak zaman Yunani Kuno, tetapi seiring berjalannya waktu dan pengaruh Barat yang semakin kuat di Indonesia, Deus Ex Machina kini telah menjadi populer di Indonesia.

Dalam konteks seni, Deus Ex Machina disebut sebagai perangkat naratif yang sering digunakan dalam karya sastra maupun teater. Dalam literatur, Deus Ex Machina sering digunakan dalam bentuk karakter supernatural yang muncul secara tiba-tiba dan memberikan solusi atas sebuah masalah yang tengah dihadapi oleh karakter utama. Sedangkan dalam teater, Deus Ex Machina kerap digunakan di akhir cerita untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di atas panggung.

Bagi sebagian orang, penggunaan Deus Ex Machina dalam sebuah karya seni dianggap sebagai hal yang negatif karena dinilai sebagai “jalan pintas” bagi penulis dalam mengakhiri kisah tanpa memberikan solusi yang lebih detail dan kompleks. Namun, bagi beberapa penulis dan pembuat karya seni, penggunaan Deus Ex Machina dinilai sebagai pilihan yang valid agar cerita tersebut tetap menarik perhatian dan menunjukkan sisi kreatif dari si pengarang.

Di Indonesia, penggunaan Deus Ex Machina tidak hanya terlihat dalam karya sastra dan teater, tetapi juga di dalam dunia perfilman. Bahkan bisa dibilang Deus Ex Machina menjadi salah satu unsur penting dalam sinema Indonesia. Karakter-karakter seperti setan, hantu atau makhluk-makhluk lain sering muncul di menit-menit akhir dari sebuah film untuk memberikan solusi atas konflik yang terjadi.

Meskipun banyak kritik yang dilayangkan terhadap penggunaan Deus Ex Machina, kenyataannya adalah penggunaan perangkat tersebut terus eksis di dunia seni Indonesia dan diakui sebagai bagian tak terpisahkan dari kreativitas pengarang dan pembuat karya seni. Terlebih lagi, Dewa atau karakter supernatural seringkali muncul dalam kisah-kisah Indonesia karena memang telah menjadi bagian dari kehidupan dan budaya Indonesia itu sendiri.

Asal Usul Deus Ex Machina


Deus Ex Machina

Deus ex machina adalah istilah dalam dunia seni teater dan film yang merujuk ke teknik membawa karakter atau kejadian yang tidak terduga untuk menyelamatkan situasi yang sulit. Dalam karya seni, teknik ini digunakan untuk mengakhiri cerita yang buntu dan tidak ada jalan keluar. Pada saat itu, dewa atau karakter kuat lain muncul dan memberikan solusi untuk masalah tersebut. Teknik ini telah digunakan sejak zaman kuno dan dapat ditemukan di banyak kebudayaan, termasuk di Indonesia.

Deus ex machina berasal dari perkataan Latin yang berarti “dewa dari mesin”, sebuah refleksi dari cara teknik ini diterapkan dalam teater kuno yunani. Di masa lalu, teater yunani memiliki panggung terbuka dengan langit-langit terbuka di atasnya. Ketika seorang karakter datang untuk masalah yang sulit di atasi, dewa akan muncul dari mesin yang tersembunyi di atas panggung melalui penjelasan ajaib. Saat karakter terkejut dan takjub dengan kemunculan dewa, dewa memberikan solusi untuk mengakhiri masalah tersebut.

Di Indonesia, teknik Deus ex machina telah digunakan dalam seni tradisional seperti wayang dan ketoprak. Dalam wayang, tokoh-tokoh pewayangan sering kali menemukan masalah yang tidak dapat dipecahkan tanpa bantuan dewa atau karakter kuat lainnya. Dewa seperti Batara Guru atau Wisnu muncul di atas panggung dan memberikan nasihat untuk mengakhiri masalah tersebut. Teknik ini juga dapat ditemukan dalam ketoprak, di mana karakter tertentu kadang-kadang membawa dewa dari cerita lain untuk menjelaskan situasi mereka atau memberikan solusi untuk masalah mereka.

Selain itu, teknik ini sering dimanfaatkan dalam film Indonesia, terutama dalam genre horor. Kebanyakan film horor Indonesia menggunakan teknik ini saat tokoh utama dalam situasi putus asa. Deus ex machina muncul dalam bentuk hantu atau entitas misterius yang membantu tokoh utama melepaskan diri dari bahaya atau teka-teki yang mereka hadapi. Meskipun teknik ini telah digunakan selama beberapa dekade dalam seni Indonesia, banyak kritikus merasa ada kelemahan dalam penggunaannya.

Kritikus seni berpendapat bahwa penggunaan teknik Deus ex machina dalam karya seni dapat membuat cerita kehilangan fokus dan alur cerita yang teratur. Ketika karakter terus mendapat bantuan dewa atau karakter kuat lain, ini dapat memengaruhi kemampuan karakter dalam menyelesaikan masalah mereka sendiri. Selain itu, teknik ini juga dianggap sebagai cara mudah untuk menyelesaikan masalah, tanpa memerlukan usaha dari karakter dan kreativitas dari pencipta.

Meskipun ada kritik, Deus ex machina tetap menjadi teknik yang kuat dalam seni Indonesia. Dalam perkembangan seni modern, teknik ini lebih jarang digunakan oleh seniman dan pembuat film Indonesia. Teknik ini masih relevan di era digital saat ini, karena ada beragam cara untuk menciptakan karakteristik dewa dan karakter kuat lain dalam karya seni. Deus ex machina masih dapat menjadi teknik yang efektif untuk memberi kejutan pada penonton dan memberikan solusi untuk masalah yang sulit dipecahkan.

Contoh Penggunaan Deus Ex Machina dalam Sastra


Deus Ex Machina Indonesia

Deus ex machina adalah salah satu teknik sastra yang sering digunakan oleh penulis Indonesia. Teknik ini diterjemahkan sebagai “dewa dari mesin”. dalam istilah sastra, teknik ini digunakan untuk menjelaskan karakter atau situasi dari cerita yang keluar dari kendali atau tampak seperti tidak bisa diarahkan. Dalam cerita, teknik ini menciptakan solusi cepat dan tidak realistis untuk membungkus konflik dan benang merah cerita dengan sempurna. Contoh penggunaan Deus Ex Machina dalam sastra Indonesia adalah sebagai berikut:

Jagat Janani dan Benih/Gypsum

1. Jagat Janani dan Benih/Gypsum
Novel karangan Pramoedya Ananta Toer ini menggambarkan kehidupan masyarakat desa di Jawa Tengah pada saat eksploitasi tanah. Cerita ini bercerita tentang seorang perempuan bernama Dimas Suryo yang manajer unit produksi Benih dan Gypsum. Dia tidak bisa memberikan solusi yang tepat untuk masalah yang dihadapinya. Akhirnya, seorang pria tua yang disembuhkan dari lumpuh sepenuhnya dengan cepat muncul untuk membantunya. Pria tua ini diceritakan sebagai seorang dukun yang memiliki kekuatan khusus. Teknik ini digunakan untuk menyelamatkan karakter utama dari konflik semakin rumit.

Abarabulak

2. Abarabulak
Drama Abarabulak adalah contoh klasik penggunaan teknik deus ex machina. Pembaca dihadapkan dengan situasi tanpa solusi di mana pahlawan adalah dikhianati oleh ribuan musuh. Tiba-tiba, seorang tokoh bernama bapak pembantu datang dari langit, yang memiliki kekuatan super untuk melawan musuh dan memenuhi segala keinginan pahlawan. Teknik ini mengeksploitasi kekuatan dewa dari mesin untuk menyelamatkan sang pahlawan dari konflik yang mustahil di atas panggung.

Ada Apa Dengan Cinta

3. Ada Apa Dengan Cinta
Film Indonesia yang menjadi populer ini juga menggunakan teknik deus ex machina. Akhir film dipaksa untuk berubah secara dramatis dan tiba-tiba ketika salah satu tokoh tak dikenal meminta Cinta untuk kembali bertemu dengan Rangga. Tanpa saya pikirkan panjang, Cinta menuruti permintaannya dan akhirnya berakhir dengan kisah cinta yang bahagia. Teknik ini digunakan untuk membuat penonton merasa senang dan tidak kecewa dengan akhir cerita.

Belenggu Jalan Bie

4. Belenggu Jalan Bie
Kisah cinta Bie dan Nina dalam novel ini menghadapi banyak konflik dan rintangan karena ibu Bie yang tidak menyetujui hubungan mereka. Konflik ini selesai dengan karakter yang tidak diharapkan, Ibunya Bie, tiba-tiba meninggal dunia. Teknik ini digunakan untuk memberikan solusi cepat untuk konflik dan mengakhiri benang merah cerita yang ditekankan sebagai penghalang utama dalam hubungan Bie dan Nina.

Dalam kesimpulannya, penggunaan teknik Deus Ex Machina dalam sastra Indonesia umumnya memberikan kejutan dan solusi yang cepat untuk mengakhiri cerita. Namun, ini juga menunjukkan kelemahan dalam penyelesaian cerita tersebut dan bisa menjadi tidak realistis. Oleh karena itu, harus dipertimbangkan dalam penggunaannya agar tidak mendegradasi kualitas akhir cerita tersebut.

Kritik terhadap Penggunaan Deus Ex Machina dalam Karangan


Deus Ex Machina

Deus Ex Machina adalah teknik penulisan paling tua yang digunakan oleh para penulis untuk menyelesaikan konflik dalam cerita dengan menghadirkan karakter yang memiliki kekuatan luar biasa untuk menyelamatkan situasi yang tidak mungkin diatasi oleh karakter utama sendiri. Namun, penggunaan teknik ini dalam karangan sering dikritik karena dianggap sebagai cara mudah untuk mengakhiri cerita atau mengatasinya. pengembangan plot yang tidak memuaskan dengan menambahkan unsur – unsur yang tidak masuk akal atau terlalu kebetulan. Berikut adalah beberapa kritik terhadap penggunaan Deus Ex Machina dalam karangan:

Jurus Pamungkas yang Klise

Sekalipun Deus Ex Machina menjadi cara penulis untuk menyelamatkan plot yang buntu dan memutarbalikkan konflik dalam cerita, namun teknik ini membuat citra penulis terpengaruh. Penulis yang hanya mengandalkan teknik Deus Ex Machina dianggap kehabisan akal dan daya kreasi. Karena seharusnya penulis harus bisa mengembangkan karakter utama dan membuat keputusan yang realistis dan cerdas dalam mengatasi konflik. Kreativitasmu sebagai penulis diuji dengan bagaimana kamu bisa menyelesaikan cerita dengan cara yang lebih unik dan lebih terkesan. Bukan dengan cara yang sudah digunakan oleh puluhan penulis lainnya yang membuat cerita terlihat bodoh dan tak masuk akal.

Pada Akhirnya Tak Ada Maknanya

Menampilkan tokoh-tokoh atau kejadian luar biasa di akhir cerita hanya untuk menyelesaikan plot yang berkaitan dengan karakter utama dinilai sebagai teknik yang merugikan bagi cerita itu sendiri. Banyak cerita di mana pembaca dijebak pada ekspektasi yang diwarnai misdirection, penemuan baru yang terlalu kilat, atau sosok luar biasa yang muncul pada menit-menit terakhir cerita dan tampaknya tidak ada keterkaitannya dengan apa yang telah dibangun oleh penulis dalam plot. Banyak pembaca yang merasa dikhianati oleh cerita itu sendiri dan merasa cerita yang sebelumnya menarik menjadi sia-sia.

Tidak Organik

Penggunaan Deus Ex Machina dianggap sebagai gagasan terakhir atau titik kulminasi dari plot semua unsur menjadi penting ketika karakter utama telah mencapai puncak kesulitan yang tidak bisa diatas. Dan kalaupun digunakan, penggunaannya harus dilakukan dengan sangat hati-hati agar tidak merusak alur cerita. Karakter luar biasa yang hadir dalam cerita harus diperkenalkan dengan cara yang mantap dan alami, sehingga pembaca masih dapat berhubungan dengannya. Jangan sampai pengenalan karakter baru hanya sebentar dan segera menghancurkan alur cerita yang sudah dirancang sebelumnya.

Menghilangkan Protagonis yang Berarti

Deus Ex Machina cenderung menghilangkan makna dari protagonis dalam cerita dengan cara menghadirkan karakter tambahan yang terlalu kuat dan berhasil menghentikan konflik dalam cerita. Karakter utama sendiri menjadi tidak berarti karena telah menjadi bagian yang mudah diatasi oleh karakter tambahan. Ini sangat merugikan bagi karakter utama yang telah sesuai dengan pengembangan ideal

Sebagai penulis, bagus untuk menghindari menggunakan teknik Deus Ex Machina, namun jika digunakan maka harus diterapkan dengan hati-hati agar tidak merusak plot cerita. Perlu diingat bahwa karakter utama yang mendapatkan semua atensi, pengembangan yang tepat dan membesarkan karaktermu sendiri dapat membawa cerita yang memikat dan terus dikenang oleh pembaca.

Alternatif untuk Menghindari Penggunaan Deus Ex Machina


Alternatif untuk Menghindari Penggunaan Deus Ex Machina

Deus ex Machina mungkin menjadi cara yang mudah untuk menyelesaikan sebuah cerita, namun penggunaannya dapat membuat alur cerita menjadi mudah ditebak dan menghilangkan rasa penasaran dari para pembaca atau penonton. Oleh karena itu, para penulis atau sutradara membutuhkan alternatif lain untuk menghindari penggunaan Deus Ex Machina dalam cerita mereka.

Berikut ini adalah beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk menghindari penggunaan Deus Ex Machina:

1. Rencanakan Alur Cerita dengan Baik

Sebelum menulis sebuah cerita, sebaiknya para penulis merencanakan alur ceritanya dengan baik. Dengan merencanakan alur cerita, para penulis dapat menghindari penggunaan Deus Ex Machina dan menjamin bahwa semua pihak dalam cerita menerima akibat dari perbuatan mereka.

2. Tingkatkan Karakter dalam Cerita

Karakter yang baik merupakan faktor penting dalam cerita, sehingga para penulis harus memperhatikan cara mengembangkan karakter dan memastikan bahwa semua tindakan dan keputusan yang diambil oleh karakter sesuai dengan kepribadian mereka. Dengan demikian, keputusan yang diambil oleh karakter dalam cerita dapat membantu dalam pengembangan alur cerita.

3. Rancang Plot yang Kompleks

Plot yang kompleks dapat membuat sebuah cerita menjadi lebih menarik. Para penulis dapat menambahkan beberapa konflik atau masalah dalam cerita, dalam hal ini, plot akan memiliki beberapa pilihan yang mungkin terjadi di masa depan cerita.

4. Berikan Kemampuan Berpikir pada Pembaca

Para penulis dapat memberikan kesempatan pada para pembaca untuk berpikir dan menebak apakah pihak yang berdampak atas plot akan melakukan sesuai dengan harapan. Hal ini dapat membantu meningkatkan ketertarikan pembaca pada cerita dan membantu membentuk figure karakteristik dalam cerita.

5. Buat Twist Ending yang Terduga

Twist ending yang tidak diduga dapat membuat sebuah cerita menjadi lebih menarik. Dalam hal ini, twist yang terjadi tidak terduga dan memberikan pemirsa secara mendalam sebuah penyampaian pesan moral yang besar. Sebagai contoh, pada film “The Game” (1997), twist yang terjadi membuat pemirsa begitu terkejut dan kebingungan terhadap apa yang sebenarnya terjadi di akhir film, namun twist tersebut memberikan keajaiban penyampaian pesan yang jelas dari penulis.

Dengan 5 alternatif diatas, para penulis atau sutradara cerita di Indonesia dapat lebih kreatif untuk tidak menggunakan Deus ex Machina dalam karya mereka. Terlepas dari itu, hal itu akan semakin mempengaruhi karya mereka menjadi lebih orisinil dan kental dengan etos lokal Indonesia.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan