Bandar Kripto Apes, Rp 187 Triliun Menguap dalam 2 Bulan

kabinetrakyat.com – Raksasa bandar kripto, Binance, dilaporkan kehilangan hingga US$12 miliar atau Rp 187 triliun. Ini terjadi tak lama setelah pesaing mereka, FTX, mengalami keruntuhan parah akhir tahun lalu.

Forbes melaporkan arus penarikan aset kripto dari platform Binance semakin cepat. Berdasarkan data dari Defillama, pelanggan menarik hingga US$360 juta (Rp 5,6 triliun)pada hari Jumat, dikutip Selasa (10/1/2023).

Sementara itu, data lain dari Nansen pada 13 Desember 2022, Binance kehilangan US$3 miliar (Rp 46,7 triliun) aset selama seminggu sebelumnya. Angka tersebut sekitar 4% dari total aset perusahaan kala itu.

Namun berdasarkan laporan Forbes, Binance kehilangan aset yang jauh lebih besar. Pada hari yang sama saat CEO Changpeng Zhao meremehkan laporan Nansen, asetnya anjlok 15% atau seperempat aset Binance selama kurang dari dua bulan.

Kehilangan Kepercayaan

Meski Zhao memastikan situasi saat ini lebih stabil, namun nampaknya investor tak termakan ucapan manis itu. Forbes menuliskan kurangnya kepercayaan tersebut terlihat pada kinerja dua token perusahaan, Binance Coin (BNB) dan Binance USD (BUSD).

BNB dilaporkan anjlok 29% dalam dua bulan. Forbes memperkirakan ada 29 juta token tersisa di Binance atau 51% lebih sedikit dari yang dilaporkan Binance dua bulan lalu pada 10 November 2022.

Sedangkan BUSD mengalami penurunan yang cukup parah. Berdasarkan laporan Forbes, stablecoin itu amblas hingga 40%.

Zhao sendiri diketahui ikut berkontribusi pada keruntuhan FTX. Bulan November lalu, dia mengumumkan rencana menjual kepemilikan token FTX yang kemudian bernilai US$580 juta (Rp 9 triliun).

Dia beralasan penjualan itu berdasarkan ‘fakta baru-baru ini yang terungkap’. Zhao juga diketahui akan menyelamatkan FTX namun akhirnya batal dengan alasan masalah perusahaan di luar kendali Binance untuk membantu.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan