Bukan Covid-19, Tetapi Tingginya Kasus HIV/AIDS di Nganjuk Mencemaskan, KPAD Gencarkan Pencegahan

SURYA.CO.ID, NGANJUK – Bukan Covid-19, melainkan penyebaran HIV/AIDS yang sekarang menebar kecemasan di Kabupaten Nganjuk. Dari catatan Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Nganjuk, jumlah penderita HIV/AIDS di Nganjuk sudah mencapai 1.554 orang dan dinilai mengkhawatirkan.

Karena itu KPAD pun gencar melakukan sosialisasi menekan angka penularan HIV/AIDS. Perwakilan KPAD Kabupaten Nganjuk, Triono A Wahyudi mengatakan, KPAD mengapresiasi kegiatan jambore ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) Provinsi Jawa Timur.

Dengan kegiatan tersebut diharapkan akan mampu merubah perilaku, dari beresiko menularkan HIV menjadi berperilaku aman. “Berperilaku aman maksudnya membatasi untuk tidak gonta-ganti pasangan seksual, juga memakai kondom,’ kata Triono, Minggu (7/8/2022).

Karena itu, dikatakan Triono, KPAD berkolaborasi dengan Dinkes Nganjuk dan KDS Spirit Pelangi Nganjuk dalam melakukan sosialisasi bahaya HIV/AIDS. “Untuk itu, kami harap peserta sosialisasi bahaya HIV/AIDS dari kelompok resiko tinggi dan komunitas ODHA bisa ikut berperan dalam pencegahan penyebaran penyakit HIV/AIDS,” ucap Triono.

Sementara Perwakilan KDS Spirit Pelangi Nganjuk, Trisna mengatakan, kegiatan sosialisasi yang digelar bersama KPAD, Dinkes, KDS Spirit Pelangi sangat efektif untuk bisa menekan jumlah penularan di Nganjuk.

“Kebetulan dari kelompok resiko tinggi (gay, waria, PSK dan IDU) mengikuti kegiatan. Tentunya target dari tujuan digelarnya sosialisasi ini kami harap bisa tercapai,” kata Trisna.

Selain kelompok resiko tinggi tersebut, ungkap Trisna, ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) serta KDS (Kelompok Dukungan Sebaya) juga turut bergabung dengan kegiatan yang juga merupakan rangkaian Jambore ODHA Jawa Timur.

Sedangkan Kabid P2PL Dinkes Nganjuk, IK Wijayadi mengatakan, pihaknya berharap adanya pemanfaatan jejaring kesehatan untuk pencegahan penyebaran HIV/AIDS. Di mana jejaring kesehatan pengelola Program HIV/AIDS itu terdiri dari seluruh puskesmas di Kabupaten Nganjuk, RSU Nganjuk, RSI Aisyiah Nganjuk, RSUD Kertosono, RS Bhayangkara, serta Komunitas Resti (Resiko Tinggi).

“Kami pun berharap dengan adanya kolaborasi antar jejaring kesehatan di Kabupaten Nganjuk menjadikan penyebaran HIV/AIDS bisa ditangani dengan baik dan pencegahan bisa dilakukan,” tutur Wijayadi. ****


Artikel ini bersumber dari surabaya.tribunnews.com.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan