Ekspor Tiongkok Kembali Bangkit di Juni 2022

Beijing: Ekspor Tiongkok bergerak naik pada laju tercepat dalam lima bulan pada Juni karena pabrik-pabrik bangkit setelah pencabutan penguncian covid-19. Akan tetapi perlambatan tajam dalam impor, wabah virus baru, dan pandangan global yang semakin gelap menunjukkan jalan bergelombang ke depan bagi ekonomi.
 
Analis mengatakan kebangkitan kembali ekspor mencerminkan berkurangnya gangguan rantai pasokan dan kemacetan pelabuhan yang menghantam ekonomi terbesar kedua di dunia itu pada musim semi. Hal tersebut ketika pemerintah meluncurkan penguncian yang meluas.
 
Data bea cukai resmi menunjukkan ekspor pada Juni naik 17,9 persen dari tahun sebelumnya dan merupakan pertumbuhan tercepat sejak Januari. Kondisi itu dibandingkan dengan kenaikan 16,9 persen pada Mei dan lebih dari ekspektasi analis untuk kenaikan 12,0 persen.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Lonjakan ini mencerminkan berkurangnya gangguan rantai pasokan yang keluar dari penguncian dan, yang paling penting, lebih sedikit kemacetan di pelabuhan,” kata Ekonom Senior Capital Economics Julian Evans-Pritchard, dilansir dari The Business Times, Selasa, 19 Juli 2022.

Ekspor komputer, produk baja, dan otomotif berkontribusi pada pertumbuhan yang kuat. Tiongkok mengekspor 248 ribu kendaraan pada Juni, naik 30,5 persen dari tahun sebelumnya. Namun, para ekonom mengatakan kekuatan ekspor kemungkinan memudar karena kenaikan suku bunga global untuk mengendalikan inflasi mulai melemahkan permintaan.
 
Ancaman pembatasan pandemi lebih lanjut di dalam negeri juga menghantui bisnis dan rumah tangga Tiongkok. Sementara perang Ukraina telah memberikan tekanan baru pada rantai pasokan dunia dan meningkatkan biaya operasional eksportir.
 
Juru Bicara Administrasi Umum Kepabeanan Li Kuiwen menjelaskan perdagangan luar negeri Tiongkok masih menghadapi ketidakstabilan dan ketidakpastian. Kepala Ekonom Pinpoint Asset Management Zhiwei Zhang menambahkan saat perdagangan luar negeri terus menjadi mesin ekonomi dengan kinerja terbaik, tapi prospek menunjukkan adanya jalan bergelombang.
 
“Karena permintaan di negara-negara maju beralih ke jasa dari barang, pertumbuhan ekspor yang kuat mungkin tidak berkelanjutan di paruh kedua tahun ini. Wabah (covid) saat ini di Shanghai dan beberapa kota lain kembali menimbulkan ketidakpastian pada pemulihan ekonomi di kuartal ketiga,” pungkas Zhang.
 

(ABD)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan