Harga Minyak Dunia Kembali Rebound

New York: Harga minyak naik lebih dari USD5 pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Hal ini didorong oleh melemahnya dolar AS dan ekspektasi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga secara agresif.
 

Minyak mentah berjangka brent untuk pengiriman September melonjak USD 5,11 atau 5,1 persen menjadi USD106,27 per barel, setelah terangkat 2,1 persen pada Jumat, 15 Juli 2022. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Agustus ditutup naik USD5,01 atau 5,1 persen menjadi USD102,60 per barel setelah naik 1,9 persen di sesi sebelumnya.
 
Dua pejabat The Fed mengindikasikan bank sentral kemungkinan hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada pertemuan 26-27 Juli. Laporan sebelumnya bahwa Fed sedang mempertimbangkan keputusan 100 basis poin mengirim pasar lebih rendah akhir pekan lalu.
 
Dolar AS mundur dari tertinggi multi-tahun pada Senin, 18 Juli 2022, mendukung harga-harga komoditas. Dolar yang lebih lemah membuat komoditas berdenominasi dolar AS  lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.





Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


“Kemajuan kuat hari ini sebagian besar dihasilkan dari pelemahan dolar AS yang cukup besar dan berbasis luas yang telah memberikan pendorong utama di balik perubahan harga minyak harian selama beberapa minggu terakhir,” kata Presiden Ritterbusch and Associates LLC Jim Ritterbusch dikutip dari Antara, Selasa, 19 Juli 2022.
 
Baik Brent maupun WTI pekan lalu mencatat penurunan mingguan terbesar mereka dalam waktu sekitar satu bulan.
 
Pasokan minyak tetap ketat. Seperti yang diperkirakan, perjalanan Presiden AS Joe Biden ke Arab Saudi tidak menghasilkan janji apa pun dari produsen utama OPEC untuk meningkatkan pasokan minyak. Biden ingin produsen minyak Teluk meningkatkan produksi untuk membantu menurunkan harga minyak.
 
Monopoli ekspor gas Rusia Gazprom menyatakan force majeure pada pasokan gas ke Eropa untuk setidaknya satu pelanggan utama, menurut surat yang dilihat oleh Reuters, berpotensi meningkatkan konflik antara Moskow dan Eropa.
 
Itu menambah dukungan pada harga minyak, karena para pedagang melihatnya berpotensi sebagai pendahulu dari tindakan Rusia untuk menggunakan energi sebagai senjata.
 
“Risiko jelas lainnya adalah bahwa Rusia akan lebih jauh memangkas pasokan energi ke Eropa untuk mencoba menaikkan biaya mendukung (perang) Ukraina,” kata Kepala Strategi Komoditas Global di RBC Capital Markets Helima Croft.
 

(SAW)

Artikel ini bersumber dari www.medcom.id.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan